Sedikit info, pada Minggu, 27 Agustus, saya berkesempatan menghadiri sebuah acara menarik yang diadakan oleh Kompasiana dan Kompas.com dengan tema 'Road to Generasi Zuper, Tak Terjebak Jadi Sarjana Insecure'.
Kombinasi dari 'Jernih Memilih (Kompas.com) X Cerita Pemilih (Kompasiana)'. Acara tersebut mendatangkan beberapa bintang tamu yang cukup ternama, antara lain Ernest Prakasa, Andhika Sudarman, dan Prof. Nizam, yang saat ini menjabat sebagai PLT Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi.
Pada segmen pertama, Ernest Prakasa dan Andhika Sudarman berbagi pengalaman mengenai perjalanan kuliah mereka. Mereka menuturkan bahwa jalan kuliah yang mereka tempuh tidaklah mulus seperti yang banyak orang pikirkan.Â
Ada banyak rintangan dan lika-liku yang harus mereka hadapi. Namun, satu pesan yang mereka tekankan adalah bahwa durasi kuliah, entah itu cepat atau lama, bukanlah sebuah ukuran keberhasilan atau kegagalan.Â
Hal tersebut bukanlah nilai lebih atau hambatan. Hal yaang terpenting adalah bagaimana kita, sebagai mahasiswa, memanfaatkan waktu tersebut untuk mengumpulkan pengalaman sebanyak mungkin.
Mereka berdua sepakat bahwa, baik lulus cepat atau kuliah lama, keduanya memiliki nilai masing-masing. Pengalaman yang didapatkan selama berkuliahlah yang nantinya akan menjadi bekal kita dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.Â
Oleh karena itu, bagi para mahasiswa, yang terpenting bukanlah seberapa cepat kita menyelesaikan kuliah, melainkan seberapa banyak pengalaman dan ilmu yang kita dapatkan selama berada di bangku perkuliahan.
Memang, setiap pilihan ada konsekuensinya. Lulus cepat mungkin membawa kita ke pintu dunia kerja lebih cepat, tapi jangan lupa bahwa banyak hal berharga yang bisa dimanfaatkan saat kita memiliki segudang pengalaman sebelum lulus.
***
Jadi, apapun pilihanmu, pastikan itu adalah pilihan terbaik untuk masa depanmu. Lulus cepat atau lama, yang terpenting adalah kita mendapatkan esensi dari pendidikan dan pengalaman yang berharga.Â