Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jurnalisme Data: Sejarah, Peran dan Fungsinya dalam Masyarakat

21 Juni 2023   12:00 Diperbarui: 21 Juni 2023   12:10 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era digital yang semakin maju, jumlah data yang dihasilkan setiap hari semakin bertambah. Hal ini memberikan peluang besar bagi industri jurnalisme untuk memanfaatkan data tersebut dalam menyajikan berita yang lebih mendalam dan berbobot. 

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep jurnalisme data, mulai dari pengertian, sejarah singkat, peran dan fungsinya di masyarakat.

Jurnalisme Data Adalah

Jurnalisme data adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis, dan menyiapkan informasi digital dengan maksud untuk dipublikasikan secara jurnalistik. Jurnalisme data juga merupakan bentuk khusus dari liputan investigasi yang menggunakan data dan alat statistik untuk menghasilkan laporan yang disajikan secara visual (Maulid, 2022).

Antonopoulos dan Karyotakis menggambarkan jurnalisme data sebagai metode untuk menyusun laporan yang memberikan pemahaman yang lebih dalam dan menyoroti data yang relevan terkait isu-isu terkini. Laporan tersebut disampaikan melalui konten interaktif seperti tabel, grafik, infografis, dan lainnya (Merskin, 2020).

Jurnalisme data merupakan bentuk jurnalisme di mana wartawan menggunakan sejumlah besar data dalam pembuatan berita. Dalam konteks ini, data numerik memiliki peranan penting dalam produksi berita. Data bisa menjadi sumber informasi bagi jurnalisme data, atau dapat digunakan sebagai alat untuk menggambarkan sebuah peristiwa. 

Untuk menciptakan berita semacam itu, kolaborasi antara wartawan dengan profesional dalam bidang desain, ilmu komputer, dan statistik diperlukan. Dengan menggunakan visualisasi data, wartawan dapat membantu menceritakan kisah yang terkandung dalam data tersebut (Mardatila, 2022).

Sejarah Singkat

Laporan pertama mengenai jurnalisme data muncul pada tahun 1821 melalui artikel The Guardian yang memuat informasi mengenai sekolah-sekolah di Manchester, termasuk biaya yang diperlukan dan jumlah murid yang terdaftar di masing-masing sekolahnya (Rogers, 2011).

Pada tahun 1858, terdapat sebuah laporan yang disertai dengan grafik yang diterbitkan oleh The Guardian (Rogers, 2021a). Laporan tersebut merupakan karya Florence Nightingale yang memberikan gambaran mengenai situasi para tentara Inggris pada tahun 1858 (Rogers, 2021b).

Istilah "Jurnalisme Data" pertama kali diperkenalkan oleh seorang komentator politik bernama Ben Wattenberg pada pertengahan tahun 1960 (Langer, 2015). Pada sekitar tahun 1970, seorang jurnalis bernama Philip Mayer, yang bekerja di Detroit Free Press, mulai melakukan analisis data dalam jurnalisme untuk meningkatkan pelaporan tentang kerusuhan yang terjadi saat itu. 

Setelah itu, Mayer menerbitkan buku berjudul "Precision Journalism" yang membahas tentang penggunaan teknik analisis data dalam jurnalisme. Konsep jurnalisme presisi ini kemudian menjadi dasar ilmu jurnalisme data (Gray, 2012) .

Pada akhir tahun 1980-an, terjadi peristiwa yang mendorong penggunaan komputer dalam pelaporan. National Institute for Computer Assisted Reporting (NICAR) didirikan setelah seorang jurnalis bernama Bill Dedman dari The Atlanta Journal-Constitution memenangkan penghargaan melalui pemberitaan yang menggunakan teknik Computer Assisted Reporting (CAR)(IRE & NICAR, 2020).

Hingga akhir abad ke-20, jurnalisme data masih terkait dengan penggunaan teknik CAR. Pada akhir tahun 2000-an, penggunaan jurnalisme data secara resmi dicatat ketika The Guardian meluncurkan datablog pada Maret 2009 (Rogers, 2011).

Peran Jurnalisme Data

Jurnalisme data memainkan peran yang krusial dalam pengolahan data yang ada. Dalam jurnalisme data, dapat ditemukan hubungan-hubungan yang tidak terlihat secara langsung antara aktivitas sehari-hari individu dengan isu-isu yang sedang berlangsung. 

Dukungan teknologi mempermudah para jurnalis dalam mengolah data menjadi informasi yang masuk akal dan memiliki nilai penting untuk diketahui (Gatra, 2022).

Namun, penting untuk diimbangi dengan kemampuan objektif dan keahlian dalam menganalisis data ketika menghadapi fakta-fakta yang tersebar. Jika tidak, informasi yang tidak teratur tersebut dapat disalahgunakan dan berpotensi merugikan masyarakat.

Tujuan dari jurnalisme data adalah mengumpulkan, menyaring, dan memvisualisasikan peristiwa yang sedang terjadi dengan upaya meningkatkan nilai informasi yang disampaikan (Mardatila, 2022) .

