Sementara itu, Pasca pandemi Covid-19 penambahan kemiskinan di Banyuwangi menjadi yang paling rendah. Hal itu tidak dapat dipungkiri karena, Banyuwangi konsisten dalam memilih antara mengembangkan ekonomi ataupun memilih mengembangkan jalan. Pada akhirnya, Banyuwangi memilih untuk fokus mengembangkan perekonomian yang ada.
Dengan demikian, diterbitkan RB Tematik. Jika ingin RB meningkat, maka dapat diukur dari 3 komponen ini, kemiskinan, investasi, dan juga digitalisasi. Pada 3 bulan pertama MENPANRB fokus membenahi urusan internal. Oleh sebab itu, urusan-urusan baik internal maupun eksternal dapat diatasi lebih mudah dan cepat.
Sebagai sesi terakhir dari acara siang hari itu, moderator membuka sesi tanya jawab kepada para mahasiswa yang hadir. Salah satu pertanyaan yang diajukan perwakilan mahasiswa dari Fisip Undip, "Transformasi Indonesia dari bangsa yang sebelumnya mengandalkan Sumber Daya Alam menjadi bangsa yang mengandalkan kapabilitas penduduknya. Â PR besarnya ada pada Sumber Daya Manusia dan sistem pendidikan, karena ekonomi Indonesia sudah mengarah ke ekonomi kreatif, bagaimana pandangan bapak terhadap kualitas SDM dan sistem Pendidikan kita, apakah sudah mampu dan apakah dari pemerintah sendiri sudah menyiapkan rencana dan kegiatan kedepan untuk menghasilkan sistem ekonomi yang saat ini terjadi, dengan tujuan dalam pergerakan ekonomi di bidang sumber daya?" ujar Dinda pada Kamis (30/03/23) lalu.
Selanjutnya, pertanyaan yang sudah diajukan kemudian ditanggapi oleh perwakilan MENPANRB, " Inilah PRnya, mengapa kita perlu reformasi birokrasi. kalau kita bicara pajak yang rendah atau tax preasure yang rendah, memang betul. Di asia kita termasuk negara dengan rasio pembayar pajaknya masih rendah. Kalau masyarakat itu masih belum membayar pajak itu terkait dengan trust atau kepercayaan. Nah, ini yang saya kira reformasi birokrasi punya peran disitu, bagaimana meningkatkan trust dari masyarakat." Prof. Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si., selaku Deputi bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan menanggapi terkait pertanyaan rasio pembayar pajak di Indonesia.
"Tadi, sudah di sampaikan Pak Menteri, ada Namanya SAKIP (Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah), Akuntabilitas menjadi isu penting bagaimana birokrasi kita ini akuntabel, bertanggungjawab kepada masyarakat selaku taxpayer selaku para pembayar pajak. Nah, kalau kita sudah punya anggaran yang memadai tentu kemudian, bagaimana menggunakan dana ini menjadi sangat penting. Keterlibatan mahasiswa dan masyarakat untuk bisa mengawal agar kebijakan-kebijakan kita itu responsif agar sesuai dengan aspirasi masyarakat kita." Ia juga menjelaskan perihal partisipasi atau keikutsertaan masyarakat Indonesia, salah satunya yang berperan besar yakni mahasiswa, dalam mengawasi dan kooperatif terkait isu-isu dan masalah yang ada disekitarnya.
Mantan Dekan Fisip UGM itu juga menambahi perihal kesinambungan antara natural resources dan rakyat Indonesia, " Kita Tidak bisa lagi megandalkan yang namanya sumber daya alam saja, tetapi  basisnya adalah knowledge atau pengetahuan. Karena, kita tahu bahwa sumber daya alam yang besar itu menghadirkan kutukan buat kita malas, malas untuk berpikir. Nah, ini mindset yang perlu kita ubah temen-temen mahasiswa bahwa, kita tidak bisa lagi mengandalkan warisan, kita punya sumber daya alam yang melimpah karena itu akan menimbulkan yang namanya resources curse."  Tambah Prof. Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si., agar kita terus mengimprovisasi inovasi dan tidak mengandalkan warisan atau sumber daya alam saja.
Dengan adanya acara "SAPA MAHASISWA Bersama Menteri PANRB-RI" ini, diharapkan dapat menjadi ruang untuk mengetahui upaya pemerintah dalam mengimplementasikan dan melaksanakan Reformasi Birokrasi, dan menerima feedback dari mahasiswa tentang birokrasi negara. Dan juga dapat menjadi salah satu motivasi maupun dorongan kepada khususnya para mahasiswa di Undip maupun seluruh Indonesia, dalam mengawasi dan aware terhadap isu-isu dan Gerakan perubahan yang ada di negara kita, Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H