Proyek magot sejalan dengan prinsip green campus yang berfokus pada pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan. Dengan mengelola limbah organik di sumbernya, kantin FIS dapat menjadi contoh penerapan teknologi ramah lingkungan di institusi pendidikan.
3. Menghasilkan Produk Bernilai Tambah
Hasil biokonversi magot berupa pupuk organik dan biomassa magot dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti pupuk untuk taman kampus atau pakan alternatif untuk kegiatan peternakan mahasiswa.Â
4. Mengurangi Biaya Pengelolaan Limbah
Dengan mengelola limbah secara mandiri menggunakan magot, biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutan sampah ke TPA dapat diminimalkan. Hal ini juga memberikan efisiensi operasional kantin.Â
5. Memberikan Edukasi Lingkungan
Proyek ini dapat menjadi sarana edukasi bagi mahasiswa, dosen, dan staf kampus tentang pentingnya pengelolaan limbah organik yang berkelanjutan. Workshop atau pelatihan tentang budidaya magot juga dapat diadakan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat kampus.Â
6. Meningkatkan Kesadaran Lingkungan
Kehadiran proyek magot di kantin FIS dapat menjadi langkah nyata dalam meningkatkan kesadaran sivitas akademika terhadap isu lingkungan, sekaligus memotivasi mereka untuk lebih peduli dalam mengelola sampah.
Penutup
Pengelolaan sampah organik melalui teknologi maggot di Kantin Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang merupakan langkah inovatif untuk mendukung keberlanjutan lingkungan. Program ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga menghasilkan pakan ternak dan pupuk organik, memberikan nilai ekonomis. Melalui sosialisasi dan pelatihan, mahasiswa dan seluruh warga UM diajak berpartisipasi dalam pengelolaan sampah, meningkatkan kesadaran lingkungan. Inisiatif ini diharapkan menjadi model bagi institusi lain dalam menerapkan praktik ramah lingkungan, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang lebih luas dan mendukung konsep kampus hijau.