Mohon tunggu...
Bella falina
Bella falina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia Kritis

Hiduplah kamu bersama manusia sebagaimana pohon yang berbuah, mereka melemparinya dengan batu, tetapi ia membalasnya dengan buah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Harga Dari Sebuah Rasa Rindu Pada Ibu dan Relasi Ibu Dengan Filsafat yang Sering Dipahami Sebagai Ibu Dari Semua Ilmu

12 Februari 2023   02:21 Diperbarui: 12 Februari 2023   02:29 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

HARGA DARI SEBUAH RASA RINDU PADA IBU DAN RELASI IBU DENGAN FILSAFAT YANG SERING DI PAHAMI SEBAGAI IBU DARI SEMUA ILMU

Ibu adalah sosok wanita teramat berjasa untuk segenap insan di alam kehidupan

Semua orang niscaya dilahirkan dari rahim seorang ibu. Ya seperti yang kita ketahui bersama dalam kurun waktu selama sembilan bulan ibu mengandung.Kemudian seorang ibu menjaga sang buah hati hingga memasuki akil baliq, dengan ketulusan hati ibu menjaga dan membesarkan sang buah hati.Itu alasannya mengapa seorang anak Sudah semestinya bersyukur Lantaran mendapat cinta kasih darinya. Sosoknya yang sangat berharga dan berjasa membuat ibu selalu dirindukan.

Dari abu Hurairah Ra,beliau berkata: seseorang mendatangi Rasulullah saw lalu bertanya, kepada siapa kah Aku harus berbakti pertama kali?? Rasulullah menjawab ibumu sebanyak 3 , kemudian ayahmu.(HR Bukhari & Muslim)

Begitu luar biasanya seorang ibu, Rasullullah Sangat Menghormati seorang ibu dan memuliakan wanita yang kelak akan menjadi seorang ibu, karena salah satu kemuliaan terbesar seorang wanita adalah menjadi seorang ibu,maka dari itu sebagai anak yang selalu bersyukur patut kita cintai, menyayangi,dan mengurusinya.

Kata Rindu kepada seorang ibu, yang hanya bisa di lafazkan dan di keluar kan melalui mulut dengan hati yang teramat pilu, apalagi seorang anak yang saat ini jauh dari ibunya karena sedang memperjuangkan masa depannya, katakanlah seorang anak perempuan dewasa yang sedang merantau ke kota orang, rasanya Ingin kembali kepelukkan ibu,ingin menyentuh jari jemarinya,mencium pipinya yang sudah mulai keriput,menyisir rambutnya yang sudah mulai beruban,ingin rasanya mencicipi makanan yang di buat dengan penuh cinta kasih,ya saya membenarkan perkataan orang-orang di luar sana bahwa obatnya rindu adalah pertemuan.Namun sayangnya tidak semua orang mempunyai kesempatan untuk melepaskan rasa rindu Kepada ibu.

Namun Sangat di sayangkan bagi sebagian anak yang saat ini dekat dengan ibunya,tidak meluangkan waktu untuk bersama ibu, menyia-nyiakan kesempatan untuk berbakti kepada ibu,lebih memilih mencari kebahagiaan diluar rumah bersama teman,pacar,dan lainnya.padahal kebahagiaan itu sendiri yaitu bersama ibu.

Rindu kepada ibu suatu hal yang begitu berharga,Dengan berbakti kepadanya Allah telah menjanjikan surga balasan nya,Ya saya akui rasa rindu itu muncul ketika kita sudah jauh dari ibu, tetapi selagi masih ada kesempatan untuk bersama ibu maka gunakanlah kesempatan itu, karena kelak kita akan menjadi seorang ibu.

Hidup itu ada timbal balik nya, bagaimana kita memperlakukan ibu kita dini hari,kelak anak-anakmu akan memperlakukan hal sama kepadamu.

Dalam Qur'an surah Luqman ayat 14

"Dan Kami perintahkan kepada insan (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia 2 tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu".

Sudah kah kalian berbakti kepada ibu kalian hari ini??

Lantas bagaimana relasi ibu dengan filsafat yang sering di artikan ibu dari segala ilmu??

Sebagai ibu dari semua ilmu, filsafat telah menampakkan diri sebagai kekukuhan yang mengandung bibit-bibit pemikiran keilmuan, melahir dan menyusui bayi ilmu, dan terus membina perkembangan ilmu menjadi cabang dan raving-raving keilmuan, serta mendewasakan ilmu sebagai ilmu yang Berdiri sendiri (independen).

Filsafat memiliki peran penting yaitu sebagai ibu menyusui, mengasuh, dan mengasah pertumbuhan serta ketajaman ilmu dalam sebuah proses komunikasi antar ilmu.Dengan itu keilmuan dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga terhindar dari bahaya falsenes/fallacy

Sebagai ibu yang mendewasakan ilmu, filsafat tidak akan pernah menggabungkan atau membelenggu ilmu di dalam pintunya, Filsafat terus mendorong kemandirian ilmu-ilmu sehingga ilmu-ilmu mampu mengembangkan pemikiran, teknik yang khusus,Filsafat pula berperan mencetuskan ide-ide,kelahiran bibit-bibit pemikiran, knowledge , dan keilmuan untuk kepentingan praktis, baik dalam bentuk teknologi dan lain sebagainya,demi pemenuhuan kebutuhan hidup manusia.Lalu pertanyaan yang sering muncul pula di kalangan mahasiswa,kenapa sih filsafat tidak di Artikan sebagai bapak nya ilmu?ya tentu tidak,karena bapak adalah wujud yang mustahil akan melahirkan dan menyusui. Maka dari itu karena surga ada di telapak kaki ibu,dan dengan berfilsafat akan menghantarkan kita kapada hakikat kebenaran

#tulisanRandom

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun