Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayah di Ambang Ragu

12 Desember 2024   19:39 Diperbarui: 12 Desember 2024   19:39 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menggeleng, penasaran sekaligus skeptis.

"Dia tetap ada. Dia tetap mencoba, meskipun sering merasa gagal. Karena itulah tugas seorang ayah, Danar. Bukan jadi sempurna, tapi jadi hadir."

Kata-kata itu menamparku. Aku terdiam cukup lama, mencoba mencerna apa yang beliau katakan.

---

Malam berikutnya, aku mencoba sesuatu yang berbeda. Saat Arsa menangis di tengah malam, aku tidak langsung menyerahkannya kepada Anisa atau ibu mertua. Aku menggendongnya, meskipun tangannya terus meronta. Aku menyanyikan lagu yang dulu sering ayah nyanyikan untukku.

"Tidurlah sayangku, malam menjelang..." suaraku terdengar gemetar, tetapi aku terus bernyanyi.

Perlahan, tangisannya mereda. Aku merasa sesuatu yang hangat mengalir di dadaku. Untuk pertama kalinya, aku merasa... cukup. Bukan sempurna, tapi cukup.

Saat Arsa akhirnya tertidur kembali, aku menatapnya lama. "Maaf ya, Nak. Ayah belum sempurna, tapi ayah akan terus belajar buat kamu."

Dari sudut kamar, Anisa berdiri dengan mata berkaca-kaca. Dia mendekat dan menyentuh lenganku. "Mas... terima kasih," katanya lirih.

Aku balas menatapnya, lalu menggenggam tangannya erat. "Kita jalanin ini bareng-bareng, ya. Aku nggak akan ninggalin kamu dan Arsa."

Di malam yang sunyi itu, untuk pertama kalinya, aku merasa bebanku sedikit lebih ringan. Aku tidak sendiri. Kami akan melalui ini bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun