COP adalah singkatan dari Conference of Parties atau Pertemuan Para Pihak dimana pertemuan ini menjadi konferensi perubahan iklim terbesar yang ada di dunia dibawah naungan PBB.Â
Konferensi ini dihadiri oleh para petinggi dari berbagai negara di seluruh dunia dan perwakilan dari organisasi berkepentingan terhadap isu tersebut untuk menyepakati aksi dan komitmen negara-negara dalam menghadapi persoalan krisis iklim yang tak kunjung habis.
COP pertama kali dilaksanakan di Berlin, Jerman pada Maret 1995. Pertemuan tingkat tinggi ini rutin dilakukan sekali dalam setahun oleh 197 negara untuk meninjau kembali isu perubahan iklim dan mencari cara bagaimana negara-negara di dunia dapat mengatasinya.Â
Tahun 2021 seharusnya menjadi agenda COP ke-27. Akan tetapi, karena adanya pandemi, perhelatan COP tertunda setahun. Maka dari itu, tahun 2021 digelar agenda COP ke-26 di Glasgow, Skotlandia sehingga sering disebut sebagai COP 26.Â
Dari banyaknya jumlah pelaksanaan COP, tidak semua nya membawa output yang signifikan bagi krisis iklim. Ada 2 kesepakatan COP yang dianggap membawa output signifikan yaitu Kyoto Protokol tahun 1997 serta Paris Agreement tahun 2015. Â
Dilansir dari laman icctf.or.id yang menyebutkan bahwa Paris Agreement berhasil menetapkan deadline bagi negara-negara di dunia untuk menjaga kenaikan suhu bumi tidak mencapai 2 derajat Celcius atau idealnya 1,5 derajat Celcius maksimal tahun 2030 dan juga upaya net-zero emission maksimal pada 2050. COP ini juga menjadi COP yang memiliki paling banyak signatories termasuk Amerika Serikat.Â
Momentum yang terjadi di COP26 akan menjadi modal besar untuk meningkatkan komitmen bersama antar negara demi menghadapi krisis iklim. Sebenarnya apa hal yang istimewa dari COP 26? bisa dilihat dari 4 tujuan utamanya sebagai berikut:
Memastikan global net zero dalam setengah abad kedepan dan menjaga tingkat kenaikan suhu sebesar 1,5 derajat Celcius
Adaptasi untuk melindungi masyarakat dan habitat alam
Meningkatkan pendanaan bagi negara-negara dengan angka ekonomi rendah
Melakukan finalisasi Paris RuleBook atau finalisasi dalam implementasi Paris Agreement pada Desember 2015 lalu.
Presiden Jokowi sendiri dalam pidatonya di COP26 mengatakan Indonesia akan terus berkomitmen dalam penanganan perubahan iklim yang telah menjadi ancaman besar bagi kemakmuran dunia.Â
Hal tersebut telah ditunjukkan dengan upaya Indonesia seperti mencapai tingkat deforestasi di titik terendah pada 2020, mencapai pengurangan kebakaran hutan sejauh 82% pada 2020, merehabilitasi 3 juta hektare lahan kritis dari 2010 hingga 2020, merestorasi hutan mangrove dengan target tahun 2024 telah mencapai 600.000 hektar, dan berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 41% tahun 2030.Â
Menurut Presiden Jokowi, Indonesia akan mampu mencapai target yang lebih ambisius lagi. Namun, dengan bantuan kontribusi dari negara maju seperti bantuan teknologi dan investasi internasional. Â Komitmen negara maju dalam menyediakan pendanaan iklim dengan mitra disebut sebagai game changer untuk aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim bagi negara-negara berkembang.
Bagaimana pendapat kamu tentang COP26 dan apa harapan kamu kedepannya untuk perubahan iklim dunia? Yuk, tulis di kolom komentar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H