Taufiq mengapresiasi kemajuan penelitian dan aplikasi sel punca oleh Fakultas Kedokteran UI, sebagai pembuktian kepada publik bahwa riset inovasi yang dihasilkan universitas tidak hanya berhenti di laboratorium, tapi sudah banyak yang bisa diaplikasikan untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
"Sel punca atau stem cell, saat ini menjadi topik riset yang sedang naik daun di kalangan peneliti dan menjadi harapan bagi para klinisi dalam mengupayakan kesembuhan bagi penderita penyakit-penyakit degeneratif maupun end stage," ujar Taufiq. Setelah membahas mengenai sel punca dewasa dengan sel punca embrio sekarang kita beralih ke terapi sel punca.
Terapi ini sudah terbukti berhasil menolong banyak pasien di dua rumah sakit yang sudah mengembangkannya, yakni RS Ciptomangunkusuma (RSCM) Jakarta dan RS dr Soetomo Surabaya.Ada dua jenis terapi sel punca, yakni autologus, jika sel punca diambil dari tubuh pasien, dan alogenik, jika sel punca diambil dari organ tubuh orang lain. Kini sudah dua rumah sakit yang menerapkan terapi sel punca, yaitu RSCM dan RS dr Soetomo, Surabaya, kini disusul lebih dari 9 rumah sakit lainnya.
Terapi sel punca dinyatakan sudah memberikan manfaat baik pada penanganan lebih dari 200 pasien diabetes mellitus, nyeri sendi lutut, stroke, jantung, hati hingga penyakit darah berbahaya di RSCM.
Jadi, dari pembahasan di atas menurut saya pribadi sebenarnya sel punca yang berasal dari embrio yang diambil dari janin yang sudah mati itu tidak masalah. Karena bagaimanapun janin yang sudah mati tidak dapat dihidupkan lagi, daripada terbuang sia -- sia lebih baik janin bayi yang gugur atau sudah mati bisa digunakan untuk menyelamatkan nyawa orang yang hamper mati (sekarat) yang bisa dikatakan tidak bisa tertolong dengan obat.
Maka stem sel akan sangat berguna apabila ada pasien yang mengalami kejadian seperti itu. Memang ada sedikit masalah, yaitu masalah etika karena banyak masyarakat takut dan tidak setuju apabila janin mereka yang gugur dibegitukan. Apabila mereka tidak mau sebenarnya tidak masalah, namun alangkah baiknya lagi kalau mereka mengijinkannya. Berikut saya akan menyertakan beberapa pendapat para ahli mengenai sel punca atau stem cell, antara lain  :
"Sebenarnya di badan kita yang ditemukan ada 200 sel, masih banyak yang belum ditemukan. Dari 200 sel tersebut, salah satunya adalah stem cell, jadi jangan takut jika stem cell ini berasal dari embrio misalnya. Stem cell itu di badan kita ada," kata ahli dan konsultan stem cell dari Unistem Clinic, dr Karina F Moegni SpBP-RE. Menurut Karina, sel adalah sesuatu yang hidup.
Baca juga: Apa Itu Stem Cell? Memangnya Berguna?
Prof. DR. Dr. Fachry Ambia Tandjung, SpB, SpOT (K) dari UNPAD Bandung dalam penjelasannya tentang "Peranan Stem Cell pada Bedah Tulang Othopedi." Dia melaporkan dalam diskusi ini yang berhungan dengan penyakit osteoatritis. Penyakit osteoatritis tersebut kemudian diterapi dengan menggunakan stem cell melalui sumsum tulang. Proses penyembuhan dibutuhkan cukup lama sampai yaitu kurang lebih tiga bulan.
Prof. Dr. Drh Fedik Rantam, M Kes dari Unair Surabaya, dalam laporan penggunaan stem cell pada Orthopedi di Unair Surabaya sudah berjalan, di UNAIR RS Dr. Soetomo sudah berjalan sejak tahun 1998 yaitu dengan menggunakan Tissue engineering. Menggunakan Tissue engineering ini permintaannya banyak. "Akhirnya kita sedikit memodifikasi, dengan stem sell, itu lebih cepat lagi penyembuhannya. Proses penyembuhannya kalau dengan menggunakan pengobatan biasa bisa 3 bulan, tetapi dengan menggunakan stem cell hanya 1 bulan, ujar Prof. Fedik.
Sekian pembahasan dari saya mengenai sel punca dan masalah mengenai sel punca yang berasal dari janin yang gugur, semoga bermanfaat untuk kalian semua.