Atau bisa mengikuti pepatah bahasa Inggris: Silent is Golden (diam itu emas). Jadi biarkan mereka berkoar-koar dan menjelekkan kita. Semakin banyak mereka berbicara maka semakin besar kemungkinan mereka salah bicara. Saat salah bicara biarkan orang laing yang menjelek-jelekkan mereka. Tokoh yang patut ditiru adalah presiden kita, Bapak Jokowi. Saat banyak orang menghujat dia bahkan sampai-sampai tukang sate ikut-ikutan, dia malah diam dan terlihat santai.
Bukankah sudah ada pepatah: "Anjing menggonggong, kafilah berlalu...". Jadi biarkan mereka menghujat, menjelek-jelekkan, mengungkap kesalahan kita. Hal ini malah membuat orang-orang semakin bersimpati kepada kita karena kita dianggap teraniaya. Inilah salah satu jurus jitu untuk memenangkan hati pendukung dalam politik.Â
Kesimpulan
Akhir kata, jadikanlah kasus-kasus ini sebagai pembelajaran bagi kita semua. Diharapkan ke depannya tidak ada pembicaraan yang saling menjatuhkan. Yang ada hanya saling memuji dan mengidolakan. Cara paling gampang menghadapi hujatan adalah diam saja dan cukup biarkan para penghujat salah berbicara. Lalu biarkan orang lain yang menghujat balik mereka. Gitu aja kok repot seperti kata almarhum Gus Dur. Semoga dengan adanya pembicaraan yang lebih beretika dan bertata krama maka politik kita menjadi semakin dihormati dan disegani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H