Mohon tunggu...
Bella aulia septivianta azra
Bella aulia septivianta azra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Follow your dream, no matter what."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyikapi Adanya Sikap Bullying di Lingkungan Kampus

9 Desember 2024   08:15 Diperbarui: 9 Desember 2024   11:34 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Foto : pinterest.com/zeaa_bumzz)

Kita pasti sudah tidak asing dengan istilah Bullying, istilah ini benar-benar sangat popular di kalangan anak muda saat ini terutama di kalangan gen z , perilaku atau tindakan Bullying ini dapat berdampak negative pada lingkungan kehidupan kita, dan tindakan tersebut dapat kita temui di berbagai lingkungan hidup seperti lingkungan sekolah ataupun lingkungan keluarga, kira-kira sudah sejauh mana kalian mempelajari tentang arti dan makna serta dampak dari adanya perilaku Bullying, kemudian bagaimana cara menyikapi dan mengatasi adanya perilaku Bullying di lingkungan sehari-hari.

Memahami dasar-dasarnya

1.pengertian Bullying

      Anda biasanya dapat mengidentifikasi bullying melalui tiga karakteristik berikut: disengaja (untuk menyakiti), terjadi secara berulang-ulang, dan ada perbedaan kekuasaan. seorang pelaku bullying bisa saja memang bermaksud menyebabkan rasa sakit pada korbannya, baik menyakiti fisik, kata-kata, perilaku yang menyakitkan, dan dilakukan secara berulang kali. Anak laki-laki mungkin lebih mengalami bullying fisik, sedangkan anak perempuan mungkin lebih mengalami bullying secara psikologis, walaupun jenis keduanya tentu cenderung saling berhubungan.

   Bullying adalah pola perilaku, bukan insiden yang terjadi sekali-duakali. Orang yang melakukan bullying biasanya berasal dari status sosial atau memiliki kedudukan dan kekuasaan yang tinggi dan dipandang masyarakat, seperti orang yang lebih kaya, lebih kuat(secara kekuasaan) dianggap populer sehingga mereka dapat menyalahgunakan posisinya.

  Bullying dapat terjadi baik secara langsung atau online. Cyberbullying sering terjadi melalui media sosial, hal tersebut bisa dilakukan melalui SMS / teks pesan instan, email, atau platform online tempat orang-orang dapat berkomunikasi. Sebagai pengguna platform digital tentu saja kita harus mewaspadai mengenai data pribadi yang kita miliki, dan kita juga harus memahami cara menggunakan media sosial dengan bijak karena dengan begitu kita dapat memperoleh dampak positif dari adanya platform online dan media sosial lainnya.

   Perilaku Bullying seringkali kita temui di lingkungan kampus atau sekolah, dimana lingkungan sekolah atau kampus menjadi titik utama yang mempertemukan banyak sekali keragaman dan latar belakang manusia dari berbagai daerah, seperti orang Madura, orang Maluku, orang Sulawesi dan yang lainnya yang memiliki satu tujuan berkumpul untuk menimba ilmu di daerah yang bukan aslinya(perantauan), karena banyaknya keberagaman, latar belakang individu yang berbeda-beda, dan nilai - nilai kebudayan yang dimiliki seseorang di daerah asalnya, seringkali hal tersebut menimbulkan adanya konflik yang bisa dikategorikan dalam masalah sosial, seperti intoleransi, sikap etnosentrisme dan lain-lain, dari adanya sikap-sikap tersebut dapat menimbulkan rasa tidak suka yang apabila terus menerus dibiarkan rasa tidak suka tersebut akan semakin tinggi dan dapat menumbuhkan sikap atau perilaku yang bisa mengarah pada tindakan kekerasan yang disengaja seperti menyakiti yang dilakukan secara berulang-ulang(Bullying)

Teori konseling behavioral adalah teori konseling yang berfokus pada perilaku yang tampak dan menggunakan prinsip-prinsip belajar untuk mengubah perilaku menyimpang. Konseling behavioral juga dikenal dengan modifikasi perilaku. Konseling behavioral memiliki beberapa tujuan, di antaranya: Mengubah perilaku yang negatif, Memperkuat perilaku yang diharapkan, Meniadakan perilaku yang tidak diharapkan, Membantu klien mengubah pikiran maladaptif menjadi lebih adaptif.

Dalam konseling behavioral, konselor berperan aktif dalam menangani masalah klien. Beberapa teknik yang digunakan dalam konseling behavioral, di antaranya:

1. Reframing: Teknik yang bertujuan untuk mengelola perasaan hati dan membuat pandangan baru yang masuk akal

2. Desensitisasi sistematis: Teknik yang bertujuan untuk menenangkan klien dari ketegangan dengan mengajarkan klien untuk rileks

Konseling behavioral merupakan salah satu dari teori-teori konseling yang ada pada saat ini. Konseling behavioral merupakan bentuk adaptasi dari aliran psikologi behavioristik, yang menekankan perhatiannya pada perilaku yang tampak. Pada hakikatnya konseling merupakan sebuah upaya pemberian bantuan dari seorang konselor kepada klien, bantuan disini dalam pengertian sebagai upaya membantua orang lain agar ia mampu tumbuh kearah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengahadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya (Yusuf & Juntika, 2005:9). Lebih lanjut Juntika (2003:15) mengutip pengertian konseling dari ASCA (American School Conselor Assosiation) sebagai berikut : Konseling adalah tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk masalah-masalahnya. membantu kliennya dalam mengatasi Selanjutnya menurut Suwanto (2016:3) konseling behavioral adalah suatu teknik dalam konseling yang berlandaskan teori belajar berfokus pada tingkah laku individu untuk membantu konseli mempelajari tingkah laku baru dalam memecahkan masalahnya. Tujuan konseling behavioral yaitu : (1) Menciptakan perilaku baru. (2) Menghapus perilaku yang tidak sesuai. (3) Memperkuat dan mempertahankan perilaku yang diinginkan. Sedangkan pengertian behavioral/behaviorisme adalah salah satu pandangan teoritis yang beranggapan, bahwa persoalan psikologi adalah tingkah laku, tanpa mengaitkan konsepsi-konsepsi mengenai kesadaran dan mentalitas (JP.Chaplin, 2002:54).

Membangun pemahaman tentang behaviorisme dan konseling yang telah dibahas sebelumnya, kita dapat menarik kesimpulan bahwa konseling perilaku mengacu pada proses konseling (pendampingan) yang diberikan konselor kepada klien dengan menggunakan pendekatan perilaku untuk memecahkan masalah sekaligus menetapkan arah yang dibayangkan klien.dalam hidup.

Isu pembullyan yang terjadi pada tahun 2024 salah satunya adalah Kasus bullying di Program Pendidikan Spesialis Dokter (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) yang menyebabkan seorang mahasiswi meninggal dunia. Kasus ini menarik perhatian publik dan memicu seruan untuk investigasi oleh Kementerian Kesehatan dan kepolisian. Kasus dugaan perundungan di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro yang berujung pada kematian seorang mahasiswi telah menyita perhatian publik. Tindakan perundungan yang terjadi di lingkungan pendidikan tinggi, khususnya pada program yang menuntut tekanan psikologis tinggi seperti PPDS, dapat berdampak sangat buruk pada korban. Stres, kecemasan, hingga tindakan ekstrem seperti bunuh diri, menjadi konsekuensi yang seringkali tidak terduga.

Untuk mencegah terjadinya perundungan, diperlukan langkah-langkah komprehensif baik di tingkat institusi maupun individu. Institusi pendidikan perlu memiliki peraturan yang jelas mengenai perundungan beserta sanksi yang tegas, serta membentuk tim pengawas yang aktif untuk memantau dan menindaklanjuti laporan. Di sisi lain, individu perlu ditanamkan nilai-nilai positif seperti empati, toleransi, dan rasa hormat. Penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak buruk perundungan dan memberikan keberanian kepada korban untuk melaporkan kejadian yang dialaminya. Dengan demikian, diharapkan lingkungan belajar yang aman dan kondusif dapat tercipta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun