Mohon tunggu...
Ellen Maringka
Ellen Maringka Mohon Tunggu... wiraswasta -

Akun Ini Tidak Aktif Lagi dan Tidak Akan Aktif Lagi di Kompasiana. Tidak menerima atau membalas pesan di Inbox.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Aku Ditipu Anak Sendiri Tanpa Menyadarinya

24 Mei 2014   18:50 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:09 2674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak tau yah dengan anak orang lain.  Ketiga anakku sungguh ajaib dalam pertumbuhan mereka. Meloncat dari 7 ke 18 tahun, dalam tenggang waktu singkat, rasanya hanya beberapa bulan. Dan tiba tiba saja rumah menjadi jauh lebih sepi dan kamar mereka sekarang rapih namun berkesan hampa.  Tidak ada lagi mobil mobilan berserakan, dan boneka imut itu sekarang sudah tumbuh  menjadi gadis muda mempesona.

Betapa waktu memang menipu!. Tidak seorangpun pernah memperingatkan bahwa mereka akan tumbuh begitu cepatnya, dan pertanyaan yang dulu sering diulang sampai bosan dan membuatku sedikit jengkel, sekarang begitu kurindukan.

"Mama mau kemana", "aku ingin ikut", "Mama jangan kerja", " Kenapa aku harus tidur sendiri"?.

Astaga, ini bukan artikel curcol apalagi cengeng. Saya hanya ingin mengatakan ini kepada anda yang masih memiliki anak kecil, agar jangan sampai merasa tertipu seperti saya.

Percayalah, anak anak  bertumbuh begitu cepatnya tanpa anda sadari. Rutinitas membesarkan dan mendidik mereka yang mungkin sekarang terasa begitu menjenuhkan , dalam sekejap akan berlalu diganti dengan banyak waktu kosong.  Kesibukan mereka tidak lagi memberi banyak ruang bagi anda sebagai orang tua untuk terus terlibat.

Saya ingat serial film era 80-90-an,  Growing Pains, yang menceritakan keluarga dengan beberapa anak dan masa pertumbuhan mereka dengan segala suka dukanya. Bagaimana frustrasinya orang tua  yang  kurang bisa memahami gaya dan ruang lingkup para remaja yang berbeda jaman.

Saya pikir justru istilah itu lebih tepat disematkan untuk menggambarkan perasaan sakit karena kehilangan mereka begitu cepatnya. Oh, the growing pains when they grow up too fast!.

Jangan salah tangkap. Ini bukan sakit dalam arti yang jelek. Semua oang tua normal akan mengalami transformasi  membesarkan anak dengan segala dinamikanya. Tanpa disadari  kesibukan itu berlalu dalam sekejap bagai ditelan angin lalu. Wajah imut menggemaskan tiba tiba sudah dihiasi kumis tipis menggetarkan hati.

Memiliki banyak waktu luang setelah mereka beranjak besar bukanlah hal jelek. Thank God for Kompasiana!. Tapi ironisnya justru ketika dulu saya berpikir bahwa kelak jika anak anak sudah besar, saya akan punya lebih banyak waktu berleha leha,  berlatih piano lagi, melukis, doing this and that... , suddenly I find that all I really want to do is to be with them!.

1400907004771653156
1400907004771653156

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun