Mohon tunggu...
BEM Undip
BEM Undip Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Diponegoro

Official account of BEM Diponegoro University, the words behind the college students.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menteri PANRB-RI Datangi Undip, Mahasiswa Banjir Inovasi Skripsi

11 April 2023   12:09 Diperbarui: 11 April 2023   12:10 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan Menteri PANRB-RI bersama dengan Para Perwakilan Mahasiswa pada Kamis (30/03/23). Dok. BEM Undip

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia atau biasa dikenal dengan PANRB-RI, bekerja sama dengan Universitas Diponegoro dalam acara "SAPA MAHASISWA bersama Menteri PANRB-RI". Acara ini diselenggarakan pada Kamis (30/03/23) lalu, di Ruang Teater Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro.

Acara dengan tajuk "SAPA MAHASISWA bersama Menteri PANRB-RI" dihadiri langsung oleh Abdullah Azwar Anwar , S.Pd., S.S., M.Si., selaku Menteri PANRB-RI, serta segenap jajarannya, rektor Universitas Diponegoro juga ikut berpartisipasi mengisi Ruang Teater FISIP Undip Kamis (30/03/23) lalu. Tidak hanya mahasiswa dari Undip saja yang menghadiri acara "SAPA MAHASISWA bersama Menteri PANRB-RI" ini, tetapi perwakilan mahasiswa dari UNNES, UNIKA, dan UIN Walisongo, dan beberapa Kampus di Jawa Tengah juga menghadiri agenda pada Kamis (30/03/23) lalu.

Pada Pembukaan acara, Dr. Drs. Hardi Warsono, MT selaku dekan FISIP Undip, juga sebagai moderator pada acara siang hari itu, ia sedikit menyampaikan perihal Grand Desaign Reformasi Birokrasi. Pembukaan singkat Grand Desaign Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2025 yang membawa birokrasi Indonesia ke tingkat dunia. Lalu, ia juga menyampaikan terkait pergeseran paradigma Reformasi Birokrasi itu sendiri dari rule-based bureaucracy ke performance-based bureaucracy dan sedang menuju dynamic governance.

Transisi peralihan menuju materi, Menteri PANRB-RI membuka dengan menyampaikan pantun yang menarik atensi mahasiswa dan audience, "Anak beruang pergi ke rawa-rawa, punya tujuan mencari mangsa, sungguh senang menyapa mahasiswa, para generasi penerus bangsa." ujar Pak Menteri PANRB RI dalam pembukaan materi siang hari (20/3) lalu.

Dengan demikian, pemaparan dan sosialisasi dibawakan langsung oleh Abdullah Azwar Anwar selaku Menteri PANRB-RI, ia menyampaikan terkait banyak inovasi yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi. Menurut Pak Menteri, semuanya butuh adanya proyek perubahan. Pak Menteri mengadakan trobosan untuk menggerakkan masyarakat.

Pasalnya, Inovasi-inovasi yang terjadi di Banyuwangi tidak hanya terasa di lingkup sekitar Banyuwangi maupun nasional saja. Bandar Udara Internasional Banyuwangi membuktikan prestasinya di tingkat dunia. Melalui penghargaan inovasi pariwisata, Bandar Udara Internasional Banyuwangi berhasil menyisihkan lebih dari 200 negara di dunia.

Menentukan prioritas utama dan berpikir out of the box menjadi acuan dibalik inovasi yang ada di Banyuwangi. "Ternyata Leadership itu kunci, Team is the key. Karena proyek perubahan tidak melibatkan semua orang tapi sedikit orang. Lalu, kami definisikan ternyata jika ingin mendorong pariwisata kuncinya 3, triple A. Teori dari Triple A sendiri yakni, Aksesibilitas, Amenitas, dan Atraksi" jelas Menteri PANRB-RI ditengah-tengah materinya pada kamis (30/03/23) lalu.

Akibatnya, ada banyak inovasi-inovasi luar biasa yang diwujudkan dalam beberapa tahun kebelakang di Banyuwangi. Misalnya, membatasi  lahirnya minimarket baru  demi melindungi UMKM, adanya larangan bagi hotel bintang 3 kebawah guna membangkitkan homestay-homestay lokal yang ada di Bannyuwangi, kemudian inovasi " Lahir procot, pulang bawa akte" yang banyak direplikasi oleh daerah lain, hingga program " Rantang Kasih" yang ditujukan bagi mereka yang tidak mempunyai keluarga, dan juga yang menumpang di pekarangan, dan menghadirkan fiber optic demi pelayanan publik yang baik.

Oleh sebab itu, tidak hanya bergelimpah inovasi, Banyuwangi juga dapat menghasilkan income per capita yang lebih tinggi ketimbang sebelumnya yang hanya sekitar 14 juta saja. Angka kemiskinan juga ikut  merosot seiring berjalannya waktu diiringi dengan inovasi yang terus dikembangkan.

Menteri PANRB-RI menjelaskan betapa pentingnya untuk fokus membenahi suatu masalah, "Cara mendefinisikan masalah itu penting, semuanya memiliki masalah, maka dari itu harus didefinisikan mana yang harus kita bereskan. Tidak semua bisa diberesin. Dari situ kemiskinan di Banyuwangi turun dari 20,4% menjadi 8% inilah yang disebut dengan RB berdampak".

Sementara itu, Pasca pandemi Covid-19 penambahan kemiskinan di Banyuwangi menjadi yang paling rendah. Hal itu tidak dapat dipungkiri karena, Banyuwangi konsisten dalam memilih antara mengembangkan ekonomi ataupun memilih mengembangkan jalan. Pada akhirnya, Banyuwangi memilih untuk fokus mengembangkan perekonomian yang ada.

Dengan demikian, diterbitkan RB Tematik. Jika ingin RB meningkat, maka dapat diukur dari 3 komponen ini, kemiskinan, investasi, dan juga digitalisasi. Pada 3 bulan pertama MENPANRB fokus membenahi urusan internal. Oleh sebab itu, urusan-urusan baik internal maupun eksternal dapat diatasi lebih mudah dan cepat.

Sebagai sesi terakhir dari acara siang hari itu, moderator membuka sesi tanya jawab kepada para mahasiswa yang hadir. Salah satu pertanyaan yang diajukan perwakilan mahasiswa dari Fisip Undip, "Transformasi Indonesia dari bangsa yang sebelumnya mengandalkan Sumber Daya Alam menjadi bangsa yang mengandalkan kapabilitas penduduknya.  PR besarnya ada pada Sumber Daya Manusia dan sistem pendidikan, karena ekonomi Indonesia sudah mengarah ke ekonomi kreatif, bagaimana pandangan bapak terhadap kualitas SDM dan sistem Pendidikan kita, apakah sudah mampu dan apakah dari pemerintah sendiri sudah menyiapkan rencana dan kegiatan kedepan untuk menghasilkan sistem ekonomi yang saat ini terjadi, dengan tujuan dalam pergerakan ekonomi di bidang sumber daya?" ujar Dinda pada Kamis (30/03/23) lalu.

Selanjutnya, pertanyaan yang sudah diajukan kemudian ditanggapi oleh perwakilan MENPANRB, " Inilah PRnya, mengapa kita perlu reformasi birokrasi. kalau kita bicara pajak yang rendah atau tax preasure yang rendah, memang betul. Di asia kita termasuk negara dengan rasio pembayar pajaknya masih rendah. Kalau masyarakat itu masih belum membayar pajak itu terkait dengan trust atau kepercayaan. Nah, ini yang saya kira reformasi birokrasi punya peran disitu, bagaimana meningkatkan trust dari masyarakat." Prof. Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si., selaku Deputi bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan menanggapi terkait pertanyaan rasio pembayar pajak di Indonesia.

"Tadi, sudah di sampaikan Pak Menteri, ada Namanya SAKIP (Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah), Akuntabilitas menjadi isu penting bagaimana birokrasi kita ini akuntabel, bertanggungjawab kepada masyarakat selaku taxpayer selaku para pembayar pajak. Nah, kalau kita sudah punya anggaran yang memadai tentu kemudian, bagaimana menggunakan dana ini menjadi sangat penting. Keterlibatan mahasiswa dan masyarakat untuk bisa mengawal agar kebijakan-kebijakan kita itu responsif agar sesuai dengan aspirasi masyarakat kita." Ia juga menjelaskan perihal partisipasi atau keikutsertaan masyarakat Indonesia, salah satunya yang berperan besar yakni mahasiswa, dalam mengawasi dan kooperatif terkait isu-isu dan masalah yang ada disekitarnya.

Mantan Dekan Fisip UGM itu juga menambahi perihal kesinambungan antara natural resources dan rakyat Indonesia, " Kita Tidak bisa lagi megandalkan yang namanya sumber daya alam saja, tetapi  basisnya adalah knowledge atau pengetahuan. Karena, kita tahu bahwa sumber daya alam yang besar itu menghadirkan kutukan buat kita malas, malas untuk berpikir. Nah, ini mindset yang perlu kita ubah temen-temen mahasiswa bahwa, kita tidak bisa lagi mengandalkan warisan, kita punya sumber daya alam yang melimpah karena itu akan menimbulkan yang namanya resources curse."  Tambah Prof. Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si., agar kita terus mengimprovisasi inovasi dan tidak mengandalkan warisan atau sumber daya alam saja.

Dengan adanya acara "SAPA MAHASISWA Bersama Menteri PANRB-RI" ini, diharapkan dapat menjadi ruang untuk mengetahui upaya pemerintah dalam mengimplementasikan dan melaksanakan Reformasi Birokrasi, dan menerima feedback dari mahasiswa tentang birokrasi negara. Dan juga dapat menjadi salah satu motivasi maupun dorongan kepada khususnya para mahasiswa di Undip maupun seluruh Indonesia, dalam mengawasi dan aware terhadap isu-isu dan Gerakan perubahan yang ada di negara kita, Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun