Halo semua, bahan yang akan saya bahas disini tentang stem sel yang diambil dari janin bayi yang  gugur. Seperti yang kalian ketahui stem sel atau lebih dikenal dengan sel punca adalah sumber penting di dalam sel individu. Sel punca sangat berpengaruh besar dalam dunia pengbatan, karena dapat menyembuhkan beberapa penyakit besar seperti stroke, alzheimer's, Parkinson, penyakit jantung, osteoporosis, dan masih banyak lagi.
Secara garis besar sel punca dibagi menjadi 2 berdasarkan sumbernya, yaitu stem sel dari sel dewasa dan stem sel dari sel embrionik, yang keduanya dipakai di dalam dunia medis. Di indonesia sendiri pada tahun 2009, hanya menggunakan stem cell dari sel dewasa dikarenakan sel punca dewasa tidak menemui hambatan dalam etika. Karena seperti yang kalian ketahui bahwa stem sel dari embrio masih banyak menimbulkan perdebatan dalam hal ketidak jelasan etika saat meneliti sel punca embrio.Â
Walaupun sudah banyak Negara yang melakukan penelitian ini seperti Amerika dengan disahkannya barrack Obama sebagai presiden Amerika maka, Demikian dikatakan Drh. Yuda Heru Fibrianto, MP, PhD dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta dalam acara seminar sehari tentang "Penelitian Multisenter Sel Punca di Indonesia" yang diselenggarakan oleh Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) yang diselenggarakan tanggal 30 Mei 2009 di Jakarta.
Baca juga: Apakah Stem Cell dapat Mengobati Penyakit?
Yuda dalam kesempatannya pelaporkan tentang Pusat Stem Sel di UGM mengatakan, bahwa pembuatan tim kerja stem sel universitas gadjah mada dengan pusat studi tersendiri dengan beranggotakan dari seluruh komponen sumber daya manusia yang ada di universitas dari berbagai bidang ilmu.
Program utama adalah mengadakan diskusi dan sharing ide serta telaah texbook dan analisis jurnal sehingga didapatkan prioritas dalam penelitian dalam mengidentifikasi, isolasi, multiplikasi dan penerapan stem sel baik sel punca dewasa maupun iPS sehingga alur penelitian yang ada bisa dilaksanakan secara konphrehensif dan tepat guna dalam melakukan kegiatan penelitian dan penerapannya tanpa mengindahkan kaidah bioetika.
Yuda menambahkan, bahwa program yang akan dilakukan di stem cell center universitas gadjah mada adalah: pertama, isolasi dan plurifikasi stem sel dewasa yang berasal dari hematopoietik maupun dari plasenta. Kedua, mengembangkan iPS dan differensiasi serta aplikasi preklinik maupun klinis.
Ketiga, membuat universal iPS sehingga didapatkan pluripotensi stem sel yang siap pakai bagi siapa saja yang membutuhkan. Keempat, membuat hubungan dan korelasi dari berbagai pusat studi stem sel dari rumah sakit, pusat studi maupun universitas dalam sharing ilmu dan hasil pengembangan didapatkan.
Sekarang kita beralih ke masa-masa sekarang, Terapi sel punca diprediksi akan semakin meningkat di Indonesia seiring dengan terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 tahun 2018 tentang penyelenggaraan terapi sel punca yang disebut -- sebut sebagai harapan dalam dunia kedokteran karena terapi stem cell ini menjawab pengobatan berbagai penyakit yang selama ini kerap diklaim sebagai 'sulit sembuh'.
Dengan adanya Simposium yang digelar UPT Teknologi Kedokteran Sel Punca dan Stem Cells and Tissue Engineering Research Center IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), yang bekerja sama dengan Asosiasi Sel Punca Indonesia. Ratusan ahli kedokteran dalam dan luar negeri hadir dalam acara yang dibuka oleh Dr. Agr. Taufiq Wisnu Priambodo, Direktur Inovasi dan Inkubator Bisnis UI.
Baca juga: Menggunakan Janin yang Sudah Mati sebagai Stem Cell Bisa Dipenjara?
Taufiq mengapresiasi kemajuan penelitian dan aplikasi sel punca oleh Fakultas Kedokteran UI, sebagai pembuktian kepada publik bahwa riset inovasi yang dihasilkan universitas tidak hanya berhenti di laboratorium, tapi sudah banyak yang bisa diaplikasikan untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
"Sel punca atau stem cell, saat ini menjadi topik riset yang sedang naik daun di kalangan peneliti dan menjadi harapan bagi para klinisi dalam mengupayakan kesembuhan bagi penderita penyakit-penyakit degeneratif maupun end stage," ujar Taufiq. Setelah membahas mengenai sel punca dewasa dengan sel punca embrio sekarang kita beralih ke terapi sel punca.
Terapi ini sudah terbukti berhasil menolong banyak pasien di dua rumah sakit yang sudah mengembangkannya, yakni RS Ciptomangunkusuma (RSCM) Jakarta dan RS dr Soetomo Surabaya.Ada dua jenis terapi sel punca, yakni autologus, jika sel punca diambil dari tubuh pasien, dan alogenik, jika sel punca diambil dari organ tubuh orang lain. Kini sudah dua rumah sakit yang menerapkan terapi sel punca, yaitu RSCM dan RS dr Soetomo, Surabaya, kini disusul lebih dari 9 rumah sakit lainnya.
Terapi sel punca dinyatakan sudah memberikan manfaat baik pada penanganan lebih dari 200 pasien diabetes mellitus, nyeri sendi lutut, stroke, jantung, hati hingga penyakit darah berbahaya di RSCM.
Jadi, dari pembahasan di atas menurut saya pribadi sebenarnya sel punca yang berasal dari embrio yang diambil dari janin yang sudah mati itu tidak masalah. Karena bagaimanapun janin yang sudah mati tidak dapat dihidupkan lagi, daripada terbuang sia -- sia lebih baik janin bayi yang gugur atau sudah mati bisa digunakan untuk menyelamatkan nyawa orang yang hamper mati (sekarat) yang bisa dikatakan tidak bisa tertolong dengan obat.
Maka stem sel akan sangat berguna apabila ada pasien yang mengalami kejadian seperti itu. Memang ada sedikit masalah, yaitu masalah etika karena banyak masyarakat takut dan tidak setuju apabila janin mereka yang gugur dibegitukan. Apabila mereka tidak mau sebenarnya tidak masalah, namun alangkah baiknya lagi kalau mereka mengijinkannya. Berikut saya akan menyertakan beberapa pendapat para ahli mengenai sel punca atau stem cell, antara lain  :
"Sebenarnya di badan kita yang ditemukan ada 200 sel, masih banyak yang belum ditemukan. Dari 200 sel tersebut, salah satunya adalah stem cell, jadi jangan takut jika stem cell ini berasal dari embrio misalnya. Stem cell itu di badan kita ada," kata ahli dan konsultan stem cell dari Unistem Clinic, dr Karina F Moegni SpBP-RE. Menurut Karina, sel adalah sesuatu yang hidup.
Baca juga: Apa Itu Stem Cell? Memangnya Berguna?
Prof. DR. Dr. Fachry Ambia Tandjung, SpB, SpOT (K) dari UNPAD Bandung dalam penjelasannya tentang "Peranan Stem Cell pada Bedah Tulang Othopedi." Dia melaporkan dalam diskusi ini yang berhungan dengan penyakit osteoatritis. Penyakit osteoatritis tersebut kemudian diterapi dengan menggunakan stem cell melalui sumsum tulang. Proses penyembuhan dibutuhkan cukup lama sampai yaitu kurang lebih tiga bulan.
Prof. Dr. Drh Fedik Rantam, M Kes dari Unair Surabaya, dalam laporan penggunaan stem cell pada Orthopedi di Unair Surabaya sudah berjalan, di UNAIR RS Dr. Soetomo sudah berjalan sejak tahun 1998 yaitu dengan menggunakan Tissue engineering. Menggunakan Tissue engineering ini permintaannya banyak. "Akhirnya kita sedikit memodifikasi, dengan stem sell, itu lebih cepat lagi penyembuhannya. Proses penyembuhannya kalau dengan menggunakan pengobatan biasa bisa 3 bulan, tetapi dengan menggunakan stem cell hanya 1 bulan, ujar Prof. Fedik.
Sekian pembahasan dari saya mengenai sel punca dan masalah mengenai sel punca yang berasal dari janin yang gugur, semoga bermanfaat untuk kalian semua.
Thank you
Sumber :
http://www.idionline.org/artikel/perkembangan-stem-cell-di-indonesia/
https://republika.co.id/berita/op86lj284/pengembangan-stem-cell-di-indonesia-dinilai-tak-ketinggalan
https://hpstroke.wordpress.com/2007/09/10/terapi-sel-induk-dibayangi-masalah-etika/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H