Mohon tunggu...
feri anto
feri anto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk Indonesia

Karena menulis adalah perjalanan hati dan petualangan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Roy Death Vomit, Sang Penjaga Api Keabadian

9 April 2019   19:55 Diperbarui: 10 April 2019   03:40 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pria berambut panjang ini berharap agar promotor musik juga bisa melihat potensi band yang ada didaerah, sebab banyak band underground yang juga memiliki kualitas mumpuni. "Banyak band underground yang musiknya bagus-bagus, seperti band di jawa barat, bandung, sumatra, kalimantan, bali. Mereka inilah yang mengangkat musik ekstrem indonesia", kata pengagum Igor Cavalera ini. 

Dirinya berujar kalau belakangan ini ia mendengarkan beberapa band underground, itu juga berasal dari rilisan fisiknya / CD musik. "Aku sekarang sedang mendengarkan band undergaround bali, namanya Trojan, mereka musiknya bagus, waktu livenya juga bagus dan ada juga yang dari medan itu Pargoji, dan Cranium".

Sebuah band pasti tidak lepas dari kemunculan albumnya. Tak terkecuali Death Vomit yang rilisan CD fisiknya habis diburu penggemarnya. "Kalau band underground kayak kita ini pasti khalayak umum tahunya dari rilisan CDnya", kata pria penyuka Neil Pert ini. Dirinya bercerita mengenai album Death Vomit paling akhir 2014, Vorging A Legacy. 

Bagi mereka album ini didedikasikan bagi almarhum Agung mantan personelnya yang telah tiada. "Kami sengaja mempersembahkan album ini dan album kami yang akan datang untuk Agung, personel kami yang sudah meninggal, sebab sampai saat ini kami masih menempa warisan dari Agung", jelas pria yang memakai drum Yamaha dan cymbal Zildjian sebagai senjata perangnya. 

"Album Vorging A Legacy itu tahun 2014 rekaman di jogja, dan rilis di indonesia juga, setahun kemudian label di Amerika merilis album ini dan mendistribusikannya di Amerika". Satu info yang disisipkan Roy tentang album baru Death Vomit, yang rencananya akan segera digarap. "Rencana album baru kami segera terwujud, kalau nggak sebelum puasa, kita rekaman, atau kalau enggak sesudah lebaran kita rekamannya", cerita Roy.

Dikatakan Roy bahwa mereka juga merilis album via ITunes karena banyak penggemarnya diluar negeri yang merindukan dan ingin memiliki CD Death Vomit, namun seringkali kehabisan. 

"Alasan kami merilis album di ITunes adalah untuk penggemar kami yang mau memiliki album secara digital, dan untuk memudahkan mereka mendengarkan musik kami, karena seringkali kalau kami mengirim CD keluar negeri, harga ongkosnya jauh lebih mahal dari CDnya", pungkas Roy. Malampun beranjak larut, tapi kami masih melanjutkan pembicaraan. 

Sebagai seorang drumer yang sudah berkecimpung selama 22 tahun, Roy bercita-cita ingin membuka sekolah drum, tapi menunggu partner yang tepat. "Saya berkeinginan membuka sekolah drum, sudah banyak teman saya yang menawarkan menjadi tenaga pengajar, tapi saya masih menunggu partner bisnis yang cocok", ujar Roy lagi sambil tertawa.

Sebagai seorang musisi, Roy juga mendengarkan genre musik lain, khususnya musik rock, untuk menambah referensi musikalnya. Sebuah sikap yang patut diteladani, terus belajar dan memperbaharui diri untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Melalui sticking ia terus menjaga staminanya agar tetap optimal di panggung. "Sticking saya biasanya tiap hari, selama 3 sesi, tiap sesinya setengah jam", terangnya. Dalam bermain drum dan menciptakan pattern drum ia berusaha untuk sejujur mungkin, bermain dari hati.

"Saat saya menciptakan lagu, dan ada pattern drum yang terbersit dari hati / pikiran saat itu juga, maka saya jadikan pattern drum", ucap Roy."Nasihat untuk teman-teman yang mau menjadi drumer metal, sebaiknya tetap semangat, karena nggak mungkin main 2-3 kali saja langsung bisa, dan jangan lupa untuk berolahraga juga, karena 'kan genre musik ini membutuhkan kekuatan tangan dan kaki yang baik", tutup wawancara saya dengan Roy malam itu.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun