Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Akankah Perpres Jurnalisme Berkualitas Menjadi Sarana Kapitalisme?

3 Agustus 2023   19:40 Diperbarui: 3 Agustus 2023   19:53 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aturan yang menyebutkan bahwa perusahaan platform digital tidak boleh mengindeks atau menampilkan konten jurnalistik yang merupakan hasil daur ulang tanpa izin dapat mempersulit kreator dalam menjangkau keterbacaannya di mesin pencari seperti Google. 

Jika diterapkan, para kreator yang berbasis teks harus mencari cara untuk tetap terindeks di halaman hasil mesin pencari (SERP) menggunakan teknik SEO dan memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan.

"A Solution is Just a New Problem"

Melihat permasalahan ini saya malah terjebak dalam paradoks ini. Bukankah memang tugas pers itu menyajikan informasi yang sesuai dengan fakta? Bukankah tugas pers adalah melawan hoaks dengan berita-berita yang kredibel?

Saya paham mungkin peraturan ini dibuat untuk juga membatasi informasi-informasi yang tidak benar, dikategorikan sebagai hoaks, misinformasi atau disinformasi.

Namun, apa memang harus mengorbankan jurnalisme warga? di mana konsep ini juga masuk ke dalam konteks jurnalisme. Bagaimana dengan nasib para kreator-kreator kecil? Baik di media alternatif atau selain media arus utama lainnya?

Jangan sampai "a solution is just a new problem." 

Perlu adanya definisi yang jelas dalam setiap bait dalam regulasi tersebut, sehingga pemahaman publik yang didapatkan bisa maksimal. Dan juga, jangan sampai regulasi ini malah tumpang tindih dengan regulasi lain seperti kebebasan berekspresi, kebebasan berpendapat, dll.

***

Draf Rancangan Perpres Jurnalisme Berkualitas, di sini!

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun