Mohon tunggu...
Travel Story Pilihan

Semarang Memotivasi Hidupku Menjadi Lebih Baik

15 Juni 2016   22:36 Diperbarui: 15 Juni 2016   23:01 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Pak Joko suami Ibu Nining dulu bekerja di bengkel motor, kemudian berhenti di karena kan usianya yang sudah tua dan sering sakit-sakitan. Ibu Nining sebagai seorang istri ingin membantu sang suami untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ibu Nining mengumpulkan barang-barang bekas seperti: kardus-kardus bekas, gelas plastik bekas dan botol-botol bekas untuk di kilo kan sehingga bisa menghasilkan sejumlah uang.

“Hasilnya cuman dikit perkilonya 3000 saja, maka dari itu saya tiap hari keliling pagi dan sore untuk cari kardus bekas, botol-botol bekas pokoknya yang bisa menghasilkan uang.” Ungkap Ibu Nining.

Diusia Pak Joko yang sering sakit-sakitan sehingga sekarang suaminya terkena stroke ringan pada bagian tangan dan tulang pipi sang istri berkorban banting tulang demimenghidupi suaminya dan 4 orang anak. Pak Joko dan Ibu Nining dikaruniai oleh 6 orang anak, yakni 3 laki-laki dan 3 perempuan. 2 anak perempuannya sudah berkeluarga dan pisah rumah, sehingga Ibu Nining dan Pak Joko hanya tinggal bersama 3 orang anak laki-laki dan 1 anak perempuan.

Rodiah adalah anak pertama dari Pak Joko dan Ibu Nining. Rodiah sangat menyayangi keluarganya dan ikut membantu orang tua untuk menambah biaya hidup adik-adiknya walaupun Rodiah sudah berkeluarga dan mempunyai 2 orang anak, sebagai anak pertama Rodiah harus bisa menjadi contoh bagi adik-adiknya agar tetap perduli terhadap keluarga. Rodiah selalu menyisipkan 30% dari gajih ia setiap bulannya, setiap hari libur Rodiah beserta keluarga kecilnya datang kerumah Pak Joko karena jarak rumah antara rumah Ibu Nining dengan rumah Rodiah sangatlah dekat hanya sekitar 1 km.

Fitri adalah anak kedua yang kehidupannya sangat bertolak belakang dengan kakaknya yaitu Rodiah. Ia juga sudah berkeluarga sama seperti Rodiah namun suami Fitri sangat tidak mengizinkan jika Fitri ke luar rumah tanpa di dampingi oleh sang suami, padahal suami Fitri sangat sibuk dan pulang ke rumah hanya 3 kali dalam seminggu, sehingga membuat Fitri jarang sekali menengoki Ibu, Bapak dan Adik-adiknya yang masih membutuhkannya.

            “Fitri anak ibu yang paling ibu banggakan, Fitri cantik tapi apakah ia masih memerlukan sosok Ibu seperti saya? Sehingga ia tidak sempat meluangkan waktunya untuk keluarga disini?” ungkap sedih Ibu Nining. Sungguh malang melihat sosok Ibu yang sangat menginginkan anak-anaknya selalu ada bersamanya.

            Tak ada cinta yang menandingi cinta ibu kepada anaknya, seburuk apapun kondisi ibu beliau tetap menjadi sosok ibu yang paling sempurna.

Sam Poo Kong

            Sam Poo Kong didirikan sebagai penghormatan sekaligus untuk mengenang seorang laksamana bersar kerajaan Tiongkok. Di sebelah barat Kota Semarang, tempatnya di kawasan Simongan, terdapat sebuah bangunan penting yang bermakna sejarah dan budaya yang amat tinggi dan unik.

            Suasana Sam Poo Kong sangat kental dengan nuansa Tionghoa. Namun demikian pengunjung tempat ini sangat beragam, baik suku mau pun kepercayaan mereka. Banyak sekali pakaian orang Tionghoa yang disewakan dengan harga Rp. 80.000 per bajunya, tetapi tidak hanya orang Tionghoa yang menyewa pakaian tersebut melainkan juga banyak orang muslim yang sewa baju Tionghoa dalam hal untuk berselfie ria.

            Mengingat perkataan dosen, beliau berkata “jangan ada yang selfie-selfie dan asik sendiri, gunakan waktu yang sebaik-baiknya jangan sampai kita kehilangan moment” tetapi salah satu anak ATVI membisikkan “moment yang terbaik ya sama teman-teman salah satunya selfie” dan di Sam Poo Kong banyak sekali yang selfiesampai-sampai kita foto satu angkatan untuk dijadikan suatu kenangan kami di Sam Poo Kong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun