Banyak persoalan dan kendala untuk menanggulangi banjir, seperti sengketa lahan pinggir sungai yang ingin dinormalisasi, penolakkan relokasi warga yang terdampak banjir, aksi gugatan warga dan lain-lain.
Tentu apa yang dilakukan Anies merupakan bentuk dari upaya menciptakan kesalahan terhadap pihak lain.
Apa maksud dan tujuan Anies sebagai Cagub ke lokasi banjir berdialog hingga basah-basahan diguyur hujan?
PERTAMA, Kedatangannya adalah sebagai calon gubernur (Cagub) DKI Jakarta, tentu publik menilai apa yang dilakukannya adalah bagian dari pencitraan yang nyata, cari muka atau untuk memperlihatkan ke warga bahwa apa yang dikerjakan petahana terkait masalah banjir dianggap gagal sehingga kehadirannya adalah solusi terbaik untuk mengatasi banjir tersebut.
Namun, Anies lupa bahwa ada beberapa titik langganan banjir yang sudah akut mampu teratasi dengan baik sehingga titik-titik banjir yang terjadi sekarang hanyalah salah satu bagian kecil untuk membangun opini gagal total secara keseluruhan atas kemunculannya seperti foto dibawah:
KEDUA, Apa yang didengungkan selama ini soal gagasan dengan membangun manusia sudah diwujudkan dengan kehadirannya ditengah guyuran hujan dan berdiri diketinggian air yang merupakan bagian dari gagasan yang sudah direncanakan sebelumnya dan membangun manusia dengan contoh dialog diatas.
Gagasan dengan membangun manusia yang dibanggakan Anies sudah dipraktekkan dengan memberi pesan dialog kepada Irwan sebagai Ketua RW yang jauh dari unsur positif, malah lebih berunsur mendeskreditkan petahana.
Begitupun, apa yang dilakukan Anies dengan cara terjun ke lapangan basah-basahan diguyur hujan merupakan bagian dari bentuk kerja, kerja, kerja “Pencitraan” yang selalu ditentangnya dalam setiap kesempatan.
Jadi, Kolaborasi antara gagasan dan kerja yang ditunjukkan Anies cukup berimbang seperti slogan yang pernah disinggung “banyak bekerja banyak bicara”.
KETIGA, Kedatangan Anies di lokasi banjir akan dijadikan materi debat mendatang untuk menyerang petahana, bahwa banjir Jakarta masih terjadi.