Jurnalisme data juga berperan dalam memerangi hoaks, karena melalui data, validitas informasi dalam media massa dapat diuji. Selain bagi para jurnalis, jurnalisme data memiliki peran penting bagi masyarakat karena dapat membantu dalam penyebaran informasi yang lebih akurat dan faktual.

Dengan meningkatkan kualitas berita dan mengurangi penyebaran hoaks, jurnalisme data membantu masyarakat memperoleh informasi yang lebih akurat, mendorong kritisisme masyarakat, membantu jurnalis dalam memverifikasi dan memvalidasi informasi yang diterima, serta menyampaikan informasi dengan cara yang lebih mudah dipahami dan menarik bagi pembaca (Widiantara, 2021).

Jenis-jenis Jurnalisme Data

Terdapat banyak contoh penerapan Jurnalisme data dalam kehidupan sehari-hari. Berikut, tiga contoh teknik yang menarik dalam menceritakan data, yaitu Jurnalisme data kuantitatif, Jurnalisme data kualitatif, dan Jurnalisme data visual (Maulid, 2022).

Jurnalisme Data Kuantitatif

Jurnalisme data kuantitatif merupakan bentuk jurnalisme yang fokus pada data dan angka. Hal ini terutama ditemukan dalam publikasi digital seperti The Guardian, Fast Company, dan Quartz. 

Jurnalisme data kuantitatif membutuhkan pemahaman yang kuat dalam angka dan penggunaan perangkat lunak analisis statistik seperti Excel, SPSS, dan perangkat lainnya (Maulid, 2022).

Manfaat penggunaan jurnalisme data kuantitatif adalah sebagai berikut:

  • Semua informasi didasarkan pada angka dan fakta, bukan hanya kata-kata semata.
  • Membantu organisasi dalam mengidentifikasi preferensi konsumen, melakukan riset pasar, menganalisis tren, dan tugas-tugas lainnya.
  • Lebih mudah dipahami, dianalisis, dan diinterpretasikan.
  • Dapat menggunakan model statistik untuk membahas isu-isu terkini.
  • Tidak memerlukan keahlian khusus atau latar belakang pendidikan tertentu untuk terlibat dalam jurnalisme data kuantitatif.

Jurnalisme Data Kualitatif

Jurnalisme data kualitatif adalah pendekatan dalam penggunaan data yang melibatkan transkrip wawancara, tinjauan dokumen, dan rekaman percakapan. Pendekatan ini bertujuan untuk memungkinkan data scientist untuk menggali informasi dari riset kualitatif yang telah dilakukan. 

Dalam jurnalisme data kualitatif, penekanan diberikan pada teknik narasi yang menarik dan dapat menarik minat pembaca. Salah satu keuntungan dari menggunakan pendekatan jurnalisme data kualitatif adalah mengurangi bias yang disebabkan oleh kesalahan manusia, karena pendekatan ini tidak terlalu bergantung pada angka dan menggunakan teknik penceritaan yang menarik bagi pembaca (Maulid, 2022).

Jurnalisme Data Visual

Jurnalisme data visual adalah jenis jurnalisme yang menggunakan visualisasi data, terutama dalam bentuk infografis, untuk menyajikan informasi. Ini merupakan pendekatan yang relatif baru dalam jurnalisme dan sering digunakan oleh platform seperti Business Insider dan BBC. 

Keuntungan utama dari menggunakan teknik jurnalisme data visual adalah kemampuan infografis untuk menyajikan informasi secara visual yang mudah dipahami. Dengan menggunakan grafik, diagram, dan ilustrasi, infografis mampu memberikan wawasan yang menarik bagi pembaca dengan cara yang lebih menarik dan mudah diingat. 

Selain itu, penggunaan ruang yang efisien dalam infografis memungkinkan informasi yang relevan dan penting dapat disampaikan dengan jelas dalam satu tampilan yang kompak (Maulid, 2022).

Kesimpulan

Jurnalisme data memiliki peran penting dalam era digital yang semakin maju. Dengan kemampuan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi digital secara jurnalistik, jurnalisme data memberikan peluang bagi industri jurnalisme untuk menyajikan berita yang lebih mendalam dan berbobot.

Jurnalisme data memainkan peran penting dalam mengolah data menjadi informasi yang akurat dan faktual. Dengan dukungan teknologi dan kemampuan analisis data, jurnalisme data dapat membantu memerangi hoaks dan meningkatkan kualitas berita yang disampaikan kepada masyarakat. 

Selain itu, jurnalisme data juga membantu mempermudah penyebaran informasi yang lebih akurat, mendorong kritisisme masyarakat, serta membantu jurnalis dalam memverifikasi dan memvalidasi informasi. 

Jurnalisme data memberikan peluang baru dalam penyajian berita yang lebih mendalam, akurat, dan menarik. Dengan menggabungkan keahlian wartawan dengan profesional dalam bidang desain, ilmu komputer, dan statistik, jurnalisme data dapat memberikan informasi yang bernilai dan bermakna bagi masyarakat dalam era digital yang semakin maju.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun