Mohon tunggu...
Belia Amanda
Belia Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

more less we care, more happy we are

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pola Asuh Tepat Menghasilkan Karakter Anak Usia Dini yang Kuat

13 Juni 2023   14:47 Diperbarui: 13 Juni 2023   15:02 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Usaha yang dilakukan oleh orang tua akan menjadi penentu karena dengan perilaku orang
tua akan membentuk kepribadian anak sejak anak usia dini dan menjadi cerminan perilaku
anak di masa yang akan datang. Pembentukan karakter anak usia dini sudah seharusnya
dilakukan dengan baik oleh orang tua, sehingga di tahap-tahap perkembangan selanjutnya orang tua anak hanya melakukan penyempurnaan serta pengembangannya dari yang sudah dilakukan sebelumnya. Karena pada hakikatnya, jika seorang individu memiliki karakter yang kuat maka ia akan memiliki kesempatan dan peluang dalam mencapai segala tujuan yang diinginkannya. Nah, begitu juga sebaliknya, jika seorang individu memiliki karakter yang mudah goyah maka akan lebih lama dalam mencapai tujuannya.

Anak usia dini yaitu anak yang berumur 0 hingga usia 6 tahun yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dan fundamental pada awal-awal tahun kehidupannya. Dimana pada usia ini menjadi usia keemasan bagi perkembangan kognitif, fisik, emosional dan lainnya pada anak. Yang mana kita ketahui perkembangan tersebut merujuk pada suatu proses dan ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.Sehingga, kualitas perkembangan anak di masa depannya sangat ditentukan stimulasi yang diperoleh sejak dini oleh orangtuanya ( Khadijah, 2016: 11). Oleh karena itu,dapat disimpulkan pada usia ini menjadi usia yang tepat untuk membentuk karakter anak.

2. Macam- Macam Pola Asuh Pada Anak
Jenis pola asuh yang pertama adalah otoriter, yaitu pola atau gaya pengasuhan yang
membatasi serta menghukum, dimana disini orang tua akan mendesak anak untuk
mengikuti segala perintah dan juga arahan dari mereka langsung. Ciri yang paling khas
dari pola asuh otoriter ini adalah seorang anak diharuskan mengulang pekerjaan yang
dianggap orang tua mereka salah, anak akan diberi ancaman dan memberikan hukuman
apabila anak tidak mematuhi dan melanggar perintah dari nya,juga orang tua menggunakan
suara yang tergolong keras ketika menyuruh anak untuk melakukan suatu pekerjaan.
Sehingga pada kenyataannya, anak-anak dari orang tua yang bersifat otoriter ini akan
merasa kurang bahagia, sering takut akan sesuatu hal bahkan hal yang belum tentu akan terjadi, dan perasaan cemas berlebihan serta sifat membandingkan pencapaian diri mereka dengan pencapaian yang diraih oleh teman-temannya bahkan orang lain.(Manado, n.d.)

Pola asuh yang selanjutnya adalah pola pengasuhan dengan sikap demokratis. Dimana pola asuh demokratis ini mendorong anak mereka untuk mandiri namun masih ada batas dan kendali atas tindakan yang mereka lakukan. Yang menjadi ciri khas dari pola asuh
demokratis ini ditandai dengan adanya komunikasi yang baik antara anak dan orang tua,dimana orang tua melibatkan diri dan berdiskusi tentang masalah yang dialami anak. Disini orang tua akan senantiasa memberi kesempatan kepada anaknya untuk mengemukakan segala yang dirasakan. Orang tua akan mengeluarkan pujian apabila anak melakukan hal yang terpuji maupun sebaliknya apabila melakukan kesalahan orang tua akan memberikan pengertian serta bimbingan dan mengajarkan anak agar melakukan segala sesuatu dengan tanggung jawab. Pada intinya pola asuhan ini ditandai dengan dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dengan anaknya tanpa adanya tindakan menghakimi pada anak (Adpriyadi& Sudarto, 2020).

Dan pola asuh yang terakhir adalah pola asuh dengan membiarkan. Dengan menerapkan
pola asuh ini orang tua hanya sedikit terlibat dengan urusan anaknya namun sedikit
menuntut. Pengasuhan model ini sering ditandai dengan orang tua membiarkan anak
melakukan apapun yang anak mereka inginkan. Sehingga dengan menerapkan pola asuh yang begini hasilnya adalah anak-anak tidak pernah belajar dan pandai untuk
mengendalikan perilaku mereka sendiri dan cenderung selalu berharap mendapatkan apa
yang mereka inginkan. Kombinasi keterlibatan yang hangat dengan sedikit pengekangan
akan menghasilkan anak yang berjiwa kreatif dan memiliki kepercayaan diri. Sehingga
beberapa orang tua sengaja menggunakan cara ini.

B. Konsep Karakter
Kata karakter berasal dari charassein ( bahasa Yunani) yang dapat diartikan sebagai
melukis atau menggambar. Berdasarkan defenisi diatas, kemudian karakter juga dimaknai sebagai ciri khusus dan keadaan moral yang dimiliki seorang individu. Namun, secara umum karakter juga didefenisikan sebagai seperangkat sifat yang selalu dikagumi menjadi tanda-tanda kebaikan dan kematangan moral seorang.(Nuraeni & Lubis, 2022)

Potensi yang dibawa sejak anak lahir atau karakter dasar akan berpengaruh terhadap
karakter dan kepribadian seseoran. Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa aktualisasi
karakter dalam bentuk perilaku merupakan hasil perpaduan antara karakter biologis dengan hasil hubungan interaksi dengan lingkungan sekitarnya (sosial ). Selain itu, karakter dapat dibentuk melalui proses pendidikan (Ayun, 2017).

Jadi, berdasarkan beberapa pendapat mengenai karakter di atas, dapat kita ambil sebuah
kesimpulan bahwasanya karakter ini merupakan sifat bawaan seseorang yang sangat berkaitan erat dengan kepribadian dalam diri seorang individu. Yang mana karakter ini tidak selalu dalam posisi positif namun juga ada sisi negatif nya yang dapat diterima atau tidaknya oleh masyarakat dan norma yang berlaku.Dimana interaksi sosial dan lingkungan sangat berperan aktif
 disini.

Beberapa nilai karakter yang dapat orang tua tanamkan pada anak usia dini seperti sikap
berkata apa adanya sesuai fakta, religius, pribadi yang disiplin, memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi, semangat kebangsaan atau rasa nasionalisme, cinta damai, terbuka terhadap
semua hal, peduli terhadap lingkungan sekitarnya, peduli sosial, cinta tanah air, sikap
menghormati dan menghargai segala macam bentuk perbedaan dan masih banyak lagi
karakter positif yang bisa orang tua beri tahu dan tanamkan pada anak mereka khususnya
anak usia dini.

C. Pemilihan Pola Asuh Bagi Orang Tua
Pembentukan karakter anak dilakukan oleh orang tua sejak anak usia dini. Keluarga
menjadi lingkungan pertama dalam proses pendidikan karakter anak. Pola asuh orang tua
menjadi salah satu faktor utama dalam mendidik dan membentuk karakter anak. Oleh
karena itu, perlu sekali untuk memperhatikan bagaimana pola asuh yang diterapkan(Sonia
& Apsari, 2020).Peran orang tua tentunya sangat memberikan pengaruh yang besar
terhadap karakter anak mereka khususnya pada anak usia dini. Mereka menjadi pondasi
dan patokan yang kuat bagi anak-anak mereka. Penerapan pola asuh diterapkan agar
karakter anak dapat diarahkan agar memberikan tekanan pada nilai-nilai seperti rasa hormat menghormati, sikap jujur,adil,arif bijaksana, tanggung jawab,dan membantu setiap anak untuk memahami, menerima dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupannya.(Khairunnisa & Khairina, 2020). Sehingga dari beberapa pendapat di atas,
perlu ditekankan lagi bahwasannya pola asuh orang tua perlu perhatian lagi demi
perkembangan optimal pada anak.

Jadi, pemilihan pola asuh yang paling tepat untuk diterapkan bagi orang tua yang memiliki
anak usia dini adalah pola asuh demokratis. Pola asuh demokratis tentunya akan
membentuk anak usia dini menjadi pribadi yang lebih mandiri, bisa mengontrol dirinya
sendiri, memiliki kepercayaan diri yang tinggi, pandai dalam bersosialisasi dengan baik
dilingkungan sekitar nya, mampu mengatasi permasalahan-permasalahan- permasalahan
yang dialaminya , suka mencoba hal-hal baru, menjadi anak yang patuh akan perintah
orang tua serta memiliki motivasi yang tinggi dalam meraih cita-citanya. Pola asuh
demokratis terlihat selalu memprioritaskan kepentingan anak, tetapi tidak ragu dalam
mengendalikan anak apabila terdapat kendala-kendala

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun