Mohon tunggu...
Ben Baharuddin Nur
Ben Baharuddin Nur Mohon Tunggu... Profesional -

Menulis untuk berbagi, membaca untuk memahami dan bekerja untuk ibadah, Insya Allah. | email: ben.bnur@gmail.com | twitter :@bens_369

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Si Kancil dan "Generasi Zaman Now"

31 Oktober 2017   14:00 Diperbarui: 31 Oktober 2017   19:23 1609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencermati jarak zaman dari Generasi Now dengan generasi yang dulu suka dinina bobokkan dengan cerita si Kancil Cerdik yang suka nyolong mentimun pak Tani, rasanya terentang jarak yang jauh, berhalusinasi kalau saya ini dari zaman Flinstone (greenpeace.org)

Andai kata saya tidak punya akte kelahiran, saya bisa jadi berhalusinasi kalau saya adalah mahluk dari zaman ribuan tahun lalu yang Immortal. Begitu jauh rasanya rentang dari ketiadaan hingga jaman keberadaan di jaman Now.

Maka cerita-cerita kami di dalam rumah tak akan jauh dari perbandingan kehidupan masa lalu dengan kehidupan generasi Now. Itu lebih merekatkan kami daripada meniru cerita ayah saya dahulu tentang banyak kisah-kisah fabel atau dunia hewan.

Karena suatu hari saya tak tahan bercerita tentang perbuatan serigala yang rakus yang membawa daging sambil berlari egois karena tak mau berbagi dengan saudaranya. Lalu saat melewati sebuah jembatan bambu di atas sungai, Sang Srigala melihat ada anjing lain yang juga membawa daging persis di bawahnya.

Maksud saya ingin memberikan pelajaran moral tentang pentingnya berbagi dengan saudara atau teman. Soalnya si Kakak ini kalau sudah duduk di depan komputer I-Mac sambil merancang game, tak mau lagi berbagi dengan adik perempuannya.

"So, what next Dad?" celetuk si Kakak sambil jari-jarinya tetap sibuk di atas keyboard. Luar biasa generasi Now ini pikirku, bisa membagi perhatian mendengar ceritaku sambil tetap mengerjakan pekerjaannya.

"Ya, akhirnya si Serigala rakus itu melompat ke dalam sungai berharap mendapatkan ptotongan daging yang lain yang ternyata itu hanya bayangannya," ujarku lega berharap moral ceritanya masuk ke hatinya. Tapi tanggapannya sebaliknya.

"What a stupid wolf! Harusnya kan Serigala itu tau kalau air itu mempunyai efek reflektif seperti cermin." Kilah si Kakak persis gaya bahasa Wikipedia.

"Moral story-nya Kakak yang kamu harus resapi", ujarku setengah berteriak.

"What was that Dad? Ayah ngomingin film kartun? I did'nt get it." Alamak, gak mudengrupanya.

"Berbagi kakak! Berbagi sama adikmu. Dia kan dari tadi juga mau kerja PR di komputer," ujarku dengan suara agak kutekan agar terkesan ini perintah.

"Oh, lima menit lagi. Saya kan sudah janjian sama dia kerja sampai jam tiga, setelahnya baru dia." Lalu sambil melirik jam yang rupanya memang beberapa menit lagi menuju angka tiga, Si Kakak mengamankan pekerjaannya di USB-nya dan segera hengkang sambil menyambar Macbook ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun