Mohon tunggu...
Belfa Yulita Nur Asifah
Belfa Yulita Nur Asifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM: 43122010161 Fakultas: Ekonomi dan Bisnis Program Studi: Manajemen Dosen Pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Penerapan Etika Bisnis

13 April 2023   22:10 Diperbarui: 13 April 2023   22:15 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Dalam sebuah perusahaan, baik pengusaha, atasan, maupun karyawan biasa (staff) patut menjunjung tinggi etika dalam berbisnis. Seperti contoh, untuk seorang atasan, mereka hendaknya bisa menegakkan keberanan dan keadilan untuk seluruh bawahannya hingga klien yang akan mereka temui.

            Selanjutnya untuk seorang bawahan atau karyawan biasa, mereka hendaknya menjunjung tinggi sikap kejujuran, serta kesetiaan terhadap perusahaan. Sikap tersebut harus diimplementasikan saat mereka bersosialisasi dengan sesama rekan kerja, sampai dengan pihak luar perusahaan.

            Etika bisnis merupakan seni dan bentuk disiplin dalam mempraktikkan prinsip-prinsip etika untuk mengkaji dan menyelesaikan masalah-masalah moral yang rumit. Etika bisnis dapat pula dikatakan sebagai etika khusus (terapan) yang pada awalnya berkembang di Amerika Serikat. Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis menyinari segi-segi moral dalam perilaku manusia serta peraturan-peraturan yang memiliki profesi di bidang bisnis dan manajemen. Maka dari itu, etika bisnis dapat dipandang sebagai upaya untuk merumuskan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip etika dibidang hubungan ekonomi antar manusia.

            Etika bisnis memiliki teori yang secara umum memaparkan tentang bagaimana perilaku dalam berbisnis yang sesuai dan berkenan dengan norma. Teori-teori tersebut antara lain:

  • Teori Keutamaan
  • Ialah keutamaan melihat dari bagaimana seseorang bersikap dan berbuat. Perilaku baik seseorang akan menimbulkan watak dan karakter yang baik juga secara moral.
  • Teori Hak
  • Teori tersebut memaparkan tentang sesuatu yang patut dan harus diperoleh seirang individu, sehingga apabila dilihat dari sisi bisnis, semua keputusan yang diputuskan oleh perusahaan tidak melanggar hak karyawan atau pekerjanya.
  • Teori Deontologi
  • Teori tersebut menekankan perihal kewajiban seseorang untuk berperilaku selaras dengan tanggung jawab yang diberikan. Contohnya seseorang yang bekerja dalam sebuah perusahaan dan diberi tugas untuk menangani pemasaran produk, maka selaras dengan teori deontologi dalam etika bisnis, seseorang tersebut harus melakukan tugas tersebut dengan baik.
  • Teori Teleologi
  • Teori ini berpendapat bahwa bisnis yang etis ialah bisnis yang berhasil melahirkan keseimbangan dengan baik hingga tercapainya tujuan akhir. Atau dalam kata lain, teori ini berdasarkan dengan konsep kebaikan.

            Dalam etika bisnis, dapat memberi hasil beberapa standar-standar baru untuk melakukan aktivitas bisnis, yang artinya tidak ada halangan perihal apa saja yang boleh dilakukan maupun yang tidak boleh dilakukan untuk membantu langkah bisnisnya. Dalam etika berbisnis, juga mempunyai beberapa prinsip, antara lain yaitu:

