Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Cinta Melulu", Kritik ERK pada Kultur Pop yang Melulu Soal Cinta

25 Agustus 2023   10:38 Diperbarui: 25 Agustus 2023   10:47 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Efek Rumah Kaca. (Ilustrasi oleh Benedictus Adithia)

Lagu "Cinta Melulu" oleh Efek Rumah Kaca secara tajam mencerminkan kondisi pasar dan industri musik pop arus utama di era 2000-an. 

Pada masa tersebut, dominasi alunan musik balada melayu yang bercerita tentang cinta mendominasi panggung musik lokal di Indonesia. 


Kendati mampu meraih kesuksesan komersial, naratif yang seragam ini akhirnya menimbulkan kejenuhan di kalangan pendengar dan musisi. 

Pertanyaan mendasar pun muncul, yakni mengapa situasi tersebut dapat terjadi?

Dinamika Industri Musik Pop

ERK saat tampil di Cherrypop Fest. (Instagram/@sebelahmata_erk)
ERK saat tampil di Cherrypop Fest. (Instagram/@sebelahmata_erk)

Pada periode tersebut, pasar dan industri musik pop lokal terus membanjiri masyarakat dengan komposisi musik bertema cinta. 

Kehadiran berulang dari lagu-lagu sejenis ini kemungkinan dihasilkan oleh ekosistem industri yang terlalu berorientasi pada hasil finansial, yang pada gilirannya membentuk selera masyarakat terhadap jenis musik tertentu. 

Hal ini mendorong para musisi untuk menghasilkan lagu-lagu cinta agar sesuai dengan preferensi pasar yang menginginkan lagu dengan tema tersebut. 

Fenomena ini menciptakan dinamika dua arah di mana selera pendengar memengaruhi tren yang berkembang, sementara karya para musisi juga memengaruhi preferensi pendengar.

Perkembangan teknologi, seperti platform streaming, serta akses informasi yang semakin meluas, telah merubah peta industri musik pop arus utama di Indonesia. 

Era kontemporer ini memunculkan pertanyaan esensial, yakni apakah tema "Cinta Melulu" masih relevan di tengah perubahan zaman dan preferensi pendengar.

Tema cinta merupakan aspek yang sulit dilepaskan dari dunia musik, karena cinta adalah fenomena universal yang dirasakan oleh semua manusia. 

Industri musik telah mengalami transformasi yang mencolok, dengan munculnya variasi yang lebih kaya dalam hal genre dan naratif. 

Kendati banyak band dan musisi saat ini berupaya menghindari lagu-lagu cinta yang klise, tema cinta tetap memiliki tempat yang signifikan dan dapat diekspresikan dengan berbagai cara.

Perubahan dalam Identitas Baru

ERK saat tampil di Cherrypop Fest. (Instagram/@sebelahmata_erk)
ERK saat tampil di Cherrypop Fest. (Instagram/@sebelahmata_erk)

Nama-nama baru seperti Tulus, Danilla, Hindia, Kunto Aji, Pamungkas, RAN, Maliq, dan HIVI! telah menjadi wajah baru industri musik pop. 

Mereka membawa nuansa dan pendekatan yang berbeda dalam mengolah lagu-lagu cinta, yang menghidupkan kembali pemandangan musik pop Indonesia.

Meskipun tema cinta tetap relevan, pendekatan yang baru dalam penyampaian telah mengubah cara pandang terhadap lagu-lagu cinta. 

Eksperimen dalam aransemen musik, penggunaan kata-kata yang kreatif, serta eksplorasi beragam aspek cinta, telah membantu meremajakan pesan cinta dalam musik.

Pentingnya Kreativitas dan Inovasi

Dalam menghadapi era pop yang semakin beragam, kreativitas dan inovasi menjadi poin kunci. 

Musisi dan produser harus berkolaborasi untuk menciptakan karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan nilai artistik dan pesan yang mendalam. 

Hal ini membuka peluang bagi penemuan suara dan gaya baru, yang dapat mempertahankan minat pendengar terhadap tema cinta tanpa merasa monoton.

Penyelamatan dari Kejenuhan Cinta

Dalam menghadapi berbagai naratif cinta, musisi kini memiliki tanggung jawab untuk merancang penyampaian yang berbeda dan menarik. 

Pemilihan kata-kata yang tepat, eksperimen dengan genre musik yang beragam, dan pendekatan inovatif terhadap penyampaian pesan cinta, semuanya merupakan upaya untuk menyelamatkan tema cinta dari kejenuhan.

Refleksi atas Narasi Cinta

Karya musik seperti "Cinta Melulu" mengajarkan pentingnya refleksi atas narasi cinta yang hadir dalam industri musik. 

Apakah narasi ini masih sesuai dengan perkembangan masyarakat dan dinamika budaya saat ini? 

Pertanyaan ini penting untuk dijawab agar musik tetap menjadi cerminan yang akurat dari dunia di sekitar kita.

***

Dalam perjalanan panjang dari era "Cinta Melulu" hingga masa kontemporer seperti sekarang, narasi cinta dalam industri musik pop Indonesia telah mengalami evolusi yang signifikan. 

Transformasi ini menggambarkan daya adaptasi industri musik terhadap perubahan zaman dan preferensi pendengar. 

Meskipun tema cinta tetap abadi, pendekatan yang kreatif dan inovatif telah membantu menjaga kesegaran dan relevansi narasi cinta dalam dunia musik. 

Dengan terus menerus merenungkan narasi cinta dan menjaga integritas seni, industri musik akan terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun