Inovasi kian hari kian bertambah kreatif. Tidak terkecuali dalam bidang kuliner. Seperti Ratu Mie Kakap yang ikut mewarnai dunia mie di Jogja menjadi lebih variatif.Â
Jika kita biasanya mengenal pembuatan mie tidak memakai campuran daging, maka mie kakap justru sebaliknya. Ratu Mie Kakap memakai bahan campuran daging, terutama daging ikan kakap sebagai bahan dalam meracik mienya.Â
Saya waktu pertama kali mendengarnya tidak mengira, bahwa campuran ikan kakapnya ada dalam mie. Bagi kalian yang menyukai makanan tanpa pengawet, mie ini bisa dijadikan pilihan, karena mie ini tidak memakai bahan pengawet dalam memasaknya.
Dalam benak saya yang namanya mie kakap itu, sejenis mie ayam pada umumnya yang diberi potongan daging ikan kakap. Setelah saya melihat sendiri, ternyata makanan ini berbeda dari mie yang pernah saya cicipi sebelumnya.
                                                                        *****
Mbak Renanda lalu mulai bercerita bagaimana awalnya ia mulai terjun didunia mie kakap yang digelutinya. Berbekal tekad kuat ia memulai proses trial and error dalam mencari formulasi yang pas dalam meracik mie kakap buatannya.Â
Proses ini ia lakoni selama 6 bulan. Sampai akhirnya ia menemukan takaran yang pas dalam membuat mie kakap. "Mie ini sengaja memakai nama mie kakap agar imagenya di pasaran langsung menyasar kelas 'kakap'", terang Mbak Renanda.
                                                                       ******
Mie Kakap ini mempunyai citarasa yang 'padat', karena dalam mienya terdapat kandungan hewani. Jika mie pada umumnya disantap bisa sekali banyak saat kita menyumpitnya. Maka lain halnya dengan mie kakap yang harus satu persatu dalam mengambilnya, ini dikarenakan bentuk mie kakap yang lebar-lebar.Â
Dan tidak seperti mie ayam yang bentuknya kecil-kecil seperti lidi. Bau dari mie kakap ini juga terbilang 'kuat' ini terjadi karena campuran antara mie dan ikan kakapnya yang menyatu. Saat kalian mencium bau mie ini kalian pasti akan langsung tahu, kalau ada material berbahan ikan sebagai campuran dalam mienya.Â
Dikatakan Mbak Renanda tentang alasannya ia memilih ikan kakap sebagai campuran dalam mienya, "Kami memakai ikan kakap karena, karakter ikan kakap ini dagingnya halus, teksturnya lembut, dan juga tidak amis selain itu ikan kakap memiliki kandungan omega 3", jelas Mbak Renanda.
                                                                        *****
"Mie kakap ini sengaja dibuat lebar dan tebal, agar ikan kakapnya lebih terasa", ujar gadis lulusan psikologi ini. Suasana siang riuh reda kala itu ikut menambah keceriaan saya dalam menyantap mie gaya baru ini.Â
Saya memang secara sengaja menyantap mie kakap dengan perlahan, untuk merasakan kelezatan mie yang berbahan dasar ikan ini. Sifat mie yang 'liat' / lentur membuat lidah saya betah berlama-lama mengunyahnya. Dalam wadah mie kakap sendiri tidak hanya terdapat mie saja, tetapi berbagai pelengkap lainnya, seperti: wortel, sawi, bakso ayam, udang dan potongan daging ayam.Â
Satu demi satu campuran ini saya makan, rasanya sungguh luar biasa, karena ada perpaduan rasa yang kaya. Mulai dari rasa gurih dan 'berbobot' dari mie kakap, rasa manis dari potongan wortel, kesegaran dari potongan sawi yang kecil-kecil sampai dengan toping ayam, udang, bakso ayam yang semuanya itu dibaluri oleh aroma mie kakap yang mendominasi.Â
Keseluruhan elemen dari mie kakap ini menjadi sebuah harmoni rasa dan pengalaman berkuliner yang menyenangkan. Dalam proses pembuatannya sendiri mie ini masih memakai matahari untuk mengeringkan mienya.Â
Kedepannya mie kakap akan melebarkan sayap usahanya ke restoran, "Kami ingin membuka restoran mie kakap, selain itu juga kami cukup terbuka untuk bekerjasama dengan pihak luar", jelas Mbak Renanda. Akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 siang, kamipun menyudahi sesi wawancara kami. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H