  • Jujur (Honesty)
  • Dalam lingkungan bisnis, adanya transparasi kejujuran juga wajib diimplementasikan dalam bersikap. Jujur dalam konteks bisnis ini memiliki arti sebagai niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi proses transaksi. Proses memilih atau mendapat komoditas pembangunan maupun dalam proses usaha mencapai keuntungan. Melalui prinsip kejujuran ini, maka etika bisnis sangat menjaga dan berlaku sebagai pencegahan terhadap kemungkinan adanya kerugian pada salah satu pihak yang melakukan transaksi, perjanjian atau Kerjasama dalam bisnis.
  •  Seperti contoh adalah saat menjalankan proses transaksi jual beli, maka langkah yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur yang berlaku di perusahaan,hal lainnya ialah saat melaporkan laporan keuangan yang juga harus didasari kejujuran dan transparan. Adapun etika yang menjunjung tinggi kejujuran dalam interaksi, contohnya jangan memberi keterangan palsu tentang perusahaan hanya untuk menarik simpati klien.
  • Otonomi
  • Seperti yang diketahui, kecakapan seorang pengelola bisnis ketika mengambil sebuah keputusan haruslah baik. Prinsip otonomi melihat hal tersebut sebagai kedaulatan perusahaan seutuhnya. Sehingga, visi dan misi yang telah dirancang dapat membawa dampak baik bagi kesejahteraan karyawan maupun pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan tersebut. Prinsip otonomi melihat bahwa perusahaan secara bebas memiliki kekuasaan sesuai dengan bidang yang dilakukannya dan pelaksanaannya melalui visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang dipilih perusahaan hendaknya diarahkan untuk mengembangkan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan khalayaknya.
  • Integritas
  • Etika harus mengutamakan integritas perusahaan maupun pemimpinnya. Sehingga jangan sampai semua proses bisnis yang dijalankan tidak mematuhi prinsip dasar perusahaan hanya untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya.
  • Tanggungjawab (Responsibility)
  • Selain menerima kehendak bebas, segala sesuatu bentuk tindakan dan perilaku yang dilakukan oleh pelaku bisnis harus bisa dipertanggungjawabkan.
  • Loyalitas
  • Dalam etika bisnis, harus menjaga dan melindungi rahasia perusahaan dari berbagai kepentingan pribadi. Contohnya, seseorang tidak diperkenankan membocorkan keburukan perusahaan apabila sedang bersosialisasi dengan orang lain hanya karena ingin meraih keuntungan pribadi. Prinsip tersebut juga harus tetap dipegang meskipun seorang karyawan itu sudah tidak lagi bekerja di dalam perusahaan.
  • Keadilan
  • Seluruh pekerja, baik atasan hingga bawahan atau karyawan, tidak membawa kekuasaan secara sewenang-wenang, berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa melihat posisi, status dan jabatan.
  • Berkomitmen Terhadap Kesempurnaan
  • Setiap etika harus dilakukan sesempurna mungkin untuk mencapai tujuan bisnis. Masing-masing tugas yang diberikan harus dikerjakan dengan betul-betul semaksimal mungkin tanpa ada kekurangan sedikitpun.
  • Saling Menguntungkan
  • Dalam dunia bisnis, semua pihak yang terpaut harus saling diuntungkan. Seperti produsen yang dapat diuntungkan dengan bayaran yang didapatkan, lalu pembeli atau konsumen yang mendapatkan keuntungan dari kualitas produk yang didapatkan.
  • Equilibrium
  • Sehubungan dengan otonomi pelaku bisnis, semua keputusan yang dipilih juga harus seimbang. Atau dalam kata lain, perusahaan tidak boleh berat sebelah dalam memutuskan sesuatu. Contohnya memberi bayaran sesuai kontrak dan partisipasi karyawan, pelayanan atau service yang baik dan tidak membeda-bedakan konsumen, dan lain sebagainya.
  • Menjaga Kehormatan Orang Lain
  • Etika di dalam berbisnis, harus dapat menghormati orang lain. Baik seorang karyawan atau perusahaan harus dapat menjaga privasi, hak, martabat dan kepentingan orang lain termasuk klien.

            Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah dijaabrkan tersesbut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan daripada etika bisnis sendiri adalah agar kita menyerukan kesadaran dalam bermoral dan memberikan batasan-batasan para pelaku bisnis (stakeholder) untuk melaksanakan good business dan tidak melakukan monkey business atau dirty business yang dapat mengakibatkan kerugian dari berbagai pihak yang terkait dalam bisnis tersebut.

