pernah suatu saat nenek mendapatkan hadiah promosi dari salah satu softdrink yang beliau jual di tokonya. hadiahnya berupa sepeda. warna merah. taukah? mbah kakung menahan sepeda itu agar tidak diberikan kepada siapapun. beliau menghadiahkannya untuk saya.
kenangan termanis terjadi menjelang tutup usianya. ketika beliau harus dirawat di semarang karena penyakit batu ginjalnya. saat itu beliau harus menjalani operasi batu ginjal. taukah? ketika beliau sadar dari anestesinya beliau bertanya, "linda mana?".
pada akhirnya saya ternyata tak bisa bertemu di saat-saat terakhir hidupnya. saat itu saya kelas 5 SD, mama mendapat telepon dari nenek bahwa mbah kakung telah tiada. beliau meninggal di rumah sakit ketika geberal check up. tertidur dan tak pernah bangun lagi. saat itu juga saya ijin bolos sekolah. bersama mama, papa, dan adik mbah kakung yang tinggal di semarang, kami berangkat ke brebes untuk takziah.
lelaki besar itu telah tiada. lelaki termanis dalam hidup saya telah tutup usia.
saya tak mampu mengantarnya ke makam. hanya dapat terduduk di sudut ruangan, menangis tergugu. mengingat beliau. meski saya belum banyak mengerti saat itu, tapi saya tau, saya kehilangan beliau.
pria itu sungguh pria yang baik. mama, yang bukan anak kandungnya, bahkan tak kuasa menahan kepedihan. entah pingsan entah lemas, yang jelas mama juga tak mengantar ke makam.
jika saja, jika saja Tuhan memberikan satu kesempatan untuk saya bertemu lagi dengannya, saya ingin, saya ingin memeluknya. mencium tangannya dan mengatakan terima kasih. terima kasih untuk jalan-jalan paginya, untuk cerita-ceritanya, untuk sepotong es krimnya, untuk sepedanya, untuk kasih sayangnya yang sangat banyak untuk saya.
pria termanis dalam hidupku, dia kakekku.
yogyakarta, 19.11.10
-belindch-
gawat! daritadi saya tak berhenti menangis. semoga tak ada yang memperhatikan!