Mohon tunggu...
ben10pku
ben10pku Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pemerhati (yang kata banyak orang) sangat jeli menilai sesuatu.

Generasi 70an. Suka membaca novel pengembangan kepribadian. Tokoh favorit adalah karakter-karakter Walt Disney.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mulutmu Harimaumu, Hati-hati!

19 Oktober 2016   14:05 Diperbarui: 20 Oktober 2016   10:04 1595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama setahun terakhir malah mungkin hanya dalam hitungan bulanan saja saya melihat banyak sekali fenomena kejatuhan orang atau organisasi gara-gara berpolitik. Bila disimak lebih teliti sebenarnya penyebab orang atau organisasi ini jatuh gara-gara pernyataan orang atau oknum yang kelewat kasar. Padahal jelas-jelas ada pepatah: “mulutmu harimaumu”. Artinya dalam berbicara harusnya yang sopan dan tidak SARA. Makanya saya ingin membahas sapa-sapa saja yang jatuh gara-gara mulutmu harimaumu.

Ahmad Dhani

sumber: okterus.com
sumber: okterus.com
Dari segi musik bolehlah Ahmad Dhani diacungin jempol. Tetapi dari segi politik maka saya bisa katakan bahwa orang yang satu ini termasuk tipe perusuh. Publik tentunya sudah tau kalau Ahmad Dhanny termasuk orang yang paling tidak memiliki tata krama atau sopan santun dalam berkata-kata. Bayangkan saja, presiden Jokowi juga ikut di-bully olehnya. Lalu yang terakhir adalah Gubernur Jakarta, Ahok juga ikut di-bully olehnya. Dia melakukan bully melalui cuitan di akun twitternya. Walhasil terdengar kabar kalau dia sudah bangkrut sekarang. Bangkrut karena apa? Kira-kira kita semua juga sudah bisa nebak karena apa.

Harry Azhar Azis

sumber: jitunews.com
sumber: jitunews.com
Berbicara tentang kasus Sumber Waras dengan tersangka Gubernur Ahok tentunya tidak terlepas dari nama ketua BPK, Harry Azhar Azis. Dia nyaris dipercaya oleh masyarakat kalau saja tidak ada Panama Papers yang menghebohkan seluruh dunia. Panama Papers memuat dokumen rahasia pejabat dan konglomerat yang menyembunyikan dananya di sejumlah negara bebas pajak. Dan ternyata nama Ketua BPK, Harry Azhar Azis tercantum di dalamnya bersama sejumlah nama terkenal lainnya. Jadi kena masalah karena apa? Kira-kira kita semua juga bisa nebak karena apa?

Majelis Ulama Indonesia

sumber: eramuslim.com
sumber: eramuslim.com
Dalam dialog di salah satu TV swasta di Indonesia yang dipandu oleh Karni Ilyas,  Tengku Zulkarnain (Wasekjen MUI Pusat) menyebutkan, ”untuk kejadian melecehkan Al Quran kalau hukum Islam, Ahok Harus dihukum mati, dipotong kaki dan tangannya atau minimal diusir dari Indonesia”. Tak berapa lama kemudian lalu mencuat kasus perihal pungutan di sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh MUI. Jadi kasus ini muncul karena apa? Kira-kira kita semua juga bisa nebak karena apa?

Sebaiknya Bagaimana?

Menurut saya orang-orang ini harusnya menjunjung tinggi etika dan tata krama dalam berbicara. Boleh-boleh saja tidak setuju tetapi seharusnya disampaikan dengan cara yang elegan. Perlu diingat bahwa fanatisme pendukung dalam politik itu jauh lebih kuat dibandingkan dengan fanatisme terhadap hal-hal lainnya semisal fanatisme terhadap artis. Bisa jadi dalam satu organisasi ada orang-orang yang berbeda pendapat dengan kita. Bisa jadi orang-orang tersebut adalah orang-orang terdekat kita.

Jika kita menjatuhkan/menjelekkan orang-orang dalam berpolitik maka tentunya pendukungnya pasti melawan balik dengan mengumpulkan fakta-fakta untuk menjatuhkan balik kita. Anggap saja pendukungnya ada 1000 berarti akan ada 1000 orang yang mencari fakta untuk menjatuhkan balik kita. Masalah sekecil apapun pasti akan diungkap sampai habis sedangkan kita adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.

Seyogyanya meski hati panas tetapi kepala tetap dingin. Meskipun kita tidak setuju atau bertentangan tetapi bila disampaikan sesuai etika dan tata krama dan tidak menimbulkan perasaan terhina orang saya rasa kita tidak akan dapat masalah. Saya jadi sempat berpikir bahwa cara tercepat untuk bangkrut atau terkena kasus adalah cukup menghujat orang-orang politik di media sosial.

Atau bisa mengikuti pepatah bahasa Inggris: Silent is Golden (diam itu emas). Jadi biarkan mereka berkoar-koar dan menjelekkan kita. Semakin banyak mereka berbicara maka semakin besar kemungkinan mereka salah bicara. Saat salah bicara biarkan orang laing yang menjelek-jelekkan mereka. Tokoh yang patut ditiru adalah presiden kita, Bapak Jokowi. Saat banyak orang menghujat dia bahkan sampai-sampai tukang sate ikut-ikutan, dia malah diam dan terlihat santai.

Bukankah sudah ada pepatah: "Anjing menggonggong, kafilah berlalu...". Jadi biarkan mereka menghujat, menjelek-jelekkan, mengungkap kesalahan kita. Hal ini malah membuat orang-orang semakin bersimpati kepada kita karena kita dianggap teraniaya. Inilah salah satu jurus jitu untuk memenangkan hati pendukung dalam politik. 

Kesimpulan

Akhir kata, jadikanlah kasus-kasus ini sebagai pembelajaran bagi kita semua. Diharapkan ke depannya tidak ada pembicaraan yang saling menjatuhkan. Yang ada hanya saling memuji dan mengidolakan. Cara paling gampang menghadapi hujatan adalah diam saja dan cukup biarkan para penghujat salah berbicara. Lalu biarkan orang lain yang menghujat balik mereka. Gitu aja kok repot seperti kata almarhum Gus Dur. Semoga dengan adanya pembicaraan yang lebih beretika dan bertata krama maka politik kita menjadi semakin dihormati dan disegani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun