Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stigma Tak Nasionalis pada Mereka yang Pindah Kewarganegaraan

18 Juli 2023   22:41 Diperbarui: 18 Juli 2023   22:52 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menunggu peswat. - Photo by Marco Lpez on Unsplash   

Disclaimer: artikel ini dibuat sebagai anti-thesis dari hegemoni ultranasionalis yang berkembang di negeri ini. Mohon pahami konteks artikel secara substantif.

"Dasar tak nasionalis!", begitu kata mereka kepada WNI yang berpindah kewarganegaraan.

Ya, ucapan lainnya mungkin tak sefrontal kata-kata di atas. Namun, maknanya tetap sama.

Banyak dari kita yang menganggap bahwa keberpindahan WNI yang sedang tren terjadi saat ini sebagai perwujudan sikap yang tak nasionalis.

Jujur, saya agak risih dengan kelakar-kelakar menghujat seperti itu. Pasalnya tak semua dari kita tahu mengapa dan bagaimana mereka bisa berpikir untuk pindah kewarganegaraan.

Pertanyaan selanjutnya, apakah mereka salah untuk berpindah kewarganegaraan? Ataukah selama ini kita yang lupa untuk sadar diri, bahwa masih banyak kekurangan.

Siapa diri kita menganggap bahwa kita lebih nasionalis dibanding orang lain? Hal yang perlu dilakukan bukanlah berkutat pada fenomena dan menyalahkan subjek.

Namun, harus ada langkah pembenahan dari kita untuk permasalahan ini. Kenapa saya sebut "kita"?

Bukan hanya pemerintah, tapi juga kita sebagai rakyat yang mampu memberikan rasa memiliki satu sama lain.

Latar Belakang

Data perpindahan WNI ke Singapura sepanjang 2019-2023. Sumber: Tangkapan layar dari Katadata
Data perpindahan WNI ke Singapura sepanjang 2019-2023. Sumber: Tangkapan layar dari Katadata

Mengutip detikFinance dari detikcom "Daya Tarik Singapura yang Bikin Ribuan Mahasiswa RI Pindah Kewarganegaraan".

Perpindahan warga negara Indonesia (WNI) ke Singapura terus meningkat sepanjang periode 2019-2023. 

Menurut Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Silmy Karim, sekitar 1.000 orang WNI menjadi warga negara Singapura setiap tahun. 

Mayoritas dari mereka yang melakukan perpindahan tersebut berusia produktif, yakni antara 25-35 tahun.

Data yang diterima oleh detikcom menunjukkan bahwa jumlah WNI yang pindah menjadi warga negara Singapura mencapai puncaknya pada tahun 2022, dengan jumlah sebanyak 1.091 orang. 

Pada tahun 2021, jumlah WNI yang melakukan perpindahan tersebut mencapai 1.070 orang.

Angka tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, jumlah WNI yang pindah menjadi warga negara Singapura sebanyak 811 orang, sementara pada tahun 2019 jumlahnya mencapai 940 orang.

Pada tahun 2023, hingga bulan April, tercatat sebanyak 329 orang WNI yang pindah menjadi warga negara Singapura. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang mencapai 286 orang.

Faktor Keberpindahan

Salah satu faktor yang mungkin menyebabkan peningkatan ini adalah persaingan untuk mendapatkan peluang pendidikan dan pekerjaan di Singapura yang lebih baik. 

Singapura dikenal sebagai salah satu pusat pendidikan dan pusat bisnis yang menarik di Asia. 

Banyak mahasiswa Indonesia yang memilih untuk melanjutkan pendidikan mereka di Singapura dan kemudian memutuskan untuk tinggal dan bekerja di sana setelah menyelesaikan studi mereka.

Perpindahan WNI ke Singapura juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor lainnya, termasuk kesempatan kerja yang lebih baik, fasilitas kesehatan yang lebih baik, dan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi di Singapura.

Perpindahan WNI ke Singapura yang terus meningkat ini menunjukkan bahwa banyak WNI yang melihat Singapura sebagai tempat yang menjanjikan untuk mencapai kesuksesan dan memperoleh peluang yang lebih baik dalam berbagai bidang. 

Di sisi lain, fenomena ini juga menunjukkan pentingnya pemerintah Indonesia untuk memperhatikan dan memperbaiki kondisi di dalam negeri guna mengurangi jumlah WNI yang memilih untuk meninggalkan tanah air.

Hipotesis

Bukan lagi saatnya untuk menyalahkan satu dengan yang lain. Mari berkaca dari kejadian yang sudah-sudah.

Kini saatnya untuk kita (baik masyarakat maupun lembaga pemerintahan) untuk salaing berbenah. Statement ini mungkin bagi sebagain orang merupakan sebuah utopia.

Namun, membangun sebuah kenyataan berawal dari sebuah mimpi dan harapan. Bukan berarti hal tersebut tidak akan tercapai, melainkan sebuah keniscayaan.

Sebagai masyarakat Indonesia yang penuh dengan rasa toleran. Ada baiknya kita juga menciptakan iklim sosial yang aman dan nyaman.

Belajar mencoba memahami dari sudut pandang orang lain. Apa yang selama ini kita anggap baik, bagi orang lain itu belum tentu.

Jangan lupa untuk terus membangun rasa memiliki juga gotong royong. Seperti Pancasila, sebagai cara hidup orang Indonesia!

Note: Perspektif dan solusi yang saya berikan tidak mewakili siapapun, saya menempatkan diri sebagai masyarakat. Bukan tugas dan tanggung jawab saya sepenuhnya dalam menghadirkan program atau solusi akan permasalahan tersebut.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun