Pada Museum Sri Baduga terdapat beberapa jenis canting, di antaranya Canting Klowong atau Rengreng, Canting Tembok, dan Canting Isen.  Bentuk canting yang sangat beragam, menggambarkan bahwa setiap daerah mempunyai desain batik yang berbeda-beda, maka juga memerlukan spesifikasi tersendiri  untuk bahan  atau alat  yang akan digunakan untuk membatik tersebut. Seperti Canting Klowong, merupakan canting yang ukurannya besar dan berfungsi untuk membuat garis motif pokok dalam proses pembatikan.Â
Lalu, Canting Tembok sendiri merupakan canting yang mempunyai lengkungan yang lebih lebar. Canting Tembok ini mempunyai fungsi untuk memperlancar proses pembuatan batik hingga menghalangi keseluruhan pola dan sering digunakan untuk menutupi seluruh sampel. Jadi seringkali Canting Tembok pun digunakan untuk menutup bidang motif yang bidangnya yang relatif besar dan memperkuat lilin agar lebih kuat. Â
Selain itu terdapat Canting Isen yang dikenal sebagai salah satu jenis canting yang biasa digunakan untuk memberi kesan motif batik seperti garis maupun titik, karena tapak lilin yang dihasilkan cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis canting lainnya. Canting isen biasanya bercucuk kecil baik tunggal maupun rangkap.
Keberagaman jenis canting yang memiliki keunikan, bentuk, serta fungsi yang berbeda-beda tentunya menentukan hasil dari pola yang akan dibuat dalam batik nantinya.Â
Pemilihan canting pun harus disesuaikan dengan pola seperti apa yang ingin dibuat. Hal tersebut menjadi bukti bahwa setiap hasil budaya Indonesia memiliki nilai yang tinggi seperti dari alat yang digunakan untuk membuat hasil karya yang bernilai dan bermakna hingga proses yang mungkin memiliki makna tersendiri.Â
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan zaman dan permintaan batik serta motifnya yang semakin tinggi pun membuat masyarakat mengembangkan canting menjadi lebih modern. Walaupun sudah banyak yang menggunakan canting modern atau alat cap batik, kita tentunya perlu melestarikan canting tradisional dengan menjaga kebudayaannya, tidak melupakan alat-alat tradisional tersebut, serta mencari tahu sejarah dari setiap budaya yang negara kita miliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H