AKADEMIA: KARENA PEREMPUAN DAN PENDIDIKAN CIPTAKAN "HABIS GELAP TERBITLAH TERANG"
Perempuan memiliki andil penting dalam keberhasilan pendidikan. Pernyataan ini bukanlah sebuah klise atau nasihat belaka, melainkan catatan sejarah menyebutkan peran perempuan dalam dunia pendidikan secara luas, ataupun fakta empiris keberhasilan perempuan dalam mendidik.
BEM FKIP UHAMKA kembali mengadakan kegiatan diskusi bernama Akademia dengan menggandeng HIMA PAUD UHAMKA, dengan kerja sama ini genap sudap akademia berlangsung selama 10 kali di kampus FKIP UHAMKA.
Tema yang diusung pada akademia kesepuluh ialah "Peran Perempuan dalam Pendidikan", dengan kedua pemantik yaitu Reznu Altifan dan Cici Sintia, serta moderator yang akan memandu bernama Siti Dilfa. Kedua pemantik yang memiliki dua pandangan genre dapat berkolaborasi dalam diskusi ini nantinya.
Kegiatan dilakukan di Lapangan Miring FKIP UHAMKA pada 26 Mei 2023, dengan total peserta mencapai 29 masa. Peserta didominasi oleh kaum perempuan yang dahaga akan mengungkapkan keresahan sebagai perempuan, selain itu juga beberapa kaum pria yang mencoba memberikan perspektifnya.
Diskusi diawali oleh Reznu selaku pemantik pertama, ia mencoba memaparkan terkait kritiknya terhadap budaya merendahkan perempuan yang harus segera ditinggalkan. Selain itu juga memberikan pernyataan bahwa pendidikan membutuhkan perempuan dalam prosesnya.
"Tidakah suatu bangsa dapat mencapai tujuan pendidikannya ketika terdapat campur tangan sosok wanita yang lembut dan tulus, bukan semata hanya sosok lelaki yang dianggap kuat dan hebat. Pendidikan perlu wanita, dan wanita perlu pendidikan agar semakin berperan dalam membangun bangsa" Ujarnya.
Kemudian ia menambahkan, "dilihat dari aspek kesehatan, pendidikan, dan ekonomi Indonesia masih memerlukan perbaikan, bahkan tertinggal oleh negeri tetangga. Beberapa upaya harus didorong secara bersama-sama salh satunya peran guru mendidik secara adil".
Akademia dilanjutkan dengan sesi pemantik kedua yaitu Cici. Sebagai perempuan ia mengutarakan kegusarannya selama ini terhadap perlakuan tidak adil bagi diri dan kawan-kawannya. Ia mengajak agar perempuan lebih percaya diri dalam menghadapi dunia.
"Perempuan tidak boleh terlena dengan kecantikan fisik yang terus dituntut, kita (perempuan) harus membekali diri dengan pendidikan yang pantas agar tidak memperoleh perlakuan seenaknya oleh para kaum pria; ayah, suami, dan lainnya" Ujarnya.