Mohon tunggu...
BEMFA SASTRA UM
BEMFA SASTRA UM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Sastra UM

Bem Fakultas Sastra UM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengabdian Masyarakat, Mahasiswa UM Wujudkan Aset Digital dari Motif Batik Seng

7 Juni 2022   12:20 Diperbarui: 7 Juni 2022   13:32 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi di Griya Batik Seng/Dokumentasi pribadi

Kota Malang - Di era digital saat ini, metaverse dan digitalisasi menjadi perbincangan di banyak kalangan, khususnya kalangan anak muda dan mahasiswa. Dengan berkembangnya teknologi digital yang cukup pesat terjadi beriringan dengan budaya yang kian tergeser, mulai banyak pula inisiatif anak muda yang ingin mempertahankan budaya indonesia. Banyak sekali cara untuk tetap mempertahankan budaya tersebut dengan paling tidak membuat budaya itu sesuai dengan era sekarang ini. Bisa dengan mengupload budaya budaya tersebut pada platform platform digital yang mungkin dijangkau seperti media sosial instagram, facebook, youtube dan banyak lagi. 

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang beranggotakan mahasiswa yang sadar akan pentingnya tetap mempertahankan budaya, bersama pembinanya yakni bapak dosen Heppy Jundan Hendrawan merealisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan melalui sebuah rangkaian acara yang dicakup dengan Pengabdian Masyarakat. Setiap tahun pengabdian masyarakat ini memang selalu ada, yang membedakan tahun ini dengan tahun tahun sebelumnya adalah konsep acara yang baru dan tema yang unik. Apa sih tema unik itu? Pengabdian Masyarakat kali ini bertemakan Optimalisasi Karya Seni dalam Menghadapi Era Metaverse. Bermitra dengan Griya Batik Sengguruh yang berlokasi di Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang acara pengabdian masyarakat berhasil melaksanakan runtutan acara yang seru dan menarik untuk diketahui. 

Apa saja sih rangkaian acara tersebut?

Rangkaian acara yang cukup panjang tentunya tidak dapat dimulai apabila penyelenggara, yakni BEMFA Sastra UM tidak melakukan riset dan observasi terhadap mitra. Berbagai pertimbangan dilakukan bersama dengan tetap di bawah bimbingan pembina BEM yang kemudian dengan bersama pula memutuskan objek pengabdian masyarakat tahun ini. Apa sih alasan BEMFA Sastra UM mau bermitra dengan Griya Batik Seng?

Griya Batik Seng adalah salah satu produktor batik terbaik, tidak hanya produk-produknya, tenaga kerja yang selalu memperhatikan setiap produk yang dihasilkan dan ramah terhadap orang baru yang ingin belajar menjadikan Griya Batik Seng ini memiliki ciri khas yang melekat bagi para konsumen dan warga sekitar. 

Home Industri yang membuat atau memproduksi sendiri Kain Batik Tulis Khas Malang yang berkualitas. Tidak hanya itu, Griya Batik Seng juga memiliki pelayanan  pelatihan membuat batik tulis yang diadakan berdasarkan permintaan, baik perorangan maupun kelompok.

Selain itu, Bunda Evi selaku ketua Griya Batik Seng berkata "Batik Seng ini sudah banyak dikenal banyak orang, khususnya beberapa pejabat dari dinas-dinas. Namun, hanya dari mulut ke mulut karena kami juga kekurangan SDM untuk mengoperasikan media sosial." Hal tersebut juga menjadi faktor BEMFA Sastra UM mengajak Griya Batik Seng bermitra untuk mengembangkan manajemen pemasaran melalui NFT dan pemaksimalan fitur media sosial instagram. 

Banyak sekali keunggulan yang ada ketika BEMFA Sastra melakukan riset dan observasi untuk mendalami Griya Batik Seng, Diadakan 3 kali sebelum kegiatan selanjutnya, sudah cukup berkesan bagi anggota BEMFA Sastra UM. 

  • Sosialisasi Bersama SDM Griya Batik Sengguruh.

Kegiatan lanjutan yang dilakukan setelah riset, observasi dan pengarahan terkait agenda kedua yakni sosialisasi terkait NFT bersama dengan SDM Griya Batik Seng (Sabtu, 21 Mei 2022). Dalam kegiatan ini, anggota BEMFA Sastra UM membangun semangat dari awal hari. Berangkat bersama menuju lokasi yakni di Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Setelah melalui perjalanan selama satu jam kurang dari kampus, sesampainya di tempat panitia segera menyiapkan ruangan untuk sosialisasi. Selang itu, panitia melakukan briefing agar acara sosialisasi hari itu berjalan lancar. Tepat di jam 13.00 acara Sosialisasi NFT bersama SDM Griya Batik Seng dibuka. 

Sesuai dengan doa bersama di awal, acara berjalan teramat lancar. Sosialisasi yang dilakukan oleh para mahasiswa dapat dengan ceria tersampaikan walaupun tema yang diangkat mungkin agak berat bagi pengrajin Griya Batik Seng. Tetapi dengan situasi yang asik, pengrajin dapat dengan mudah memahami apa yang disampaikan.

Ditutup dengan perkenalan antar anggota, yakni anggota pengrajin batik dengan anggota BEMFA Sastra UM. Acara Sosialisasi hari itu berakhir dengan banyak tawa dan bahagia. 

  • Piket Kegiatan 3 Hari

Piket 3 Hari di Griya Batik Seng/Dokumentasi pribadi
Piket 3 Hari di Griya Batik Seng/Dokumentasi pribadi

Tidak berhenti pada acara Sosialisasi, rangkaian acara selanjutnya adalah piket 3 hari yang dilakukan anggota BEMFA Sastra UM berdasarkan pembagian. Anggota BEMFA Sastra UM dibagi menjadi 3 untuk datang di hari senin, selasa, dan rabu (23-25 Mei 2022). Kegiatan apa saja yang dilakukan di masing-masing hari? 

Senin, 23 Mei 2022

Para panitia acara (yakni anggota BEMFA Sastra UM) melakukan kolaborasi motif bersama Griya Batik Seng. Setelah itu, mereka langsung menggambarkannya di atas kain dengan menggunakan teknik canting tulis, dimana motif yang telah di sketsa pada kain ditimpa dengan lilin menggunakan alat yang bernama Canting. Tujuannya adalah agar di hari berikutnya, kain bermotif kolaborasi tersebut sudah kering dan dapat diwarnai.

Selasa, 24 Mei 2022

Tentunya di hari berikutnya adalah memeriksa apakah hasil cantingan di hari kemarin telah kering? ternyata setelah panitia tiba dilokasi dan memastikan, kain bermotif kolaborasi tersebut masih belum kering sepenuhnya. Bukan berarti panitia yang datang tidak berkegiatan, kegiatan lainnya yang dilakukan adalah mengajari pengrajin yang masih muda untuk mempraktekkan hasil sosialisasi pada kegiatan sebelumnya. Ternyata mengoperasikan platform NFT bagi pengrajin tersebut bukan hal sulit, kata mereka. Jika memahami dasarnya, itu cukup mudah. Pengrajin dan panitia yang piket di hari itu menyelesaikan kegiatan dengan baik.

Rabu, 25 Mei 2022

Di hari terakhir rangkaian acara ini, tentunya motif batik kolaborasi sudah siap diwarnai. Para panitia dibantu oleh para pengrajin mewarnai kain kain tersebut. Setelah kain kain tersebut terwarnai dan dikeringkan, hasil yang selesai sungguh berdampak melegakan bagi BEMFA Sastra maupun Pengrajin Griya Batik Seng. Setelah melakukan beberapa dokumentasi, panitia pamit kembali untuk menyiapkan rangkaian acara selanjutnya. 

  • Webinar tingkat nasional 

Webinar Pengabdian Masyarakat /Dokumentasi pribadi
Webinar Pengabdian Masyarakat /Dokumentasi pribadi

Sebelum menuju acara yang terakhir, acara selanjutnya adalah Seminar Nasional dengan tema yang sama yakni Optimasi Karya Seni di Era Metaverse. Terlaksanakan di hari sabtu tanggal 28 Mei 2022, seminar dibuka pada jam 08.30 WIB. Dimoderatori oleh pembina BEMFA Sastra, acara seminar berjalan dengan baik. 

Bapak Heppy menggaris besarkan pentingnya adaptasi, adopsi dan mengisi di era metaverse yang sedang dihadapi saat ini. Era metaverse adalah era digital yang kompleks yang dihadapkan oleh produk dan mengoptimalisasikannya dan mendigitalisasi nya sehingga bermanfaat bagi creatornya dan masyarakat. Di dalam nft ada sesuatu yang unik sehingga menjadikan produk mempunyai value. 

Selain itu dengan pemateri yang sudah terbilang pro pada tema pengabdian masyarakat ini materi yang disampaikan juga tak kalah asik. Salah satu pemateri yakni Pak Rudi mengatakan "Unique Selling Product Pak Rudi dapat dilihat melalui logika pemikiran beliau. Karya yang dikembangkan menggunakan narasi cerita kelas pekerja dan pengalaman pribadi. Di marketplace yang lain, Pak Rudi harus memiliki benang merah yang sama dengan cerita berbeda. Sehingga, setiap karya memiliki judul dan memiliki variasi cukup banyak." 

Setelah berjalan hampir 3 jam, acara ditutup dengan cukup berat karena tak terasa akan menuju rangkaian acara yang terakhir yakni Penutupan Pengabdian Masyarakat.

  • Penutupan Acara 

Pada rangkaian akhir acara, yakni Penutupan. Dilaksanakan di Desa Sengguruh guna untuk mereview segala acara yang sebelumnya telah dilaksanakan. Selain itu, tidak hanya melakukan review, panitia acara juga memberikan kesempatan bermain bersama pengrajin dan anggota BEMFA Sastra UM di akhir sesi. Tak terasa rangkaian acara yang cukup panjang telah dilaksanakan. 

Mungkin terasa kurang seru jika hanya membaca rangkaian acara Pengabdian Masyarakat yang dilakukan oleh BEMFA Sastra UM tahun ini. Dilain waktu, diharapkan anda para pembaca dapat mengikuti satu dari sekian rangkain acara yang diadakan di tahun depan. Penutupan acara yang dibungkus dengan konsep ceria bersama menjadikan kesan tersendiri nan epic bagi para pengrajin Griya Batik Seng maupun BEMFA Sastra UM. Di kemungkinan yang kesekian kali, diharapkan dapat bermitra kembali. 

Jika penasaran dengan hasil akhir apa selain kesan saja? mungkin mengunjungi akun opensea.io milik Griya Batik Seng menjadi penawar rasa penasaran anda. Cari saja pada kolom pencarian platform dengan keyword 'Sengguruh' jika muncul foto profil logo Griya Batik Seng, anda dapat dengan mudah menikmati hasil karya pengrajin yang bekerja disana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun