Challenge atau tantangan ini berjalan selama satu bulan dengan melakukan tiga instruksi setiap minggunya. Menariknya, Lyfe With Less tidak hanya sembarangan membuat suatu tantangan terkait keuangan ini.Â
Konten dan kegiatan yang dilakukan selama bulan ini juga memuat insight terkait financial minimalist dengan tujuan menjadi masyarakat yang #BijakBerkonsumsi. Hal ini dapat dilihat dari berbagai unggahan di akun Instagram, seperti Klasifikasi Budget dengan Masukkan ke Amplop Terpisah, Butuh atau BM?, hingga Ongkos Pertemanan.
Tidak cukup sampai di situ, Lyfe With Less juga mengadakan sharing secara langsung dari pihak eksternal, dengan melakukan Instagram Live dan mengadakan kelas yang disebut sebagai #LWLClass. Instagram Live dilakukan oleh Founder Lyfe With Less, Cynthia S Lestari dan seorang Financial Enthusiast bernama Fifin Diansa pada 9 Maret lalu. Untuk #LWLClass sendiri, bulan ini merupakan kelas ketiga dari komunitas yang akan mengusung tema "Budgeting yang Baik & Konsisten (Untuk mencapai positive cash flow & bebas hutang)". Kelas ini diadakan pada Sabtu besok dengan mengundang seorang Financial Blogger & Enthusiast.
Pada grup Telegram komunitas, Lyfe With Less memiliki berbagai kegiatan internal seperti kegiatan #SalingSilang dan juga sharing dari anggota komunitas.Â
Pada minggu lalu, ada salah satu anggota komunitas yang berbagi cerita terkait kehidupan minimalisnya, dengan judul How I Become Financial Minimalist Because of Toxic Relationship. Menurut saya, berbagai konten dan informasi mengenai financial minimalist ini membantu masyarakat luas dalam mengontrol keuangan dan sikap impulsifnya. Â
Dalam proses kunjungan ini, saya mendapatkan berbagai hal baru khususnya pengalaman penerapan hidup minimalis berbagai pihak secara inklusif. Informasi yang saya dapatkan membantu saya untuk mengumpulkan data dan melihat berbagai persoalan dalam menerapkan gaya hidup minimalis. Tahapan pengumpulan data ini begitu penting untuk melihat realitas dan membantu dalam menganalisis perilaku anggota komunitas.Â
Analisis yang dilakukan, memiliki harapan besar mampu memecahkan persoalan sosial yang terjadi, khususnya persoalan dalam komunitas. Tentunya bukanlah suatu hal yang mudah untuk memahami realitas sosial, terlebih dengan berbagai batasan yang ada pada masa pandemi saat ini. Untuk itu, dalam membantu proses analisis, saya pribadi berusaha untuk mengadaptasi gaya hidup minimalis yang dapat dimulai dari berbagai hal kecil. Hal ini juga dibantu dengan menjadi anggota komunitas Lyfe With Less.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, A., dkk. (2020). Perilaku pembelian  impulsif mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Manajemen. 15(2). diakses dari https://ejournal.unib.ac.id/index.php/Insight/article/view/12216Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H