Juli 2024: -0,18%
Agustus 2024: -0,03%
September 2024: -0,12%
Pada bulan September 2024, deflasi tercatat sebesar 0,12%, meningkat dari angka deflasi Agustus yang hanya 0,03%. Secara tahunan, Indeks Harga Konsumen (IHK) menunjukkan inflasi 1,84%, menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mencapai 2,12%.
Deflasi ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat sedang dalam kondisi tidak baik. Seperti yang diungkapkan oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), deflasi yang berkepanjangan ini adalah indikasi yang jelas dari melemahnya daya beli masyarakat. Senior Ekonom INDEF, Didik J. Rachbini, menegaskan bahwa meskipun deflasi dapat terlihat menguntungkan bagi konsumen karena harga yang lebih rendah, kondisi ini sebenarnya mencerminkan masyarakat untuk membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Penyebab Deflasi di Indonesia
1. Penurunan Permintaan Agrega
Salah satu penyebab utama deflasi adalah penurunan daya beli masyarakat, yang mengakibatkan penurunan permintaan barang dan jasa. Ketika masyarakat mengalami kesulitan ekonomi, mereka cenderung mengurangi pengeluaran, sehingga permintaan terhadap produk menurun. Penurunan permintaan ini langsung berdampak pada harga, yang cenderung turun sebagai respons dari produsen untuk mendorong penjualan.
2. Kelebihan Pasokan
Dalam hal ini apabila tidak seimbang dengan peningkatan permintaan menciptakan kelebihan pasokan di pasar. Ketika produsen terus memproduksi meskipun permintaan menurun, stok barang akan menumpuk. Untuk menghindari kerugian akibat barang yang tidak terjual, produsen sering kali menurunkan harga jual, yang berkontribusi pada terjadinya deflasi.
3. Penurunan Biaya Produksi