Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stigma Tak Nasionalis pada Mereka yang Pindah Kewarganegaraan

18 Juli 2023   22:41 Diperbarui: 18 Juli 2023   22:52 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menunggu peswat. - Photo by Marco Lpez on Unsplash   

Perpindahan WNI ke Singapura juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor lainnya, termasuk kesempatan kerja yang lebih baik, fasilitas kesehatan yang lebih baik, dan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi di Singapura.

Perpindahan WNI ke Singapura yang terus meningkat ini menunjukkan bahwa banyak WNI yang melihat Singapura sebagai tempat yang menjanjikan untuk mencapai kesuksesan dan memperoleh peluang yang lebih baik dalam berbagai bidang. 

Di sisi lain, fenomena ini juga menunjukkan pentingnya pemerintah Indonesia untuk memperhatikan dan memperbaiki kondisi di dalam negeri guna mengurangi jumlah WNI yang memilih untuk meninggalkan tanah air.

Hipotesis

Bukan lagi saatnya untuk menyalahkan satu dengan yang lain. Mari berkaca dari kejadian yang sudah-sudah.

Kini saatnya untuk kita (baik masyarakat maupun lembaga pemerintahan) untuk salaing berbenah. Statement ini mungkin bagi sebagain orang merupakan sebuah utopia.

Namun, membangun sebuah kenyataan berawal dari sebuah mimpi dan harapan. Bukan berarti hal tersebut tidak akan tercapai, melainkan sebuah keniscayaan.

Sebagai masyarakat Indonesia yang penuh dengan rasa toleran. Ada baiknya kita juga menciptakan iklim sosial yang aman dan nyaman.

Belajar mencoba memahami dari sudut pandang orang lain. Apa yang selama ini kita anggap baik, bagi orang lain itu belum tentu.

Jangan lupa untuk terus membangun rasa memiliki juga gotong royong. Seperti Pancasila, sebagai cara hidup orang Indonesia!

Note: Perspektif dan solusi yang saya berikan tidak mewakili siapapun, saya menempatkan diri sebagai masyarakat. Bukan tugas dan tanggung jawab saya sepenuhnya dalam menghadirkan program atau solusi akan permasalahan tersebut.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun