Mohon tunggu...
Bens
Bens Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Musafir Malam

Kata Hati Mata Hati ...

Selanjutnya

Tutup

Trip

Kota Tua Kotabaru Jogjakarta

9 Desember 2023   08:53 Diperbarui: 9 Desember 2023   08:53 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pemukiman Kotabaru di jantung kota Jogjakarta, yang terletak di Kecamatan Gondokusuman, hingga kini masih berkesan asri.

Dahulu disebut Nieuwe Wijk, sebagai daerah pemukiman Indische bagi orang Belanda karena perubahan sosial yang terjadi di wilayah Kotabaru Jogjakarta pada waktu itu

Sekitar tahun 1920 an dengan meningkatnya perkembangan bidang industri gula dan bidang pendidikan dan kesehatan membuat jumlah orang Belanda yang menetap di Jogjakarta semakin bertambah dan meningkat dan Kotabaru merupakan wilayah pemukiman alternatif setelah kawasan Loji Kecil dengan fasilitas lengkap dengan tata kota yang menarik.

Masih kokoh berdiri bangunan peninggalan kolonial Belanda selain rumah-rumah kuno yang tetap terjaga keaslian dan keasriannya

Gereja Santo Antonius Kotabaru, bangunan yang memiliki menara tinggi yang terletak di depan gereja, terdapat juga tiang-tiang yang besar terbuat dari semen cor sebanyak 16 buah serta plafon berbentuk sungkup

Gereja ini berdiri tahun 1926, awalnya bernama Gereja Santo Antonius Van Padua

Perubahan nama ini berawal dari tempat ibadah yang dulunya di rumah Mr. Pequin ( depan Masjid Syuhada ) yang banyak sehingga tempatnya tidak mencukupi

Kantor Asuransi Jiwasraya, pada jaman Belanda merupakan rumah dari salah satu pegawai asuransi Nill Maatschappij. 

Kemudian pada masa pendudukan Jepang digunakan untuk tempat tinggal perwira tinggi angkatan bersenjata Jepang yang bernama : Butaico Mayor Otsuka.

Setelah kekalahan Jepang melawan Sekutu, tempat ini digunakan untuk perundingan pelucutan senjata oleh Muhammad Saleh Bardosono dengan Butaico Mayor Otsuka pada tanggal 6 Oktober 1945.

SMU Bopkri 1 : pada jaman dahulu digunakan sebagai gedung Christelijke MULO dan Akademi Militer.

Gedung SMP 5 : bangunan ini dahulu digunakan untuk Normalschool.

Gedung SMAN 3 : dulu digunakan untuk AMS.

Gedung Kolese Santo Ignatius, dahulu merupakan kantor Kementrian Pertahanan dan Kantor Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta yang selanjutnya digunakan untuk markas gerilya Pangsar Soedirman.

Gedung Bimo , sebuah bangunan besar dengan rancangan art deco yang berkembang pada tahun 1920-1930

Konsep art deco adalah rancang bangun yang mengutamakan unsur tradisional setempat dengan tetap menerima inovasi baru yang memungkinkan bangunan ini berbeda dengan bangunan yang lain.

Sederetan bangunan kuno yang lain juga dengan mudah kita temui seperti : gedung bekas Kementrian Luar Negeri di simpul jalan menuju jembatan Gondolayu, rumah Brigjen Katamso di sebelah timur Stadion Kridosono, bangunan yang sekarang digunakan sebagai kantor Dinas Pariwisata dan bangunan gardu listrik hasil karya Belanda pada waktu itu

Daya tarik utama selain terdapat bangunan-bangunan kuno, Kotabaru juga terkenal jembatan Kewek, jembatan penyeberangan yang melintasi Kali Code yang menghubungkan Stasiun Tugu dengan Kotabaru

Secara resmi namanya jembatan Kerkweg, tetapi orang jawa biasa menyebutnya Kreteg Kewek.

Dipinggiran Kali Code, sekarang lebih semarak dengan adanya kios-kios bunga

Tak lekang oleh waktu, Kotabaru tetap menjadi pilihan elit favorit masyarakat Jogjakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun