" Woi.. Kirik, mau kemana "
" Kirik .. Saya terlambat kerja "
" Dasar Kirik, kita terus yang disalahin "
" Memangnya kamu jagoan, kirik "
Selain Kirik, ada satu kata yang tak kalah serunya. Yaitu : Kethek. Arti umum adalah monyet. Sama dengan Kirik, tergantung penempatan kalimatnya, namun kadang lebih dipakai pada Pengganti Nama Seseorang.
" Mau kemana thek ? "
Hampir masyarakat Kota Cirebon menggunakan istilah Kirik dan Kethek, bahkan dalam komunikasi keluarga sekalipun. Dikarenakan memang sudah umum maka tidak akan ada ketersinggungan perasaan.
Kata Kirik dan Kethek takkan pernah ketinggalan dalam obrolan baik generasi muda dan tua.
Suatu sore saya mampir ke rumah sahabat, Wardi, di wilayah Kraton Kesepuhan.
Wardi memanggil anak laki-lakinya disuruh belikan rokok
" Nang.. Nang.. Beliin rokok " seru Wardi
Tiba-tiba terdengar suara Nanang, anaknya dari dalam kamar
" Ya ntr.. Kirik ... Ganggu aja " sahut Nanang
" Udah cepetan..'thek " balas Wardi
Saya sudah terbiasa mendengar dialog diatas, meski dulu, 5 tahun lalu, Â saat pertama ke Kota Cirebon, sempet terkaget-kaget.