Mohon tunggu...
feri anto
feri anto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk Indonesia

Karena menulis adalah perjalanan hati dan petualangan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kelembutan Daging Sate Kelinci

2 Mei 2017   20:13 Diperbarui: 2 Mei 2017   20:31 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu saat saya melintasi jalan kecil, diseputaran Jl. Magelang, saya melihat sebuah kedai. Kedai ini tidaklah terlalu besar, bisa dibilang juga tidak terlalu kecil. Tapi yang benar-benar menarik perhatian saya, ialah potongan-potongan daging yang tergantung didepan etalase kaca dari kedai ini. Saya lalu mendekat, saya parkir motor tak berapa jauh dari kedai ini. Setelah saya turun dari motor saya, saya melihat lebih dekat, disitu tertera tulisan SATE KELINCI.

Dalam hati saya bersorak girang, selama ini saya memang mencari sate kelinci. Sate yang kata para ahli kandungan lemaknya jauh lebih rendah dari daging ayam. Saya memang pernah melihat penjual sate kelinci di kaliurang. Tapi tidak di daerah jogja-seputaran Jl. Magelang. Kedai ini cukup mencolok, karena tidak jauh dari lokasi ini terdapat juga penjual sate. Hanya saja mereka menjual sate ayam dan sate kambing. Saya lalu teringat bahwa sate kelinci ini mempunyai banyak khasiat, diantaranya: mampu mengobati penyakit asma, dan mampu mengurangi resiko penyakit jantung koroner. Ini sate yang selama ini saya cari, para pembelinnya juga tidak terlalu berjubel, ruang untuk duduk juga memadai, sehingga bisa dibilang cukup nyaman untuk menikmati makanan yang eksotis ini.

img-4247-jpg-590885b9eaafbd6607d75ef9.jpg
img-4247-jpg-590885b9eaafbd6607d75ef9.jpg
Tangan saya lalu teracung ke udara. Saya memesan satu porsi sate kelinci. Meskipun disini kita cuma bisa menemui tiga menu; sate kelinci, tongseng kelinci dan thengkleng kelinci (potongan daging-daging kecil, dalam balutan tulang). Sekitar 15 menit kemudian pesanan saya datang, dengan seporsi piring nasi putih yang masih hangat. Didepan saya sekarang sudah tersaji lima buah sate kelinci yang diatasnya ditaburi serpihan kacang tanah, dan sedikit dilumuri kecap merk lokal. Saya tak sabar untuk mencicipi sate kelinci ini, sayapun memulai petualangan rasa saya. Ketika saya mengulum daging kelinci ini rasanya memang luar biasa, dan ada kelembutan dalam sate ini. Saya sengaja untuk mengunyahnya berlama-lama dimulut saya, supaya rasa kenikmatan ini tidak begitu saja menghilang, namun bertahan, dan memenuhi fantasi saya akan kekayaan kuliner indonesai ini. Rasa ini semakin diperkaya dengan potongan kubis dan tomat yang segar. Tak terasa sudah hampir setengah jam saya disana menikmati sate kelinci. Bau arang bercampur bau daging kelinci masih teringat dibenak saya. Saya berjanji suatu hari nanti, akan kembali ketempat ini untuk memesan porsi lain, dengan jumlah yang banyak. Hehehe.....selamat menikmati sate kelinci semuannya !                

Dok.pribadi
Dok.pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun