Semenjak Ramzy sudah di Bandung, Ramzy hampir 24/7 menghabiskan waktunya denganku. Banyak cara yang Ramzy lakukan untuk membuat Celline bahagia, apalagi Ramzy selalu melibatkan Celline di setiap kegiatannya. Ramzy. Ramzy yang lemah lembut, baik, penyayang, dan bisa memperlakukan celline sebagaimana perempuan di perlakukan membuat Celline merasa nyaman dan aman ketika dengan Ramzy. Cinta Celline terhadap Ramzy selalu bertambah di setiap harinya, terdengar sangat lebay, tapi ini nyata.
Menginjak hubungan 2 tahun, Ramzy tiba-tiba memutuskan hubungan tanpa alasan yang jelas. Ramzy memutuskan hubungan via chat.
Ramzy        : "Cell, kayanya kita udah gak bisa sama-sama lagi, aku mau putus."
Celline       : "Loh? Kenapa? Aku salah apa sama kamu? Kita lagi gak ada masalah loh kok kamu tiba-tiba mutusin aku gitu aja?"
Ramzy        : "Maaf Cell, aku tetep mau putus."
Celline       : "Gak bisa dong zy, jelasin dulu ada apa!?"
Ramzy        : "Gak ada yang harus dijelasin cell, sorry ya Cell aku block ya!"
Celline       : "Zy?" (Celline sudah di blockir Ramzy)
Hari demi hari, waktu demi waktu Celline berusaha mengikhlaskan Ramzy.
Ternyata ikhlas itu tak sesederhana mengucapkan "Aku sudah ikhlas" Jelas lebih dari itu, ada perang batin yang terus menerus bergejolak. Antara terus meretapi keadaan yang tak diinginkan, atau berani melangkah untuk kemudian bangkit. Ternyata mengikhlaskan memang tak semudah itu. Di sisi lain, hati mendamba ketenangan. Sebab itu, dalam berdoa tak lepas aku meminta perihal rasa ikhlas paling luas. Celline tidak sekuat itu untuk tetap terlihat baik-baik saja melewati ini, menjalani fase move on yang sangat amat berat aku jalani. Celline selalu berusaha ikhlas walau menurutk ikhlas itu bohong. Tapi aku percaya semua ini bisa Celline bisa melewati ini semua.
Masuk fase dimana Celline sudah mengikhlaskan Ramzy. Butuh satu tahun, untuk Celline mengikhlaskan Ramzy.