Dikatakan Mbak Renanda tentang alasannya ia memilih ikan kakap sebagai campuran dalam mienya, "Kami memakai ikan kakap karena, karakter ikan kakap ini dagingnya halus, teksturnya lembut, dan juga tidak amis selain itu ikan kakap memiliki kandungan omega 3", jelas Mbak Renanda.
                                                                        *****
"Mie kakap ini sengaja dibuat lebar dan tebal, agar ikan kakapnya lebih terasa", ujar gadis lulusan psikologi ini. Suasana siang riuh reda kala itu ikut menambah keceriaan saya dalam menyantap mie gaya baru ini.Â
Saya memang secara sengaja menyantap mie kakap dengan perlahan, untuk merasakan kelezatan mie yang berbahan dasar ikan ini. Sifat mie yang 'liat' / lentur membuat lidah saya betah berlama-lama mengunyahnya. Dalam wadah mie kakap sendiri tidak hanya terdapat mie saja, tetapi berbagai pelengkap lainnya, seperti: wortel, sawi, bakso ayam, udang dan potongan daging ayam.Â
Satu demi satu campuran ini saya makan, rasanya sungguh luar biasa, karena ada perpaduan rasa yang kaya. Mulai dari rasa gurih dan 'berbobot' dari mie kakap, rasa manis dari potongan wortel, kesegaran dari potongan sawi yang kecil-kecil sampai dengan toping ayam, udang, bakso ayam yang semuanya itu dibaluri oleh aroma mie kakap yang mendominasi.Â
Keseluruhan elemen dari mie kakap ini menjadi sebuah harmoni rasa dan pengalaman berkuliner yang menyenangkan. Dalam proses pembuatannya sendiri mie ini masih memakai matahari untuk mengeringkan mienya.Â
Kedepannya mie kakap akan melebarkan sayap usahanya ke restoran, "Kami ingin membuka restoran mie kakap, selain itu juga kami cukup terbuka untuk bekerjasama dengan pihak luar", jelas Mbak Renanda. Akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 siang, kamipun menyudahi sesi wawancara kami. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H