Setiap musisi mempunyai orisinalitas musiknya sendiri, dalam artian mereka mempunyai ciri khasnya sendiri dalam bermusik. Poin inilah yang membuat mereka menjadi lebih dikenali, dan tentu saja menjadi factor pembeda dengan musisi lainnya. Bagi Adi Adrian musik Makara memiliki gayanya sendiri. "Saya percaya Makara punya gaya sendiri...ada segmen yang tidak terpenuhi dengan apa yang dihadirkan sama musik sekarang, makanya mereka mencari-cari....jadi sebenarnya Makara tidak menjadi 'orang lain' ", ujar pria berambut sebahu ini.
Adi lalu menceritakan tentang beberapa lagu Makara yang melekat dibenak penggemarnya kala itu. "Jadi ada lagu Makara yang berjudul 'Sangkakala' tidak kita aransemen ulang.....tidak diperbaharui....lagu 'Mata Jiwa' itu....tidak. Kebetulan teman-teman Makara mempercayakan saya....tapi dalam kasus lagu-lagunya Makara.....sama sekali tidak kita arrange.....karena saya percaya...apa yang Makara buat ditahun '86 ituu....sesuatu yang signifikan....jadi punya pasar yang tidak tergantikan....".
Dirinya memberikan studi kasus tentang anak dari Hendy GIGI. "Jadi seperti...anaknya Hendy... yang mencari lagu lama...tentu bukan....lagu yang diperbaharui....bukan Van der Craft yang diperbaharuii tentu saja tidak....bukan Kansas yang diperbaharui...tidak....".
Menampilkan musik dan visual yang baik, merupakan tanggung jawab yang digenggam Makara. "Kita menampilkan musik Makara dengan perencanaan yang baik....bunyi yang baik...dan visual yang baik....lagu-lagu yang sekarang kita bawakan juga dengan atmosfirnya Makara. Saya percaya Makara sudah punya style....Kalau nggak salah Makara itu masuk dalam 150 album terbaik majalah Rolling Stone, saya bangga dengan Makara, karena nggak main-main", jelas Adi sambil membetulkan kacamatanya.Â
Menurut Adi lagu 'Laron-Laron' masuk dalam 150 album lagu terbaik Indonesia. Makara juga tidak merubah ciri khasnya, termasuk juga ketika berkolaborasi bersama musisi senior lainnya. "Apa yang dihasilkan di album 'Laron-Laron' itu termasuk 150 album lagu terbaik Indonesia. Itu kami tidak gantikan cara....bermusiknya....bahkan kita juga membawakan lagu lain kan....kita....arahkan ke gayanya Makara....kita bawakan juga lagunya Iwan Fals....kita bawakan juga lagunya Mas Yockie Suryoprayogo....God Bless....tapi kita mengarahkan agar itu sesuai dengan gaya kita iya....disitu caranya kami agar bisa mendapatkan tempat ya......saya pikir itu", ungkap Adi lagi.
Menempati Ruang di Hati Kaum Muda
"Saya tertarik yaa....tadinya saya merasa saya salah tingkah....dalam konteks gua mesti bersikap apa ya.....karena ada kiri dan kanan yang punya kekuatan...disatu sisi....kiri seperti Adi sampaikan....kita munculin...tampilin apa yang kita punya...mungkin sedikit penyesuaian, tapi disatu sisi....jangan sampai kita dianggap jadul....ini yang menarik ini.....jadul / old fashioned....", jelas Kadri menambahkan. Ketika berkunjung di sebuah caf, Kadri pernah menjumpai sebuah pengalaman menarik, dengan pengunjung disana.
"Saya kasih gambaran, suatu saat.....saya main ke tongkrongannya anak-anak indie....namanya Coffee War.....itu ada dua penampil indie......disitu dengan fansnya......tiba-tiba kita main.....sesuai dengan jenis musik kita ini.....kita membawakan lagu Makara dan ada lagu Mahardika...ternyata banyak yang nyamperin.....mereka nanya... "Om, ini band apa Om ?"....bawain lagu siapa ini ?. Lagu sendiri....wuihhhh, dahsyat banget....kok kita nggak pernah denger.....", kata pelantun lagu 'Sangkakala' ini.
Pentingnya sebuah idealisme dan team work dalam sebuah band. Kepercayaan penuh, nampaknya sudah ditugaskan kepada Adi, untuk meramu musik Makara, agar dapat tersampaikan dengan apik. "Tapi kita memang menjadi yakin, karena kita....memang menunjuk Adi yang sudah berpengalaman....membawa musik Makara dan music KLA Project. Untuk berbuat sesuatu.....bahwa ada orang kita justru antithesis kepada.....orang-orang yang ingin simplifikasi....sekarang main di sound, melodinya nggak kebanyakan.....liriknya gampang....simple....kalau kita nggak rumit...tapi membuat rumit..kalau orang bikin musiknya nggak enak, orang itu tahu.....ini challengenya nihh.....jangan bikin music rumit, tapi kagak
enak.....ya...harus tetap substantive....harus tetap signifikan.....itu yang menarik...dan itu menjadi atensi....", terang Kadri menandaskan pandangannya itu.
Tetap Tegak Dalam Pergantian Masa