Mohon tunggu...
Belfin P.S.
Belfin P.S. Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang bapak yang makin tua dan bahagia

IG: @belfinpaians

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Guru Perlu Menguasai Bahasa Intruksi

26 Januari 2021   07:16 Diperbarui: 26 Januari 2021   07:44 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Contohnya:

1. Berilah dua contoh sikap ksatria!

2. Tuliskanlah perbedaan dan persamaan pasar tradisional dan pasar modern?

3. Tolong kumpulkan nanti siang di meja saya!

4. Tulislah sebuah esei tentang Transportasi.

5. Tuliskanlah sebuah tanda centang pada pilihan jawaban di kertas soal Anda!

Kelima contoh tadi merupakan contoh yang paling sederhana. Mungkin tanpa disadari, setiap kali guru memberikan instruksi (lisan maupun tulisan), guru kurang memperhatikan efisiensi dan efektivitas kalimat. 

Pada kalimat nomor satu, kata "beri" itu tidak logis pada soal ujian karena tidak memungkinkan siswa untuk memberikan dua contoh sikap ksatria, melainkan harus menuliskan. Pada kalimat nomor dua, terdapat ketidakjelasan jumlah permintaan soal. Kalau siswa hanya menuliskan satu saja, jangan menyalahkan jawabannya. 

Kalimat ketiga juga mengandung kesalahan yang sama. Ketidakjelasan tempat dan waktu. Ada ukuran relatif yang digunakan pada instruksi ini. Jika ternyata siang menurut guru adalah pukul 12, jangan salahkan siswa jika mengumpulkannya pada pukul 1 siang. Begitu juga dengan tempatnya. Jika ternyata siswa tidak mengumpulkan tepat waktu karena tidak mengetahui tempat pengumpulannya, jangan salahkan siswanya. 

Kalimat keempat juga mengalami hal yang sama. Instruksi yang diberikan terlalu luas. Tidak ada penjelasan instruksi yang mudah untuk diikuti. Misalnya, transportasi yang bagaimana, apakah tentang perkembangan transportasi, kecelakaan di jalan, dsb. Apakah esei itu ditulis dalam satu lembar atau berlembar-lembar? 

Kalimat kelima mengandung instruksi yang terlalu panjang dan tidak sederhana. Maksud yang diinginkan sebenarnya hanya membubuhkan tanda centang pada jawaban yang benar. Mengapa tidak ditulis dengan kalimat "Bubuhkanlah tanda centang pada jawaban yang paling benar!"? Mudah, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun