Kala senja menderai di bulan November, sekian tahun yang lalu
Di sela kantuk menjelang malam
Aku  mendengarkan ceritamu, ibu..
Cerita tentang sepatu Cinderella yang dicuri sang pangeran
Cerita selendang bidadari yang dicuri anak perkampungan di tempat pemadian
Lalu, tembang manis mengalun lembut dari bibir mungilmu
(Nina Bobok, Nina Bobok, Kalau Tidak Bobok, Digigit Nyamuk)
Dan  kecupan lembut penuh kasih mendarat di keningku
Aku terlelap di pangkuanmu..
Â
Suatu hari ketika langit bersih..
Cerita-ceritamu ku tulis kembali dalam sajak
Awan-awan putih pun tersenyum manis
Menyanyikan tembang cinta dalam rindu yang menderukan
Angin keperbatasan kota kelahiran kita
Lalu menyapa daun-daun akasia
Yang tumbuh di sudut taman rumah kita
Tempat di mana ibu selalu menanti orang-orang tercinta
Pulang membawakan oleh-oleh pelipur lara
Ibu..
Saat ini putri kecilmu telah menjelma menjadi gadis dewasa
Dari kejauhan perantauan
Putrimu terduduk sendiri merindukan peluk hangatmu
Doamu selalu menyertaiku di setiap langkah lemahku
Semoga kepulanganku nanti
Dapat membawa sebongkah kebahagiaan untukmu
Ibu..
Salam rinduku untukmu..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H