Sebagai orang tua tentunya ingin yang terbaik untuk masa depan anak, maka dari itu mulai sekarang cobalah belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam merawat anak. Memang membesarkan anak sendiri membutuhkan energi ekstra, namun harus diingat bahwa setiap anak tidak pernah bisa memilih keadaan keluarganya. Tidak perlu hadiah mewah ataupun sikap berlebihan, dengan sikap sederhana parents pun anak sudah dapat merasa dihargai.Â
So keep strong to every single parent!Â
Referensi
Ayu, G., Suwinita, M., & Marheni, A. (2015). Perbedaan kemandirian remaja sma antara yang single father dengan single mother akibat perceraian. Jurnal Psikologi Udayana, 2(1), 59--67.Â
Duvall E R M, Miller B C. 1985. Marriage and family development. new york (US): harper & row santrock, J. W. (n.d.). Life-span development.Â
Suprihatin, T. (2018). Dampak pola asuh orang tua tunggal (single parent parenting) terhadap perkembangan remaja.Â
Taufik. (2014). Dampak pola asuh single parent terhadap tingkah laku beragama remaja.Â
Prihatinningsih, S. (2010). Juvenile delinquency (kenakalan remaja) pada remaja putra korban perceraian orangtua. skripsi fakultas psikologi universitas gunadharma. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H