            Tanpa disadari, permasalahan mengenai pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa saja dan kerap kali terjadi pada masa kini. Berbagai hal  berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis yang sering dilakukan oleh para pebisnis yang tidak memiliki tanggungjawab di Indonesia. Berbagai hal tersebut merupakan wujud dari persaingan yang tidak sehat oleh para pebisnis yang ingin mendominasi pasar. Selain untuk mendominasi pasar, factor lain seperti untuk memperluas bagian pasar serta mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya juga merupakan wujud pengaruh para pebisnis yang melakukan pelanggaran etika.

            Ketika menjalani bisnis yang sedang digeluti agar dapat tetap berjalan dengan baik, tentunya mengaplikasikan prinsip-prinsip etika bisnis sangat krusial untuk dilaksanakan. Dikarenakan berawal dari kebiasaan kecil tersebut dapat menjadi usaha menghindari jeratan-jeratan pasal dalam menjalankan bisnis. Agar dapat dipahami, berikut merupakan beberapa contoh kasus pelanggaran dan kejahatan etika bisnis perusahaan.

  • Pelanggaran dalam Etika Berbisnis Lembaga Pers
  • Salah satu kasus pelanggaran etika bisnis yang kerap kali ditemukan ialah kasus suap menyuap dan korupsi. Contohnya adalah kasus suap antara seorang pejabat dengan seorang jurnalis. Pejabat terseebut berusaha memberi uang tutup mulut kepada jurnalis untuk menutupi skandal yang diperbuatnya. Bagaimanapun juga seorang jurnalis berada di bawah lembaga pers, sehingga hal tersebut bisa menjadi contoh kasus pelanggaran etika bisnis dalam sebuah perusahaan.
  • Pelanggaran dalam Etika Bisnis Perusahaan Barang
  • Kasus berikutnya terjadi pada saat dunia dilanda wabah pandemic COVID-19, yang mana pada saat tersebut banyak oknum toko e-commerce yang dengan sengaja membeli masker medis dalam jumlah yang sangat banyak, kemudian mereka menimbun masker tersebut dan menjualnya dengan harga yang sangat tinggi. Hal tersebut adalah salah satu tindakan yang hanya menguntungkan satu pihak saja, sementara pihak lain dirugikan. Kasus tersebut termasuk pelanggaran karena tidak sesuai dengan salah satu prinsip etika bisnis, yaitu equilibrium. 

Dokpri
Dokpri

            Jika dilihat dari banyaknya pelanggaran atau kejahatan (konflik) yang terjadi antar perusahaan maupun pihak-pihak di dalamnya dapat memberi asumsi bahwa ada hal-hal yang memberi pengaruh terhadap etika bisnis, diantaranya adalah:

  • Pressure atau tekanan yang diperoleh akibat persaingan competitor
  • Kesalahan yang terjadi pada system operasional
  • Kondisi ekonomi yang dihadapi
  • Pengetahuan masing-masing individu akan etika bisnis
  • Demand atau permintaan pasar yang bertolak belakang dengan kesanggupan perusahaan.

            Etika dalam bisnis internasional adalah hal yang sudah sering didengar, yang mana sekarang kehidupan sudah memasuki era globalisasi ekonomi, aktivitas ekonomi melingkupi seluruh dunia, sehingga hampir seluruh negara tercantum dalam pasar internasional. Internasionalisasi bisnis yang kian mencolok saat ini juga menampilkan aspek etis yang baru. Bukan hal yang baru apabila pada tahun-tahun terakhir ini diberikan pula perhatian khusus kepada aspek-aspek etis dalam bisnis internasional. Seseorang yang mengetahui persis prakteknya dalam bisnis internasional, maka besar peluang ruangnya akan berjalan lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun