Minggu lalu saya menerima e-mail dari satu media terkemuka, yang isinya menyatakan selama ini mengikuti dan membaca banyak artikel saya di Kompasiana, khususnya mengenai wanita, relationship, dan cinta. Media ini tertarik untuk mengajak saya berembuk mengenai kemungkinan bekerja sama dalam menulis artikel secara spesifik terkait dunia wanita (Female).
Senang?. Wah... jangan ditanya... Tapi pengalaman hidup membuat saya sudah bisa jauh bersikap lebih tenang, dan tidak sampai jingkrak jingkrak. Sedikit takut diisengin juga sih sebenarnya. Maklum jaman sekarang, bahagia prematur bisa menjadi bumerang.
Anyway, e-mail tersebut saya balas dalam tempo yang sesingkat singkatnya, dan karena kesibukan sehari hari, hal tersebut tidak begitu saya pikirkan sampai membuat tidak bisa tidur. Padahal jujur ketika membacanya, rasanya pingin teriak dan lompat lompat kesenengan....
Tadi sore saya menerima balasan lagi yang lebih serius. Saya katakan lebih serius karena media tersebut meminta waktu dan kesempatan untuk bertemu dan bicara langsung membicarakan langkah awal kerja sama.
Ah, ini bukan artikel untuk pamer. Maafkan saya kalau terpancar kegembiraan yang sulit saya tahan, meskipun toh tidak ada garansi bahwa bisa tercapai kesepakatan. Tapi bagaimanapun juga ini adalah permulaan baik yang membuat saya begitu bersemangat dan bahagia.
Setahun lebih menulis di Kompasiana, yang diawali dengan keinginan yang tulus untuk berbagi cerita, membawa saya memasuki dunia tulis menulis, telah membawa banyak kebaikan, persahabatan dan tantangan.
Saya banyak menerima inbox dari rekan Kompasianer, terutama yang masih baru, newbie (meminjam istilah Pakde Kartono), isinya kurang lebih menanyakan tips menulis, dan bagaimana bisa menyajikan artikel yang dibaca banyak orang.
Wah, pertanyaan sederhana yang membuat saya garuk garuk kepala meskipun tidak ketombean. Tidak pernah saya pikir bahwa dalam waktu setahun, saya yang sebelumnya tidak pernah menulis, malah sekarang dimintai pendapatnya mengenai seluk beluk artikel. Malu hati jadinya dengan penulis senior yang memang professional dibidangnya.
Mau menjawab, saya takut kelihatan sok' menggurui dan sok tahu, bahkan sok hebat. Tidak menjawab, lebih parah lagi, nanti malah dipikir saya pelit tidak mau berbagi ilmu. Lha memang sejujurnya tidak ada ilmunya kok.... Ilmunya yang paling jelas adalah gonta ganti foto pp, sampai admin bosan (mungkin....) ketawaaaaa aaaahhh.
Yang bisa saya katakan kepada rekan Kompasianer , khususnya yang masih newbie di Kompasiana, menulislah dengan semangat dan rasa bahagia. Milikilah keinginan yang tulus ingin berbagi sekaligus kamauan belajar dari penulis lain.
Temukan passion dan genre yang sesuai dengan minat anda. Saya sendiri termasuk yang menyukai banyak bidang, tapi sejujurnya paling bergairah jika menulis tentang cinta, relationship dan keluarga. Kalau lagi gemas dan gerah dengan situasi politik di negri ini, saya menulis di kanal Politik. Tulisan berbau hukum dan politik saya published semata mata karena ingin melihat Indonesia yang kaya menjadi bangsa yang maju dan menyejahterahkan rakyatnya dengan adil.
Menulislah dengan cinta dan kepercayaan diri. Tidak usah terlalu kuatir dengan kritikan dan ketakutan bisa salah. Karena pernah salah, kita jadi paham bagaimana melakukan dengan cara yang benar. Karena pernah keliru kita jadi mengerti untuk mencari perbaikan. Melakukan kesalahan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran untuk menjadi lebih baik.
Kekhawatiran untuk salah dan takut ditertawakan atau dikritik orang, adalah tantangan paling besar yang sering dialami oleh penulis penulis newbie. Hey, di Kompasiana semua penulis amatir, meskipun bukan amatiran. Termasuk juga kompasianer seperti Faisal Basri dan Yusril Ihza Mahendra. Semua sama derajat dan statusnya disini. Tidak ada yang dibayar menulis di Kompasiana. Bayaran dari admin adalah berupa penghargaan artikel kita ditempatkan di Highlight, Headline atau kolom TA.
Jangan pernah minder dengan penulis senior yang sudah jauh lebih lama menulis di Kompasiana. Mereka dulunya juga sama dengan anda dan saya. Semua dimulai dengan artikel pertama, kedua ketiga dan seterusnya. Semakin banyak kita menulis, semakin kita dicerahkan dan akhirnya menemukan gaya pribadi yang pas dan cocok dengan karakter kita.
Be yourself. Menulislah sesuai dengan passion anda. Jangan terlalu terpaku dengan segala teori dan ekspektasi bahwa artikel anda harus dibaca sekian banyak orang. Pada akhirnya penulis yang baik dan memiliki ketulusan untuk berbagi, akan terlihat dan terbaca dari artikel artikel yang disajikannya.
Saya bahagia dan merasa terhormat bisa bersahabat dan berinteraksi dengan begitu banyak penulis yang dengan bangga saya sebut sahabat Kompasianer. Mulai dari yang sepuh dan lawas seperti Pakde Kartono, Pak Akhmad Jayakardi, Valentino, Pak Tjip, Bang Dosmand, Mas Gatot, Mas Elde, Kong Arke, Pak Teguh (dan Teguh ganteng lainnya), Pak Joko martono, Mas Jati, Pak Boyke, Reva.... dan sederet banyak nama nama lainnya yang tidak mungkin bisa saya sebutkan satu persatu.
Sahabat Kompasianer saya juga cukup banyak yang masih berusia muda maupun yang baru bergabung. Mex, Mbak Fidia, Mbak Weedy, Mbak Ifani, Mas Ipul, Betty Hoet, Bang Agus, Dewi Pagi, Eren, Ansara, Mbak Indah, Mas Ery, Mas Jati, Wang Eddy, Mas EC, Jonatan Sara, Mas Wahyu, Angel Heart dan banyak lainnya. Mohon maaf kalau ada yang kelewatan namanya.
Terima kasih yang sebesar besarnya saya sampaikan untuk segenap admin Kompasiana. Namanya lebih banyak saya tidak tahu, karena memang belum pernah kopdaran maupun interaksi langsung dengan admin. Yang pasti saya familiar dengan nama kang Pepih sebagai leader of the band. Duh.... nge-rock deh Kang Pepih...
You all have been a wonderful part of my life. Untuk semua sahabat yang sering membaca dan berkomentar, maupun yang jadi silent reader, sekali lagi saya katakan terima kasih atas support-nya yang luar biasa. Pujian, kritikan, debat, dan saran dari anda semua saya apresiasi sebesar besarnya.
Without you my friends, Kompasiana would be a lonely planet. Thank you for your kindness and friendship. I treasured you.
With love, as always.
** sahabat yang ini kelupaan.... Sean Connery (eh Pak Gunawan), Mbak Isti, Mbak Eny, Pither, Pak Ibnu, Mas Nino, Mas Erwin, Harris Handoko, Mas Nandar, Alan, Mbak Usi, Puragen, Mas Venus, Feby.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H