Hal ini dapat dilihat dari munculnya trend thrifting dan preloved. Trend ini merupakan suatu kegiatan untuk menggunakan barang-barang bekas. Selain itu, adapula trend DIY  (Do It Yourself), yakni membuat sendiri barang dan kebutuhan dengan memanfaatkan berbagai bahan yang ada, terutama bahan bekas.Â
Dengan hal tersebut, walaupun menerapkan gaya hidup minimalis, individu tetap mampu bergaya trendy dan mengikuti perkembangan zaman. Namun perlu diingat bahwa, konsep hidup minimalis yakni menyimpan barang-barang yang dinilai penting dan berguna. Jangan sampai dengan adanya thrifting, preloved, hingga DIY, tindakan impulsif semakin menjadi-jadi.Â
Wah, begitu banyak manfaat dan hal positif dari gaya hidup minimalis ya! Semoga dalam mengadopsi gaya hidup minimalis ini tidak hanya mengikuti trend atau hanya bertahan pada era pandemi saja. Bagaimana dengan kalian? Apakah tertarik atau sudah menerapkan gaya hidup minimalis?
DAFTAR PUSTAKA
Finoo.id. (2020). Mengenal gaya hidup minimalis yang bikin bahagia dan hemat. finoo.id. diakses dari finoo.id
Fitria, T, A. (2018). Pengaruh seting ruang terhadap perilaku pengguna dengan pendekatan behavioral mapping. Jurnal Arsitektur dan Perencanaan. 1(2). diakses dari ejournal.unisayogya.ac.id
Goa, L. (2017). Perubahan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Jurnal Kateketik dan Pastoral. 2(2). diakses dari e-journal.stp-ipi.ac.id
Lyfe With Less. (2019). Aboud us. diakses dari lyfewithless.com
Octaviana, R. (2020). Konsumerisme masyarakat modern dalam kajian herbert marcuse. Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam. 5(1). diakses dari journal.uinsgd.ac.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H