Berdasarkan catatan sejarah, bencana geologis di Aceh terjadi berkesinambungan dalam rentetan tahun 1797, 1891, 1907, serta bencana tsunami dengan kerugian paling masif pada tanggal 26 Desember 2004. Bencana tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 mengakibatkan jumlah korban dan kehancuran di luar yang mampu dibayangkan.
Â
Sebuah bangunan sakral dengan luas 2.500 m2  telah didirikan di Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh empat tahun  setelah bencana tsunami melanda kota ini dan beberapa kota yang ada disekitarnya. Bangunan ini dibangun sebagai pengingat simbolis bagi masyarakat Aceh serta seluruh dunia tentang kejadian yang pernah meluluhlantahkan Kota Serambi Mekaah ini.Â
Dalam konteks psikologis, Museum Tsunami Aceh memiliki potensi untuk memengaruhi pemulihan psikososial dengan mengenang bencana dan menjaga sejarahnya. Seluruh aspek yang dihadirkan sebagai bagian museum ini adalah representasi memori para saksi nyata peristiwa tsunami yang menggoreskan berjuta luka tak tertangguhkan tersebut. Museum ini juga merupakan bentuk nyata kehebatan Tuhan Yang Maha Esa dalam mengajarkan kepada manusia bahwasanya Tuhan telah menciptakan manusia dengan kesempurnaan akal untuk dapat menemukan hikmah atas segala bentuk peristiwa yang ditimpakan kepadanya.
Â
Pada tanggal 7 September 2023, sebanyak 95 orang mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Syiah Kuala yang sedang mengambil Mata Kuliah Psikologi Bencana telah melakukan kunjungan ke museum ini sebagai bagian salah satu proses pembelajaran yang harus diikuti dalam mata kuliah. Museum tsunami adalah bangunan empat lantai yang dirancang oleh arsitek Indonesia bernama Ridwan Kamil. Desain museum ini dirancang bernafaskan kebudayaan Aceh yang dilengkapi dengan nuansa ketakutan, kesedihan, dan harapan para korban setelah terjadinya tsunami.
Pada saat memasuki museum ini, anda akan menemukan sebuah lorong gelap, dipenuhi suara suara gemuruh, dan percikan air seperti hujan gerimis yang akan membawa pengunjung merasakan suasana Minggu pagi, 26 Desember 2004 ketika tsunami terjadi.
Â
Setelah melewati lorong tsunami, anda akan tiba pada Ruang Renungan yang di dalamnya ditampilakan bagaimana masyarakat berjuang menghadapi dampak fisik yang ditimbulkan pasca terjadinya bencana tsunami. Di sebelah kanan ruangan ini juga terdapat pintu dengan tangga yang menjadi jalur evakuasi apabila terjadi bencana.
Â