Mohon tunggu...
Belfons Yudhistira Harefa
Belfons Yudhistira Harefa Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Belajar, Berkarya, dan Menikmati Hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seorang Tokoh Perempuan Pejuang, Melihat Kilas Balik Perjuangan Politik dan Kepemimpinan Megawati Soekarnopoetri Membangkitkan Partai Terpuruk!

17 November 2024   22:50 Diperbarui: 17 November 2024   23:03 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[Deklarasi Megawati]. Diakses dari Kompas.id

Seorang Tokoh Perempuan Pejuang : Melihat Kilas Balik Perjuangan Politik dan Kepemimpinan Megawati Soekarnopoetri membangkitkan Partai Terpuruk!

"Perempuan tidak cocok memimpin." "Perempuan terlalu emosional untuk urusan politik." "Tempat perempuan adalah di dapur." Kalimat-kalimat ini begitu akrab di telinga masyarakat Indonesia. Namun, sejarah telah membuktikan bahwa stereotip ini tidak lebih dari prasangka yang tak berdasar. Dari Cut Nyak Dien yang menghunus pedang melawan penjajah, Dewi Sartika yang memperjuangkan pendidikan perempuan, hingga R.A. Kartini yang membuka mata dunia tentang emansipasi, Indonesia tidak pernah kekurangan tokoh perempuan yang mampu memimpin dan mengubah sejarah.

Di era setelah mereka, nama Megawati Soekarnoputri menambah deretan panjang pemimpin perempuan yang mendobrak stereotip gender dalam kepemimpinan. Tahun 1996, saat banyak orang berpikir perempuan harus "tunduk" pada kekuasaan, ia justru berdiri tegak melawan rezim yang berkuasa. Ketika banyak yang meragukan kapasitas perempuan dalam memimpin organisasi besar, ia membuktikan kemampuannya menggalang dukungan massa yang luar biasa untuk PDI Perjuangan.

Bersanding dengan tokoh-tokoh perempuan dunia, kiprah Megawati menunjukkan bahwa Asia tidak asing dengan kepemimpinan perempuan. Mereka membuktikan bahwa ketegasan dan kebijaksanaan dalam memimpin tidak dimonopoli oleh gender tertentu.

Latar belakang

Megawati merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)  sejak tahun 1999 dan presiden Indonesia ke-4 juga merupakan Presiden wanita Indonesia pertama dan satu-satunya hingga saat ini. Lahir pada 23 Januari 1947 di Yogyakarta sebagai anak kedua dan putri sulung presiden pertama Indonesia, Soekarno. Pendidikan awalnya dihabiskan di Jakarta dan Yogyakarta. Dalam hidup masa mudanya, sebagai seorang anak dari Bapak Proklamasi, tentunya banyak yang menyorot terkait perjalanan hidupnya. Meskipun begitu, walau ia terlahir di keluarga terpandang, Megawati merupakan seorang pejuang keras yang pernah melalui sebuah perjuangan.

[Megawati-Soekarno]. Diakses dari Badan Kebudayaan Nasional
[Megawati-Soekarno]. Diakses dari Badan Kebudayaan Nasional

Pewaris Semangat Nasionalisme Soekarno

Kejatuhan Soekarno dari tampuk kekuasaan membawa masa-masa sulit bagi keluarganya. Meski begitu, situasi ini justru menjadi fondasi karakter Megawati, yang kelak terbukti dalam ketangguhannya menghadapi tekanan politik.

Awal karir sekaligus perjalanan Megawati adalah terjun ke dunia politik pada 1986 ketika bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Saat itu, PDI menghadapi krisis internal dan tekanan eksternal dari rezim Orde Baru yang otoriter. Bahkan saking terpuruknya PDI, partai ini menjadi posisi partai paling rendah popularitasnya di masa-masa intervensi tersebut sepanjang tahun 90-an. Megawati yang awalnya diragukan karena dianggap hanya mengandalkan nama besar ayahnya dan pandangan stereotip di masa itu, justru dapat menunjukkan keberanian dan integritas dalam menghadapi konflik internal partai.

