Mohon tunggu...
Benedicta Devina
Benedicta Devina Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Biologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Edukasi Pentingnya Ketersediaan Air dan Sanitasi

1 Mei 2021   00:00 Diperbarui: 1 Mei 2021   11:35 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup. Manusia dalam hidupnya sangat tergantung akan kebutuhan air, misalnya: untuk minum, masak, mandi, cuci, dan lain-lain.

Air minum adalah air yang digunakan manusia untuk kebutuhan konsumsi, kebutuhan makanan, dan kebutuhan sanitasi dasar lainnya. Sumber air minum yang cukup adalah air alami atau air terlindungi dan sumber air atau tempat penyimpanan air yang terlindungi. Kekurangan air minum yang aman merupakan penyebab utama penyakit dan kematian. Sarana sanitasi yang tepat di dalam rumah adalah pengolahan limbah rumah harus dipisahkan dari kontak manusia dan memastikan bahwa limbah tersebut tidak kembali lagi ke lingkungan terdekat. Indikator untuk menentukan keseuaian sanitasi adalah fasilitas jamban atau kakus dan tempat pembuangan akhir yang digunakan oleh rumah tangga. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), jika fasilitas sanitasi memiliki fasilitas jamban sendiri atau jamban bersama dan tangki septik untuk pembuangan akhir tinja, maka hal tersebut dapat dianggap layak.

Limbah merupakan gabungan dari satu atau lebih jenis limbah domestik, antara lain black water (feses, urine, dan lumpur tinja) dan grey water (limbah dapur dan kamar mandi), air yang diproduksi oleh perusahaan dan institusi komersial (rumah sakit), limbah industri, air hujan, dan sampah lainnya. Limbah kota, pertanian, holtikultura, dan akuakultur. Pengolahan limbah mengacu pada proses pemisahan limbah yang tersuspensi dan terlarut (terkontaminasi oleh bahan fisika, kimia, dan biologi maupun tidak) untuk menghasilkan proses berikut : (a) air yang dapat dibuang dengan aman ke lingkungan atau dapat digunakan kembali (b) lumpur padat yang dibuang, dapat digunakan kembali (pupuk). Penggunaan teknologi canggih juga memungkinkan untuk mengolah air menjadi air bersih yang digunakan pertanian, industri, atau minum. Representasi data dari indikator ini merupakan otorisasi dari Kementrian Lingkungan Hidup dan dapat digunakan untuk memantau setiap industri dan instansi yang bertanggung jawab atas pengelolaan limbah yang dihasilkan oleh kegiatannya. Undang-Undang yang digunakan dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu UU RI No 32 Tahun 2009.

 

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, menurut PU-PPLD(Pembangunan Penyehatan Lingkungan Permukiman) air limbah domestik harus dikelola karena 75% sungai di Indonesia tercemar dan 70% dari air tanah di Indonesia tercemar sehingga potensi kerugian dapat mencapai 56 triliun rupiah pertahun. Selain itu, 50 dari 100 anak meninggal karena diare dan 14.000 ton kotoran per hari mencemari tempat penampungan air sehingga mengakibatkan warga membayar 25% lebih untuk air bersih. Cara mencegah pencemaran air, antara lain :

1. Mengurangi konsumsi plastik dan mendaur ulang plastik

2. Mengatur pembuangan cairan pembersih kimia dan bahan yang sulit terurai

3. Tidak membuang sisa minyak penggorengan ke dalam sistem pembuangan limbah

4. Menghindari penggunaan pestisidan dan herbisida

5. Memastikan perternakan mengolah kotoran yang dihasilakan agar tidak mencemari lingkungan.

 

Perilaku umum ramah lingkungan dalam menghemat air, antara lain :

  1. Menggunakan peralatan makanan dam minum sendiri.

  2. Memasak makanan secukupnya dan habiskan.

  3. Tidak membuang sisa makanan ke aliran air.

  4. Hindari penggunaan kantong plastik dan gunakan tas belanjaan.

  5. Hindari penggunaan styrofoam.

  6. Mengurangi, mendaur ulang, dan menggunakan kembali sampah.

  7. Hemat air.

  8. Membuat biopori.

  9. Melidungi air dari sampah.

Perilaku ramah lingkungan dalam menghemat air yang dapat diterapkan di rumah tangga, antara lain :

Menggunakan kembali minyak masakan sebelumnya. Buang minyak dengan merendam pada sampah kertas atau mengumpulkannya, jangan dibuang ke aliran air.

1. Jangan membuang sampah organik ke aliran air. Buang sampah organik dengan mengumpulkannya terlebih dahulu lalu membuangnya dengan baik.

2. Lap piring yang terkena minyak dengan kertas bekas sebelum mencucinya.

3. Gunakan deterjen dan sabun pencuci piring secukupnya.

4. Gunakan kembali air bekas cucian beras, sayur, dan buah.

5. Mencuci piring dengan air yang ditampung di ember terlebih dahulu dapat menghemat 26 liter air.

6. Mandi dengan shower lebih menghemat 5 liter air.

Perbaikan mutu air sungai dapat dilakukan dengan patroli sungai, bersih-bersih sungai dari sampah, pengelolaan sampah dan limbah secara tuntas di bantaran sungai maupun aliran air lainnya, menerapkan ekoriparian.

Adanya penerapan ekoriparian yang mengkombinasikan kegiatan restorasi dan penataan sembadan sungai untuk kegiatan penurunan pencemaran air ini juga dapat digunakan sebagai pusat edukasi lingkungan dan ekowisata sungai. Hal ini perlu diterapkan karena fakta di lapangan sering terjadi pencemaran air karena kurangnya eduasi bagi masyarakat. Seharusnya edukasi ini perlu dilakukan sejak dini, yaitu sejak pendidikan dasar. Sering kita temui bahwa banyak teori dan materi yang di jelaskan tetapi tidak ada penerapan sehingga kejadian pencemaran sungai terus terjadi bahkan memperburuk keadaan air.

Dalam rangka menyongsong Hari Pendidikan Nasional, perlu adanya dorongan dan kesadaran dari pengajar kepada siswa untuk terus belajar tidak hanya pendidikan formal tetapi pendidikan non formal mengenai sikap peduli lingkungan dan belajar tak hanya sekadar berlomba-lomba untuk mendapatan nilai bagus, tetapi juga mendapat pengalaman dan proses yang akan berguna bagi perkembangan diri. Selain itu, dengan sudah diterapkannya teori dan materi yang diajarkan mengenai kepedulian terhadap lingkungan khususnya air, pendidik dapat memanfaatkan kesempatan belajar semaksimal mungkin untuk mencontohkan dan memulai gerakan peduli air secara bertahap dan terjadi terus-menerus.

Adanya penambahan kurikulum pembelajaran mengenai wawasan lingkungan hidup dan sanitasi yang di mulai sejak dini, dari tingkat dasar hingga tingkat lanjut. Materi ini dapat juga dimasukkan kedalam mata pelajaran yang mendukung untuk membahas mengenai lingkungan hidup.

Saat ini dunia sedang menerapkan SDGs (Sustainable Development Goals), di Indonesia sendiri SDGs (Sustainable Development Goals) atau TPB (Target Pembangunan Berkelanjutan) telah memberikan perubahan yang positif. Sudah banyak target yang telah menunjukkan kemajuan yang signifikan akan tetapi masih terdapat beberapa target yang perlu kerja keras untuk mencapainya.

SDGs atau TPB merupakan perjanjian pembangunan baru yang mendorong perubahan pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan. SDGs terdiri dari 17 tujuan dan 169 target dalam rangka melanjutkan upaya dan pencapaian Milenium Development Goals (MDGs) yang berakhir pada tahun 2015 lalu.

Dari permasalahan tersebut dapat dilihat pada SDGs atau TPB “tujuan 4” yaitu Meningkatkan Kualitas Pendidikan yang Adil dan Inklusif serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Seumur Hidup untuk Semua dan dapat dilihat juga pada SDGs atau TPB “tujuan 6” yaitu Menjamin Ketersediaan dan Manajemen Air dan Sanitasi secara Berkelanjutan. Dalam penggabungan dua tujuan ini, air yang dikonsumsi anak juga dapat mempengaruhi kualitas belajarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun