Itu namanya musik Gagah dan saya dipercaya megang art director...dan itu saya seneng bener itu....kerja dalam projek itu dimana saya...menjadi penata panggung, penata lampu...terus juga jadi background video..segala macem...dan bisa dibayangkan musik yang bercerita tentang fable gitu kan...ada salah satu judul lagu Makara judulnya 'Fabel'....'Fabel' itu perumpamaan tentang..menceritakan cerita manusia dalam pola pikir....kerajaan perhewanan....sinonimnya seperti itu. 'Fabel' bisa dibayangkan cerita musiknya seperti itu...sedangkan divideonya, saya masukin gambarnya...; Hitler atau siapa gituu...(gambar yang menyiratkan tirani-red)...menurut saya itu sangat menarik gitu lhooo..jadi menurut saya sangat penting itu...", jelas Jimmo yang juga tengah mengerjakan lirik lagu untuk Makara ini.
Berbicara mengenai kemungkinan lagu-lagu Makara dibuat dalam bentuk karya sastra; cerpen atau novel. Menurut Kadri, selaku anggota terlama di Makara band, hal itu tidaklah menutup kemungkinan. Sebab lirik lagu Makara, berbicara mengenai hal secara luas. Bahkan almarhum And Yulias dan Januar Irawan (founder dari Makara) pernah membuat skrip untuk mentransformasi lagu 'Fabel' kedalam tulisan teatrikal..., opera...
Wadah Artistik Lain
"Sebenarnya almarhum Andy Yulias dan Januar Irawan, (founder dari Makara). Mereka pernah membuat skrip untuk, mentransformasi lagu....'Fabel'... kedalam tulisan teatrikal...opera... naskahnya ada disaya itu.... tetapi belum terlaksana ya....keburu keduanya meninggal...tentu aja karena memang...karya lagu-lagu dari Makara ini banyak..cerita tentang..hal yang sifatnya luas, jadi selalu....terbuka saja kalau mau dibuat dalam bentuk tulisan atau....dibuat dalam bentuk format lain...pada suatu karya seni...so far dalam rencana belum ada....", ujar Kadri.
Lagu karya Makara, berjudul 'Laron-Laron' juga dipakai sebagai soundtrack film layar lebar bertitel 'Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas'. Terlihat bahwa apresiasi publik, terhadap karya musik indonesia lawas, masih terjaga dengan baik. Karya musik Makara lainnya juga pernah dipakai oleh Harry Roesli. "Kalau soundtrack udah....tapi itu kan cuma...lagu yang sama ditempel...tapi kalau karyanya dimunculkan dalam bentuk...'Musik Saya adalah Saya' itu ditampilkan dalam bentuk...yang berkesinambungan begitu ya...terus kemudian juga Harry Roesli pernah...bikin 'Ken Arok'.
Pada album kedua Makara, sebenarnya mereka pernah membuat satu konsep album penuh. Album itu bercerita tentang seseorang bernama 'Maureen'. "Makara di album kedua pernah bikin satu konsep album namanya...jadi dari mulai judul lagunnya 'Maureen'...cerita tentang seorang wanita....lahir di daerah Senggigi, Lombok...yang mendapat pressure sebagai anak lokal...itu kebudayaan dari asing...sampai...akhirnya dia ditinggalkan...karena adanya pertemuan budaya barat dan timur dilokasi tersebut...kita bikin cerita tuuh....sampai orang itu frustasi itu...terus kemudian...agak didramatisir sih...ada yang bunuh diri...", jelas Kadri bercerita.
 Lagu-lagu karya Makara bagi Kadri dan Adi mempunyai kesan tersendiri. Mereka melihat ada kemungkinan artistik lain, yang bisa dicapai dari situ. "Kalau lagu 'Laron-Laron'...saya tahunya itu sebuah lagu...karena bukan saya juga penciptanya....sudah dibiarkan saja. Kalau saya tertarik sebenarnya sama 'Fabel' itu bolehlah Dri ....berpikir karena....'Fabel' itu sendiri, musiknya, ceritanya bagus....bisa sangat dikembangkan itu...istimewa menurut saya...", terang kibordis senior ini.
"Fabel cerita tentang diatas kekuasaan ya....diatas itu ada kekuasaan lain ya..Dianalogikan, kerajaan tikus yang ternyata...masih takut sama elang gitu....itu juga terjadi dikehidupan-kehidpuan manusia sebenarnya...ada yang...berkuasa, nanti akan ada lagi yang berkuasa...", ucap Kadri.
Lagu dari Makara, mempunyai potensi untuk dikembangkan lebih lanjut, ke bentuk bisnis lain. Sebab sebuah lagu, merupakan hasil dari intelektual manusia juga, serta tergolong dalam IP (Intelektual Property). Berangkat dari sebuah lagu bisa berlanjut ke pembuatan sinetron, film, merchandise, serta ragam karya seni lain, yang mendatangkan keuntungan ekonomi. Meski begitu Makara masih ingin berfokus dimusik lebih dahulu, dan membiarkan semuanya mengalir begitu saja.
"Sementara belum sih ya kita memang masih fokus di musik menciptakan musik kemudian mendistribusikannya seluas mngkin nanti kalau memang itu ternyata sudah berkembang, akan menemukan jalannya sendiri. Jadi harus punya entrepreneurship ya....jadi bisa berkembang jadi satu bisnis development.....jadi ada merchandise, bikin buku, komik...tshirt dan lain-lain....itu...kita lihat berjalan secara natural aja sih.....", jelas Kadri menutup wawancara siang itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H