Titik balik terjadi pada 1993, ketika Megawati terpilih sebagai Ketua Umum PDI.  Menghadirkan Ideologi yang pro kapital dan hak-hak manusia yang bertentangan dengan kekuasaan rezim. Mengetahui hal itu, tentunya  pemerintah Orde Baru yang dipimpin Soeharto mencoba menyingkirkannya melalui intervensi politik, yang memuncak pada peristiwa Kudatuli (Kudeta Dua Puluh Tujuh Juli 1996). Kantor PDI diserang, dan Megawati dihalangi untuk memimpin partai. Upaya demi upaya dilakukan rezim Orde Baru seperti upaya delegitimasi dengan pencabutan pengakuan terhadap kepemimpinan Megawati, intimidasi terhadap kader simpatisan Megawati, pembatasan aktivitas politik dan sampai membagi dua kubu PDI antara kubu Megawati dan non-Megawati yang dipimpin Soejadi (ketum PDI sebelumnya). Pemerintah mengakui fraksi Soejadi sebagai Partai yang sah, sedangkan pihak Megawati tidak diakui pemerintah ketika kedua fraksi ingin mengikuti pemilihan legislatif tahun 1997. Dalam tekanan rezim yang kita semua tahu yang adalah masa-masa kelam untuk bertentangan dengan pihak pemeritah, namun Megawati masih bertahan dalam perjuangannya. Hingga berakhir pada tahun 1998.

[Deklarasi Megawati]. Diakses dari Kompas.id
[Deklarasi Megawati]. Diakses dari Kompas.id

Kebangkitan Partainya di Bawah Kepemimpinan Megawati

Berbagai upaya-upaya intervensi tersebut justru memperkuat dukungan publik terhadapnya, akibat semangat mempertahankan integritas dan perjuangannya untuk membela kaum yang lemah melalui perjuangan politik. Tahun 1998 ketika rezim Orde Baru digulingkan, Megawati membentuk PDI Perjuangan sebagai wadah baru untuk melanjutkan perjuangan politiknya, sekaligus untuk memisahkan fraksi partai miliknya dengan yang dipihak pemerintah. Dukungan publik  ditunjukkan ketika kemenangan besar partai ini dalam Pemilu 1999, di mana PDI-P meraih suara terbanyak, menjadikannya salah satu kekuatan politik utama di era Reformasi. Perjuangannya yang tidak berhenti-henti membuahkan hasil dalam jangka waktu yang panjang. Akhirnya secara de-facto PDI-P diakui sebagai transformasi dari PDI yang lama. PDI-P menjadi sebuah Partai Politik terbesar di Indonesia dengan banyak memenangkan Pemilu, mengantarkan tokoh-tokoh penting bangsa ke kancah birokrasi negara, memiliki kekuasaan yang sangat berpengaruh dengan berkuasa di Legislatif dan Ekskutif selama bertahun-tahun.

Kontroversi di Masa Sekarang

Kepemimpinan Megawati di masa sekarang tidak lepas dari kontroversi. Gaya komunikasinya yang cenderung kaku dan tertutup kerap disalahartikan sebagai kurang responsif. Meski demikian, ia dianggap sebagai figur pemersatu yang mampu menjaga stabilitas politik di tengah gejolak Reformasi. Sebagai Ketua Umum PDI-P, Megawati tetap menjadi tokoh sentral hingga saat ini. Di bawah kepemimpinannya, PDI-P memenangkan Pemilu 2014 dan 2019, menjadikan Joko Widodo sebagai presiden. Hal ini menunjukkan bagaimana warisan politik Megawati terus berpengaruh, meskipun ia sudah tidak lagi memegang jabatan eksekutif.

Megawati Soekarnoputri adalah simbol keberanian perempuan dalam memimpin di dunia yang sering kali masih bias gender. Perjuangannya membangkitkan PDI-P dan keberaniannya mengambil keputusan besar saat berjuang menunjukkan bahwa kepemimpinan tidak ditentukan oleh gender, tetapi oleh visi, integritas, dan keteguhan hati. Di tengah kontroversi masa kini, Megawati tetap menjadi figur penting dalam politik Indonesia, dengan pengaruh yang melampaui generasinya.

Sumber referensi :

Detik.com. (2019, 23 Juni). Jejak perjuangan Megawati bersama PDI Perjuangan. Diakses dari https://news.detik.com/berita/d-4585243/jejak-perjuangan-megawati-bersama-pdi-perjuangan

Wikipedia. (n.d.). Megawati Soekarnoputri. Diakses pada 16 November 2024, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Megawati_Soekarnoputri

Kompaspedia. (n.d.). Megawati Soekarnoputri. Diakses pada 16 November 2024, dari https://kompaspedia.kompas.id/label/megawati-soekarnoputri

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kepulauan Riau. (n.d.). Profil dan perjalanan Megawati Soekarnoputri. Diakses dari https://dpk.kepriprov.go.id/opac/ebook/24ec7ddf-b433-4757-8f74-1f499e1d2170

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. (n.d.). Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Diakses dari https://fahum.umsu.ac.id/partai-demokrasi-indonesia-perjuangan/

Tempo.co. (2023, 10 Januari). HUT PDIP ke-51: Merunut sejarah PDI Perjuangan sejak 1927. Diakses dari https://www.tempo.co/politik/hut-pdip-ke-51-merunut-sejarah-pdi-perjuangan-sejak-1927-99565

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun