Saya selalu bangun cukup siang, sekitar jam 10-an, dan biasanya tidak pernah sarapan, langsung makan siang. Kalau sedang menulis karya yang cukup panjang / besar saya sering lupa latihan piano, padahal saya selalu hampir berjanji pada diri sendiri untuk setiap hari latihan piano paling tidak setengah jam.". Olahraga singkat,juga dilakukan Ananda."Kalau menjelang konser, saya latihan sehari 3-4 jam. Sore saya pakai untuk jalan kaki dan / atau berenang (kalau sedang musim panas di Spanyol, atau saya sedang di Jakarta)".
Musik Klasik Indonesia Terkini
Musik klasik Indonesia mulai diperhitungkan dimata dunia,karena mulai memperlihatkan identitasnya secara gamblang. "Saya hanya jawab dari genre musik klasik aja ya, karena itu kan bidangku. Musik klasik Indonesia sih sudah mulai diperhitungkan di dunia, karena kita sudah mulai bisa memapankan identitas yang jelas, bahwa kita memang menyambung tradisi "classical music" Bach, Beethoven, Rachmaninoff dll tapi kita juga menggali dan mengeksploitasi semua elemen Indonesia: kalau karya vokal (baik tembang puitik sampai yang paling besar yaitu opera) ya dari dunia sastra Indonesia (terutama puisi), kalau instrumental ya menggunakan semua elemen etnik dari berbagai daerah di Indonesia: sistem tangga nadanya, ritme, kurva melodik dll".Â
Banyaknya diaspora yang mempelajari musik klasik juga menjadi faktor penentu,berkembangnya musik klasik indonesia. "Selain itu kaum milenial, gen Z bahkan gen Alpha yang sudah serius mempelajari, kuliah di luar negeri bahkan mulai meniti karirnya juga mulai diperhitungkan. Kita bisa sebut pianis seperti Anthony Hartono, Calvin Abdiel Tambunan, atau penyanyi soprano Mariska Setiawan, Alice Cahya Putri bahkan ada tenor Pharel Jonathan Silaban yang sedang kuliah untuk gelar Doktor (S3) di bidang Vokal di University of Kentucky".
Indonesia juga jadi negara pertama yang ikut ambil bagian di event G20 Orchestra. "Kita juga negara pertama yang mengukir sejarah di musik klasik dengan G20 Orchestra tahun lalu saat Indonesia memegang presidensi G20. Orkes ini menjadi "the most diverse orchestra" (orkes dengan diversitas tertinggi) di dunia: dari 20 negara dan lebih banyak lagi latar belakang etnis dan budayanya (misalnya dari Afrika Selatan itu ada empat musikus, berkulit hitam, putih dan campuran) serta agama dan bahasa".
Tembang Puitik Ananda
Dalam menyelesaikan karya musikalnya,Ananda juga terinspirasi oleh tembang puitik.
"Itu istilah untuk sebuah lagu yang berdasarkan teks atau puisi orang lain. Banyak komponis, saya salah satu contohnya, yang mengagumi dan terinspirasi dari karya literatur. Bentuk ini dimapankan pertama kali oleh komponis Austria Franz Schubert (1797-1828) yang telah menuliskan 700-an tembang puitik (atau "lieder" dalam bahasa Jerman) dari puisi-puisi Heinrich Heine, Johann Wolfgang von Goethe, Friedrich Schiller, dan banyak lagi. Bentuk ini kemudian diambil oleh komponis di negara lain, seperti Andre Previn dari berbagai puisi Emily Dickinson, Toni Morrison  dan banyak lagi".
Sudah hampir 400-an jumlah tembang puitik,yang dibuat Ananda."Di Indonesia dipelopori oleh Mochtar Embut yang banyak mengambil puisi Rendra, tapi saya kira saya yang terbanyak membuatnya; saat ini sudah hampir 400-an tembang puitik dari puisi penyair Spanyol, Amerika Latin, Amerika, Inggris dan tentu Indonesia, paling banyak yang saya buat adalah dari Sapardi Djoko Damono, Eka Budianta, Emi Suy, Medy Loekito, Adimas Immanuel, Umbu Landu Paranggi. Jadi saya membuat dari tiga bahasa".
Membaca & Menonton