Batu bara merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar di dunia. Pembakaran batu bara menghasilkan karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (NOx) yang terperangkap di atmosfer dan menyebabkan pemanasan global.
Dampak jangka panjang dari perubahan iklim ini sangatlah serius dan kompleks, meliputi:
Kenaikan Permukaan Laut: Mencairnya es di kutub dan gletser akibat pemanasan global menyebabkan kenaikan permukaan laut. Hal ini dapat menenggelamkan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, dan infrastruktur penting, serta mengganggu kehidupan jutaan orang.
Perubahan Pola Cuaca: Perubahan iklim menyebabkan perubahan pola cuaca ekstrem, seperti kekeringan berkepanjangan, banjir besar, badai dahsyat, dan gelombang panas. Kejadian ini dapat menyebabkan gagal panen, kelaparan, krisis air, dan kerusakan infrastruktur.
Gangguan Ekosistem: Perubahan iklim dapat mengganggu keseimbangan ekosistem di berbagai wilayah. Gelombang panas dan kekeringan dapat menyebabkan kematian flora dan fauna, mengubah habitat alami, dan mengganggu rantai makanan.
Krisis Air
Penambangan batu bara seringkali dilakukan di daerah dengan sumber air terbatas. Aktivitas penambangan ini dapat mencemari air tanah dan air permukaan dengan limbah berbahaya, seperti logam berat, asam, dan bahan kimia. Hal ini dapat menyebabkan kelangkaan air bersih dan membahayakan kesehatan manusia.
Dampak jangka panjang dari krisis air ini meliputi:
Kekurangan Air Bersih: Krisis air dapat menyebabkan kekurangan air bersih untuk kebutuhan minum, memasak, dan sanitasi. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit yang disebabkan oleh air yang terkontaminasi.
Konflik Air: Persaingan untuk mendapatkan sumber air yang terbatas dapat memicu konflik antara masyarakat, komunitas, dan bahkan negara.
Dampak Ekonomi: Krisis air dapat menghambat kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industri, dan pariwisata.