Pak BG, mundur bukan berarti kalah. Jabatan kapolri bukan segala-galanya dalam hidup ini. Pada akhirnya Anda akan dinilai dengan apa yang sudah Anda lakukan dan wariskan kepada generasi penerus bangsa.
Mewariskan sikap tidak egois dan mengedepankan kepentingan bangsa adalah sikap seorang negarawan. Saya percaya BG yang sekian lama menjadi perwira polisi tentu memahami bahwa melayani rakyat adalah mencakupi memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat.
Sinyalemen yang terbaca dari ungkapan Jokowi bahwa minggu depan beliau akan memutuskan, merupakan satu "grace period" bagi BG untuk secara ksatria mundur, karena kalau dimundurkan justru akan memalukan bagi BG.
Pertarungan menjadi Kapolri bukanlah perang hidup dan mati. Pak BG, pertarungan yang sesungguhnya adalah mengalahkan keegoisan diri sendiri dan menempatkan suara hati nurani menjadi kompas dalam hidup ini.
Sekali lagi dengan tegas saya mengatakan bahwa kekisruhan ini merupakan tanggung jawab Presiden Jokowi. Dan melihat gelagat beliau, maka dalam waktu yang tidak lama lagi, Presiden akan memutuskan untuk tidak melantik BG dan mendengarkan mayoritas suara rakyat bahwa kita menginginkan kapolri yang bebas dari status tersangka.
Beberapa hari ini seharusnya menjadi kesempatan bagi BG untuk secara ksatria dan elegan memundurkan diri daripada dimundurkan! Mundur bukan berarti kalah. Busur panah yang melesat maju menuju sasaran jauh, harus ditarik mundur agar memiliki energi pendorong yang kuat.
Orang hebat bukan berarti bebas dari salah dan khilaf. Orang hebat adalah mereka yang belajar dari kesalahannya dan setiap hari membaharui diri dengan tekad kuat untuk membawa kebaikan kepada sesama, dimulai dari perbaikan diri menjadi pribadi yang lebih baik dari kemarin.
Have a great Thursday everyone. Keep on rocking!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H