Mohon tunggu...
Ben Baharuddin Nur
Ben Baharuddin Nur Mohon Tunggu... Profesional -

Menulis untuk berbagi, membaca untuk memahami dan bekerja untuk ibadah, Insya Allah. | email: ben.bnur@gmail.com | twitter :@bens_369

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kembangkan Ekonomi Kerakyatan Melalui Industri Herbal

18 Mei 2014   08:49 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:24 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyinggung secara khusus mengenai ketidakseimbangan hormonal sebagai pemicu sariawan, Dewi mengakui adanya perbedaan prevalensi antara perempuan dan pria yang cukup signifikan. Perempuan mengalami datang bulan, menopause dan sering harus menjadi pihak yang dipasangi kontrasepsi untuk membatasi kelahiran.

“Makanya perempuan dewasa merupakan penderita terbanyak dibanding kaum pria. Penyebabnya tak lain karena perempuan mengalami siklus menstruasi tetap, dimana pada saat menjelang menstruasi atau menjelang menopause, hormon estrogen tidak seimbang, cenderung menurun drastis, sehingga salah satu fungsi hormon estrogen yaitu mengatur sistim cairan di dalam tubuh akan terganggu sehingga akan mengakibatkan mukosa di dalam mulut lebih kering dan mudah teriritasi menjadi sariawan,” jelas dokter gigi yang juga berpredikat Doktor kelahiran Yogyakarta ini.

Dari grafik yang dipaparkan oleh perempuan semampai yang mengaku memiliki shio Macan Air ini, terlihat jelas bahwa prevalensi penyakit sariawan tertinggi pada kisaran usia 20-29, baik pada pria terutama wanita. Sementara pada usia 40-49 meskipun menurun tetapi masih tergolong tinggi pada kelompok gender wanita sementara pria prevalensinya cenderung sama sejak usia 30 hingga 49.

Apakah sariawan ini menurun? Sebenarnya iya, kata Dewi. Bila kedua orang tua termasuk pengidap penyakit sariawan yang rentan dan sering berulang (re-current), maka 90 % anaknya akan cenderung menjadi langganan sariawan. Namun bagi orangtua yang bukan pengidap sariawan serius, probabilitas anaknya 20 % akan menjadi pengidap sariawan.

Banyak hal yang diungkapkan Dewi Priandini dalam paparannya tentang sariawan ini yang pada intinya mengingatkan bahwa sariawan adalah penyakit yang tidak bisa disepelekan. Selain itu pengobatannya tidak boleh sembarang obat karena penyakit ini berada di mulut, pintu masuk ke organ tubuh lainnya yang lebih sensitif. Oleh karena Kuldon Sariawan berbahan baku herbal maka akan lebih aman dan dapat menghindari efek samping atau kontra indikasi lainnya.

Kehandalan Bahan Baku

Herbal adalah bahan baku pengobatan yang sudah dikenal luas di Indonesia dengan segala khasiatnya yang bisa jadi setara dengan obat konvensional yang berbahan baku kimiawi.  Berbagai jenis tumbuhan atau tanaman obat berada di sekitar kita, sebutlah daun saga manis, bunga krisan, alang-alang dan sebagainya, bisa ditemui di hampir semua daerah di Indonesia.

“Kuncinya bagaimana mengolah bahan tumbuhan tersebut secara benar, higienis dengan tepat takaran agar menghasilkan khasiat terbaik tanpa efek samping. Dengan teknologi Quadra Extraction System, yaitu teknologi ekstraksi buatan jerman yang dapat menghasilkan ekstraksi bahan alami dengan kualitas terbaik, memungkinkan Deltomed menghasilkan kualitas produk herbal terbaik,” jelas Dr. Abrijanto SB, Manajer Pengembangan Bisnis PT. Deltomed Laboratories.

Boleh jadi suatu jenis tanaman secara alami memiliki manfaat untuk kesehatan, namun akibat diolah dengan cara yang tidak benar, kemungkinan akan mudah mengalami kontaminasi yang menghilangkan efek penyembuhannya.  Untuk itulah PT. Deltomed Laboratories berusaha memastikan bahan bakunya diawasi dari proses budidaya hingga pemetikan, pengolahan, ekstraksi sampai pada fase produksi dan psca produksi, jelas Abrijanto.

“Itulah mengapa kami berani menjamin khasiat Kuldon Sariawan produksi Deltomed setara dengan pengobatan medis, bahkan nilai plusnya tidak ada efek sampingnya,” kata Abrijanto.

Menyinggung khasiat herbal yang terdapat pada masing-masing herbal yang diramu menjadi Kuldon Sariawan, Abrijanto menjelaskan bahwa daun saga mengandung zat glycyrrhizin yang berfungsi mengendalikan dan menghilangkan radang. Sementara bunga krisan/ seruni (Chrysanthemi Floss) yang banyak digunakan sebagai teh di negara Tiongkok dan Jepang, selain berfungsi sebagai penyegar dan penurun panas, juga berfungsi sebagai penurun rasa sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun